Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sania Pergi Dari Rumah
"Dania itu bodoh dan tidak mempunyai pengalaman apapun untuk mengelola sebuah usaha. Dan aku rasa para tim Audit pun membohonginya dan tidak benar-benar bekerja untuknya." Ujar Prasetyo dengan wajah dihiasi senyum puas terus-menerus.
"Benar Pah,selama ini kan dia selalu di rumah. Tak memiliki pengetahuan apapun. Hanya memiliki kemampuan untuk memasak dan beberes rumah." Ucap Bu Linda ikut menimpali. Rasanya kini mereka sangat senang karena telah melewati masa pengauditan. Tak ada lagi yang perlu ditakutkan. Mereka hanya perlu terus menguras pendapatan restoran.
"Lihat sekarang,orang suruhannya saja yang ke kantor untuk mengumumkan bahwa dialah pemilik restoran. Namun tidak berani untuk menunjukkan dirinya." Kini Alex sang mantan suami Dania yang ikut menimpali perbincangan kedua orang tuanya.
"Mungkin takut menunjukkan diri karena tak memiliki kemampuan apapun dalam hal mengelola usaha." Ucap Prasetyo dan mereka bertiga pun tertawa membayangkan Dania yang menurut mereka sungguh mudah dikibuli.
Tak terasa ketiga orang tersebut sudah mencapai rumah. Asik membicarakan mantan menantu hingga Bu Linda tak sadar jika saat ini telah tiba di rumah mereka yang tak semewah rumah terdahulu.
"Sania,masak apa kamu hari ini ?" Teriak Bu Linda saat telah masuk di dalam rumah. Hingga beberapa detik tak mendapat sahutan,Bu Linda segera melangkahkan kakinya untuk menuju meja makan. Dirinya berpikir bahwa menantunya itu mungkin sedang berada di dalam kamar hingga tak mendengar suaranya. Tak ingin ambil pusing dengan keberadaan menantunya karena sudah merasakan lapar,Bu Linda semakin mempercepat langkahnya menuju meja makan.
Alangkah terkejutnya Bu Linda saat mengangkat tudung nasi tak di temukan sama sekali makanan yang terhidang.
"Oh,jadi sudah berani dia membangkang ? Baiklah,akan ku berikan pelajaran padanya hari ini agar tak mengulangi lagi perbuatannya ini." Bu Linda begitu geram dan dengan langkah pasti berjalan menuju pintu kamar sang menantu .
Begitu tiba di depan pintu kamar,wanita paruh baya itu langsung berteriak.
"Sania !!! Keluar kamu !" Teriakan Bu Linda sangat menggelegar hingga suami dan putranya keluar dari kamar dan melihatnya.
"Ada apa Ma, teriak-teriak seperti itu ?" Tanya Alex sambil mengerutkan keningnya. Pria itu merasa bingung melihat sang ibu yang tiba-tiba marah padahal baru saja mereka sampai di rumah.
"Ini istri pengkhianatmu tak menyediakan makanan sama sekali. Sudah tahu hanya diam di rumah,bukannya memasak untuk kita,ini malah tak ada makanan sedikitpun di atas meja." Omel Bu Linda sambil masih tetap setia berdiri di depan pintu kamar Sania.
Sudah beberapa menit menunggu di depan pintu,masih tak mendapatkan sahutan. Karena kesal,akhirnya Bu Linda mendorong pintu kamar tersebut. Dan ternyata langsung terbuka. Wanita itu langsung masuk dan mencari menantunya. Namun hingga ke dalam kamar mandi,tak juga di temukan. Seketika ia merasa curiga,dengan cepat ia membuka lemari pakaian dan sudah kosong. Semua pakaian menantunya sudah tak ada. Ingin lebih memastikan apa yang ia pikirkan,Bu Linda kembali berlari dan masuk ke dalam kamar Bela. Sekali lagi ia merasa terkejut. Kamar itu pun sudah kosong dan lemari pakaiannya terbuka lebar pertanda Sania buru-buru hingga tak sempat menutup lemari tersebut.
"Kurang ajar,sepertinya ia kabur." Gumam Bu Linda kesal.
"Pah,Lex ....cepat ke sini ...." Teriak Bu Linda dengan nafas naik turun karena emosi.
"Astaga....mama ini kenapa sih dari tadi teriak-teriak ?" Kali ini Prasetyo yang bicara kesal karena sang istri mengganggu waktu santainya di dalam kamar. Tak lama kemudian Alex masuk sambil mengucek matanya karena kantuk.
