cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Di perjalanan Arya dan Aulia tidak berbicara, sampai ada di daerah dekat pasar yang dia lewati tadi.
"Mas berhenti disana ya?. " Tunjuk Aulia ke sebuah dealer kendaraan second. "
Arya sebenarnya amu bertanya tapi dia diam saja. Takut membuat Aulia tersinggung. Dia juga takut kalau Aulia sakit lagi.
"Permisi."Ucap Aulia pada pegawai dealer itu.
" Saya mau tanya kalau aku mau beli kendaraan yang didepan itu, memang seharga segitu?. "
"Iya."
"Ada potongan atau bonus tidak?. "
"Kalau yang didepan itu tidak ada, tapi kalau yang ini ada.Nanti dapat jaket, helm dan service gratis. "
"Ini masih baru ya?. " Tanya Aulia sedikit bingung.
Kalau yang disana keluaran lama dan kalau yang sebelah sini hasil dari tarikan leasing. "
"Nanti keduanya bisa dikredit kok, asal dokumennya siap. "
"..... "
"Mas Arya, kamu pilih mana menurut kamu?. "Tanya Aulia pada suaminya yang masih terdiam.
" Kalau menurut aku sih kendaraan punyaku masih bagus. "
"Nanti kendaraan kamu juga sudah tidak bisa dipakai jarak jauh. Cuma sekitar sini.Kalau kamu pinjam terus tidak enak dengan yang lain. "
"Kalau aku lebih suka yang itu?. " Tunjuk Arya pada kendaraan yang lumayan bagus dan harganya sekitar lima juta. "
"Aku beli yang itu kak, kalau ini aku bayar cash tiga juta dan yang dua juta transfer bisa?. "
"Tentu, kebetulan hari ini ada diskon sebesar sepuluh persen. Jadi kalau beli cash tinggal bayar empat juta."
"Baiklah, buatkan Notanya sekarang !."
"Aulia membeli kendaraan itu. Dia membayarnya secara penuh. Arya begitu kaget mengetahui hal ini. Aulia cuma berkata" Nanti kita bicarakan di rumah mas. "
Arya mengangguk.
"Kak, kendaraan itu biar dia ini dulu.Nanti diambil suamiku ini. "Ucap Aulia pada pegawai itu.
Sesampainya dirumah Aulia merasa sangat mengantuk, bahkan dia belum sempat berbicara dengan Arya suaminya.
" Mas, kamu ambil kendaraan yang tadi dan ajak seseorang. Ini nota pembeliannya. Kamu bisa membawanya jika nanti ada pergantian pegawai. "
Arya hanya mengangguk, dia sebenarnya mai bertanya pada istrinya. Namun saat melihat Aulia tertidur dia merasa kasihan kalau Arya membangunkan istrinya yang tertidur dengan lelapnya.
Arya pergi ke tempat temannya, dia meminta bantuan temannya itu untuk kembali ke dealer tadi.
"Abar, aku mau minta tolong antarkan aku ke suatu tempat yuk!. "
"Boleh, aku juga baru malas nih. Mau pergi tidak ada tujuan. Siapa tahu disana ketemu cewek cantik. "
Sesampai di dealer tadi, kendaraan yang dibeli sudah tidak dipajang lagi. Namun dipindahkan di dekat karyawan bagian pengambilan.
Arya. memberikan bukti pembelian barang itu dan membawanya pulang.
saat Arya pergi ke dealer, Aulia bermimpi tentang kejadian didalam rumah ibunya. Dia melihat kalau dirinya itu sedang kerasukan dan melihat wajah orang disana.
Ibunya Hanum terlihat Sangat cantik, namun saat melihat kakaknya Rindu dia terlihat begitu menakutkan.Didalam mimpinya Aulia melihat kak Rindu memeluk seorang bayi denga wajah bersembunyi dibalik bayinya.
Di sekeliling kak Rindu ada kabut hitam pekat.Dia berjalan tempat ibunya yang sedang memasak.Dia berkata "Sudah cukup. "
Aulia menatap keduanya dengan bingung.Dalam mimpinya Aulia seperti melihat video dengan jelas.Matanya tiba-tiba terbangun dia masih mengingat semuanya dengan kelas.
Arya melihat suaminya pulang dari dealer dengan membawa kendaraan.Beberapa tetangga melihatnya dengan iri.
