NovelToon NovelToon
Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Si Mujur
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Layli Dinata

Hubungan Inara dan Artha harus kandas karena perselingkuhan Artha. Padahal mereka sudah mau menikah.

Malu pernikahan batal, Inara terpaksa menyetujui perjanjian dengan Argha, kakak Artha demi untuk membalas Artha dan tidak mempermalukan orang tuanya.

Inara kalah dengan perasaannya. Ia jatuh cinta pada suaminya yang misterius. Hanya saja, dendam Argha membuat Inara merasa rendah diri. Dan godaan Artha selalu datang pada mereka.

Akankah Argha dan Inara bisa bersatu, atau masa lalu Argha akan terus membuat jarak di antara mereka dan memilih berpisah demi kebaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Layli Dinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 6 Terbaik

Inara menundukkan kepala. Menarik tangannya dari lengan Argha. Air matanya menetes begitu saja. Bahkan, bahunya kini bergetar. Bukankah seharusnya ia senang? Namun, kenapa harus menangis? Sisi baik dalam diri Inara tak membenarkan. Ia bukanlah gadis murahan yang dengan entengnya mengatakan kalimat seperti itu. Jujur saja, penghianatan Artha sudah sangat memukulnya, tetapi bukan karena itu juga ia menangis. Namun, menikah dengan orang yang tidak ia cintai dan tidak mencintainya adalah catatan buruk dalam hidupnya. Yang menganggap pernikahan sebagai bahan permainan.

Tanpa mereka sadari, percakapan mereka diabadikan oleh seseorang. Dan orang itu pergi dengan membawa buktinya.

Argha mengusap punggung Inara yang bergetar. Sebagai pria yang gentle, sekan memiliki kewajiban untuk menenangkan calon istrinya yang menangis.

“Jangan menangisi Artha, dia pantas mendapatkannya,” hibur Argha.

Inara mengangkat wajahnya. “Kalau saya memiliki dendam yang begitu besar, itu, sih wajar, Pak. Saya dihianati. Tapi, membalas buruk perlakuan orang itu tidak dibenarkan. Orang tua saya sering mengatakan ini.”

Argha ternganga, Inara benar-benar gadis unik dengan segala kerandomannya. Bahkan, gadis itu gampang sekali berubah-ubah pikirannya. Meski seperti itu, ia merasa tersentil. Inara memang gadis yang lugu. “Bukankah sejak kemarin kamu yang pingin balas dendam?”

Inara mengangguk, mirip seperti kucing yang manja. “Tapi, saya takut dapat dosanya.”

Kepala Argha mendadak pening. Ia menghirup udara dalam-dalam. Satu hari bersama Inara, kepalanya seakan ingin pecah.

“Terus, kenapa Bapak kaya enggak suka banget sama Mas Artha? Bukankah kalian kakak beradik? Harusnya kalian saling mencintai, kan?”

Argha terdiam. Wajahnya berubah datar. Inara kelabakan, merasa apakah ia telah salah bicara?

“Bukan urusan kamu! Kamu pikir, siapa yang tidak marah kalau dituduh sebagai seorang Gay?”

“Ha? Memangnya tidak, kah?”

“Inara,” desis Argha membuat Inara meringis.

“Maaf, Pak. Salah.”

Argha memalingkan wajahnya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

‘Sebenarnya dia tampan, sih. Cuma memang mukanya selalu lempeng. Coba kalau senyum, pastii manis. Apa dia memang gak Gay? Tapi, masa dia nolak pesona Mbak Diana yang aduhai kaya gitu? Dan malah milih mau nikahin aku? Ah, aku yakin, ini hanya alibi dia doang buat nutupin semuanya.’

“Pak,” panggil Inara hati-hati.

“Hm.”

“Em, apa pernikahan kita adalah sebuah pernikahan kontrak?”

“Apa itu nikah kontrak?” Argha justru terlihat kesal, ia pergi begitu saja, meninggalkan Inara yang ternganga.

.

***

“Tahu gak, kalau Inara itu malah mau nikah sama Pak Bos. Dia putus sama Pak Artha, gila gak, tuh? Gak tahu diri banget, kan?”

“Eh, yang bener?”

“Iya. Banyak kok yang bilang gini.”

Inara yang sedang membawa nampan berisikan makan siangnya terdiam, melihat sekeliling yang asyik menggunjingnya itu.

“Sudah, sudah! Kalian semua itu tidak tahu apa-apa! Bergosip saja!” tegur Reyhan, teman baik Inara. Semuanya diam mendengar tegurannya. Kondisi kantin kembali hening.

Reyhan menghampiri Inara. Pria berambut cepak itu langsung menghampiri Inara. Mengambil alih nampan yang Inara bawa. “Biar aku bawain. Duduk,” titahnya dengan lembut.

Inara dengan mata berkaca-kaca duduk dengan menundukkan kepala. Sebelumnya ia tak begitu mempermasalahkan ini, entah mengapa, hari ini ia begitu sangat sensitif.

“Udah, enggak usah sedih. Ceritain sama KU, kenapa anak-anak bisa bilang kaya gitu tentang Kmu?” Reyhan mulai memakan nasinya, seraya menunggu Inara memeberinya penjelasan. “Kemarin kamu juga gak pulang ke kost-an, kan?”

Inara mengangguk. Ia menyeka air mata yang menggantung. “Aku … aku akan cerita tapi enggak di sini.”