"Coba kalian cek,sepertinya Sania kabur." Sahut Bu Linda.
"Apa?!" Tanya Alex terkejut. Tak percaya dengan perkataan sang ibu,pria itu berlari keluar dan masuk ke dalam kamar istrinya. Dan benar saja,ia melihat keadaan kamar sudah kosong,hanya tinggal tempat tidur dan lemari pakaian yang sudah kosong melompong.
Alex menarik kasar rambutnya. Ada rasa sesal yang ia rasakan ketika Sania dan Bala yang sudah dianggap seperti putri kandungnya sendiri memilih pergi dari rumah. Untuk kedua kalinya hatinya merasakan ditinggal pergi oleh istrinya. Terbersit rasa bersalah dalam hati karena selama ini ia tak pernah sedikitpun memperhatikan Sania. Sepertinya wanita itu sudah lelah dengan semuanya dan lebih memilih pergi.
Tanpa banyak bicara,Alex kembali ke kamarnya dan tak dipedulikannya lagi ocehan sang ibu yang masih marah karena kaburnya Sania. Alex pun merasa,sang ibu salah satu penyebabnya Sania pergi dari rumah. Selalu berkata kasar dan memberikan pekerjaan yang banyak hingga membuat Wanita beranak satu itu tak tahan tinggal bersama mereka. Dan sekarang,entah ke mana perginya wanita itu. Alex ingin menenangkan dirinya terlebih dulu.
Alex tak bisa tidur karena memikirkan Bela sang putri. Meskipun selama ini dirinya sangat sibuk bekerja,namun setiap hari anak yang sudah dianggap seperti putri kandungnya sendiri selalu berceloteh ria ketika bertemu dengannya. Hal inilah yang membuat Alex merasa sepi setelah kepergian Sania dan Bela. Tak ingin larut dalam ras sepi yang mencekam,Alex memilih untuk menghubungi Sania. Meski ragu bahwa istrinya itu masih tetap mengaktifkan handponenya,namun Alex tetap mencoba.
Akan tetapi keberuntungan sedang tak berpihak padanya kali ini. Alex harus menelan kekecewaan karena nomor istri yang dinikahi siri olehnya tak aktif.
"Sudah ku duga,ia pasti tak akan mau dihubungi. Entah ke mana perginya mereka. Kasihan Bela. Semoga saja Sania pulang ke rumah keluarganya."Gumam Alex yang merasa kuatir dengan Bela.
"Lex...Lex... Buka pintunya. Ibu mau bicara." Suara Bu Linda kembali menekankan telinga. Dengan malas Alex bergerak turun dari ranjangnya dan membukakan pintu bagi ibunya.
"kenapa lama buka pintunya ?" protes Bu Linda kesal dan menatap putranya penuh emosi.
"Iya tadi lagi tidur Ma." jawab Alex berbohong. Sengaja ia lakukan itu agar sang ibu tak lagi marah. Ia sangat malas bila mendengar ibunya ketika marah akan sangat menyebalkan baginya. Dirinya sendiri merasa bingung mengapa sang ayah bisa tahan dengan sifat sang ibu yang mudah marah.
Bu Linda seketika menurunkan nada suaranya karena merasa bersalah sudah membangunkan putranya dengan suara teriakannya.
"kamu sudah mencoba untuk menghubungi Sania kan ?" Tanya Bu Linda penasaran. Hingga saat ini ia masih tak terima menantu yang lebih tepatnya pembantu gratisannya itu pergi dari rumah.
"Sudah Ma,tapi nomornya nggak aktif. Lagian mana mau dia balik sini lagi. Biarkan saja dia pergi." ucap Alex dengan entengnya.Hal itu membuat mata sang ibu mendelik tajam.
"Tapi Sania itu kan masih istri kamu Lex. Kenapa kamu santai saja seperti ini ? Bukannya nyari malah tidur." Omel Bu Linda. Ia sebenarnya tak terima menantunya itu pergi karena tak ada lagi yang menyiapkan mereka makanan setiap hari dan mengurus rumah.
"Trus aku harus ngapain Ma ? Nangis - nangis sambil nyari Sania ? Kalo kayak gitu ogah aku. Biarkan saja dia pergi. Nanti cari istri baru saja lagi." Ujar Alex dan membalikkan tubuhnya untuk kembali tidur.
"Dasar! Anak bapak sama. Nggak perduli sama kesusahan ku nanti." Gerutu Bu Linda dan segera pergi dari kamar putranya dengan rasa dongkol yang teramat sangat.