"Mas, kendaraan mas yang lama itu nanti biar untuk ke sawah saja.Kalau yang baru itu untuk kerja saja. "
"Mas, kalau bisa aku mau sesuatu dari mas Arya. "
"Besok kita bisa menginap di tempat ibu dan temani aku ke kamar milikku disana. "
"Aku tadi masih ketakutan saat masuk disana."
"Baiklah, aku mau ke sawah kemungkinan besok mau cari traktor buat sawah dan beli benih padi yang sudah jadi."
"Uang mas untuk beli pupuk tadi masih sisa dua ratus ribu. Nanti rencananya mau cari pinjaman dulu. "
"Memangnya untuk membayar traktor masih kurang berapa?. " Tanya Aulia.
"Belum tahu, ini mau cari dulu dan tanya-tanya. Mas kan baru mulai jadi petani amatir. " Ucap Arya sambil tertawa.
"Nanti bilang saja sama Aulia, siapa tahu kau ada uangnya. "
".... "
"Mas, aku tahu kamu mau menanyakan banyak hal. Aku juga, nanti setelah kamu ke sawah kita bicara ya. " Ucap Aulia sambil mengangguk.
Arya pergi dengan peralatannya ke sawah.Berita tentang Arya yang menyewa sawah satu sanggan dan membeli kendaraan menjadi pembicaraan para tetangganya.
Aulia yang sedang sibuk di dapur tidak mengetahui tentang semuanya ini. Dia masih memikirkan tentang mimpi dan kejadian dirumah ibunya.
Entah apa yang sebenarnya terjadi. Kebenaran mana yang harus dia pilih.Hatinya gelisah kesana kemari. membuat Aulia melamun.
"Aulia, kamu kenapa kok diam saja didepan kompor, itu lihat makanan kamu itu hampir gosong. "Ucap Ibu Ningrum.
"Maaf bu, tadi Aulia melamun.Kapan ibu datang?. "
"Baru saja, ibu datang. Didepan ada kendaraan baru milik siapa itu?. "
"Milik kami bu, kendaraan lama nantinya akan digunakan untuk ke sawah saja."
"Aulia ibu mau bicara sama kamu.... "
"Sebentar, biar aku taruh sayur dan lauknya dulu. " Ucap Aulia.
Aulia menghampiri ibu Ningrum yang sudah menunggu dia selesai.
"Ibu sudah makan?. "
"Sudah, tadi ibu buat sayur singkong dan sambal saja. "
"oh."
Aulia kembali ke ruang makan dan menaruh makanan ke rantang susun.Kebetulan hari ini dia baru saja membuat ayam goreng lebih. "
"Aulia, begini. Ibu dan ayah kamu sudah tua. Jadi kalau satu petak sawah itu biar dikerjakan ayah mertuamu bagaimana?. "
"Bu, nanti tidak usah khawatir.Kalau ayah mau membantu mas Arya mengelola sawah itu, justru Aulia senang."
"Nanti rencana Aulia, kalau menanam padi ini berhasil. Kita tidak akan kekurangan beras lagi. Jadi ibu tidak usah meminta nanti kita lihat hasilnya dulu. "
"Perkataan ibu nanti biar Aulia yang katakan pada Arya."
".... "
"Sebetulnya, aku sudah bicara sama Arya.Dia bilang kamu yang memutuskan semuanya.Semua itu milikmu. "Ucap ibu Ningrum.
"Kalau ayah mau mengerjakan, lakukan saja.Sewanya juga satu tahun.Nanti biar aku bicarakan dulu sama mas Arya. "
"oh, ya. Biasanya kalau beli barang baru itu melakukan slametan. Biar nanti tidak terjadi apapun."
"Biasanya, habis berapa ya bu?."
"Kalau kamu percaya pada ibu biar nanti aku yang belanja kebutuhan acara ini,dan besok pagi kita bagikan pada tetangga sebelum Arya berangkat kerja. "
"Itu antara tiga ratus sampai lima ratus. Kamu punya berapa biar seadanya. "
Aulia mengambilkan uang sejumlah yang ibu minta untuk acara yang dimaksud mertuanya itu. Sebenarnya dia tidak peduli pada untuk urusan ini.
Setelah berbicara dengan Aulia menantunya, dia pulang sambil membawa satu rantang sayur dan lauk pemberian Aulia itu.