Reyhan mengangguk. “Oke. Pulang kerja nanti, aku anter kamu pulang, sekalian kita ngobrol ini.”

Inara melebarkan senyuman. “Makasih, Rey.”

“Its, okay. Oh, ya. Ngomong-ngomong, kakimu kenapa begitu?”

“Ceritanya panjang.”

Reyhan mengerti. Ia tak akan memaksa Inara untuk mengatakan semuanya sekarang ini. Ia juga yakin, Inara tak mungkin melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas.

“Rey.”

Reyhan mengangkat wajahnya, tatapannya begitu lembut. Menunggu kalimat Inara selanjutnya.

“Pulang nanti, kita jengukin  Mili ya?” pinta Inara penuh dengan harap. Dan Reyhan memberikan anggukan. Inara akan berbagi kisahnya dengan kedua temannya ini. Ia yakin, dengan berbagi, akan mengurangi rasa sedihnya selama ini.

“Lain kali, kalau ada apa-apa, bilang sama aku, Nar. Jangan apa-apa dipendem.”

Inara mengangguk. Tak mau terlihat sedih, ia langsung menyerobot jatah ayamnya Reyhan.

“Woy! Ayamku!”

Inara tak menghiraukan, ia justru memakan kedua ayam itu, miliknya dan milik Reyhan. Sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

Reyhan cukup senang, setidaknya Inara bisa kembali ceria, tidak seperti tadi yang mati kutu karena gunjingan para pegawai kantor.

“Nar, Pak Artha apa kabar?”

Inara menelan makannya, tatapannya seolah jauh ke sana. Di mana ia menghianatinya bersama perempuan bernama Diah. Gadis itu adalah gadis yang bekerja di tempat karaoke. Ah, bodohnya ia bisa dikalahkan dengan seorang wanita penghibur. Anggap saja begitu. Mengingat ia sering sekali melihat Diah jalan dengan pria hidung belang.

“Aku masih belum bisa cerita sekarang. Di sini tembok aja bisa denger,” jelas Inara yang kembali murung.

Jujur saja, Reyhan merasa bersalah karena telah membuat mood Inara kembali buruk. “Maaf. Ternyata ada hubungannya dengan itu.”

“Oh, ya. Mili apa udah baikan?” Sengaja Inara mengalihkan perhatian Reyhan, berharap cerita mengenai Artha ditutup dan tak dibahas lagi.

“Udah membaik. Masih harus banyak istirahat.” Reyhan mengaduk minumannya menggunakan sedotan. Tangannya mengurut lehernya. “Semalaman ini aku nungguin dia.”

Inara mengangguk. Ia tak tahu itu. Reyhan tak hanya perhatian dengannya, tetapi terhadap sahabat mereka juga Mili. Bahkan, jika bersama Mili, Reyhan justru terlihat berbeda.

“Maaf ya, Rey. Aku jarang kumpul sama kalian,” ucap Inara merasa bersalah.

“Its okay. Yang terpenting kamu baik-baik saja. Udah, habisin! Kalau kurang nambah lagi.”

Inara menggelengkan kepala. “Enggak. Takut tambah kekenyangan. Padahal, nanti pulang kerja, aku mau ditlaktir kamu seblak. Hehehehe.”

Reyhan mengerucutkan bibirnya. “Selalu begitu. Kapan, sih kamu gak buat aku bangkrut, hem?”

“Sekali-kali, bolehlah, Rey.” Seperti biasa, Inara menunjukkan wajah imutnya itu. Wajah yang biasa ia pakai untuk merayu para sahabatnya.

“Ya ya ya sekali-kalinya berkali-kali.”

Inara kembali tertawa. Ia puas sekali telah membuat Reyhan menjadi manyun seperti itu. Tanpa mereka sadari, seseorang kembali memotret kebersamaan Inara dan Reyhan. Tanpa mereka sadari pula, beberapa teman kerja mereka juga asyik bergunjing.

Seperti biasa, Inara mencoba untuk tidak peduli. Untuk apa juga, kan? Toh itu tidak penting bagi Inara.

“Kita masuk, yuk!” ajak Reyhan dan kemudian dijawab anggukan oleh Inara.

Dengan telaten, Reyhan membantu Inara berjalan menuju kantor devisi Inara terlebih dahulu. Pria itu akan memastikan keamanan bagi sahabatnya supaya tidak terluka lagi.

1
yo..h72🦂🥀
Karna PINISIRIN di aplikasi ono gk jadi , Mampir deh di mari 😁😍😍
Layli Dinata: hehehe makasih Akak
total 1 replies
Afiroh
ceritanya menarik..lnjutkn
Layli Dinata: siap Akak. terima kasih
total 1 replies
Jenk Ros
aku mampir donk.. cerita nya keren ❤️🥰
Layli Dinata: makasih akak. semangati aku terus ya
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
semangat Up ya Thorrt❤
Layli Dinata: siap Akak
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
karyamu bagus banget Thor,,❤
Layli Dinata: makasih Akak
total 1 replies
Jhulie
lanjut thor
Layli Dinata: thank you Kak Jhulie
total 1 replies
Phedra
Bahasanya mudah dimengerti, jadi mudah masuk ke dalam ceritanya.
Layli Dinata: makasih Akak. ikutin terus ya
total 1 replies
Kiran Kiran
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
Layli Dinata: Ahhh terima kasih, Akak 🤍❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!