Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Keesokan pagi, aku merasakan badanku sudah sedikit enakan, akan ku paksakan hari ini untuk masuk kuliah.
Setelah selesai bersiap, aku dan salsa turun menuju lantai 1, di sana ada tante linda yang tengah mengobrol bersama ARTnya. Wanita itu tampak terkejut saat melihat kedatanganku.
"Farel, kamu udah mendingan ?" tanya tante linda.
"Udah mih." jawabku pasti, salsa hanya diam.
"Kalo belum sehat bener kamu jangan paksain farel." ucap tante linda sedikit khawatir.
"Udah mih, farel udah sehat kok." jawab salsa meyakinkan ibunya.
"Yaudah, sarapan tuh tadi bibi udah masak." ucap tante linda.
Kita berdua beranjak menuju meja makan, tante linda juga ikut beranjak. Dia memberikanku sebuah piring sementara salsa hanya menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri.
"Nih, kamu cobain, ini masakan mamih yang bikin." ucap tante linda seraya menyendok ke atas piringku. Aku pun mulai mencicipi dan rasanya memang enak.
Dari sini aku sadar mertuaku lebih memperhatikanku di banding istriku sendiri.
"Enak banget mih." ucapku, bukan hanya bohong belaka masakan yang di buat tante linda memang enak kok. Wanita tersenyum tersenyum setelah mendengar jawaban dariku.
"Nih kamu cobain juga sal." ucap tante linda seraya menyendokan untuk salsa juga. Salsa mulai mencicipinya perlahan.
"Enak gak ?" tanya tante linda.
"Biasa aja." jawab salsa dengan wajah malas.
"Ah yaudah lah." ucap tante linda juga malas. Sementara aku sangat menikmati hidangan wanita itu.
"Tambah rel." ucap tante linda seraya menambahkan masakannya keatas piring makanku.
"Makasih mih." ucapku seraya tersenyum. Aku yang baru terbangun dari sakit merasakan masakan tante linda sangat pas di lidahku sepertinya nafsu makan meningkat akibat pengaruh obat dari dokter kemarin.
"Ayok ah kita berangkat udah siang." ajak salsa seraya meletakan sendok dan garfunya di atas piring dengan kasar.
"Bentar dong sal, farel belum selesai makan loh." ucap tante linda.
Salsa berlalu tanpa perduli dengan perkataan ibunya, aku segera menghabiskan sarapanku dan akan beranjak menyusul salsa.
"Aku jalan dulu mih." ucapku seraya mencium punggung tangan mertuaku, entah kenapa salsa sepertinya tak senang melihat kedekatanku dengan ibunya.
"Sal, tunggu." ucapku setengah berlari mendekati salsa.
"Cepetan udah siang." ucap salsa ketus.
"Kamu kenapa sih ?" tanyaku merasa heran.
"Kenapa apa ? Gw gak apa apa." jawab salsa masih dengan nada ketus.
"Terus ?" tanyaku masih pemasaran.
"Lu yang kenapa ?" jawab salsa malah balik nanya.
"Kenapa jadi aku ?" tanyaku tak terima.
"Masakan mamih enak banget ya ?" tanya salsa, kenapa jadi bawa masakan ibunya ?
"Emang enak kan ?" tanyaku.
"Biasa aja tuh." jawab salsa lagi.
"Yaudah, yang jadi permasalahannya apa ?" tanyaku seraya menatap wajah salsa, mencoba cari jawaban dari raut wajahnya.
"Pikir sendiri, udah lah jalan sekarang entar kita telat gara gara lu ya." ucap salsa lagi.
Tanpa banyak tanya aku akan memakaikan helm pada salsa namun gadis itu langsung meraihnya dan memakainya sendiri.
Aku pun mulai melajukan motor menuju kampus dengan salsa yang duduk sedikit menjauh dariku, aku tak tahu apa yang membuat salsa jadi seperti itu.
Tak terasa akhirnya kita sampai di kampus di parkiran aku bertemu dengan temanku.
"Farel." sapa adnan seraya menghampiri, aku hanya membalas sapaan temanku dengan senyuman.
"Kalian pacaran ?" tanya adnan,
"Gak, gw cuma nebeng." jawab salsa, dia turun dan melepaskan helmnya.
"Nebeng kok sering, harus tiap hari ya ?" ucap adnan setengah menggoda.
"Diem lu." ucapku. Aku hanya tak ingin salsa malah membenciku gara gara mendapat godaan seperti itu dari temanku.
"Nah itu si salsa." ucap adiba yang datang bersama teman temannya.
"Lu telat lagi si sal ? Kita kan mau kerjain tugas bareng hari ini." ucap alma.
"Tuh, salahin aja si farel. Dia yang lama." jawab salsa.
"Emang kalian berangkat bareng ?" tanya dwi dengan tatapan mengintimidasi.
"Enggak, gw cuma nebeng doang." bantah salsa.
"Alah, perasaan lu dateng tiap hati bareng farel terus. Udah lah, kalian tuh cocok tau gak ?" ucap adiba.
"Ihh, amit amit deh." ucap salsa sesumbar. Aku hanya bisa diam, sementara hatiku terasa sedikit sakit saat salsa mengatakan hal itu.
Aku jadi membatin, sampai kapan salsa akan terus menyembunyikan status hubungan kita dari orang orang ?
"Ayok, ah." ucapnya seraya berlalu meninggalkanku yang masih terdiam di tempat.
"Si fasya.." ucap adiba, dia langsung menghentikan kata katanya karna merasa salsa sudah memberikan sebuah kode untuk nya. Tapi aku sudah mendengar dengan jelas nama seorang lelaki yang di katakan oleh adiba.
"Entar aja bahas nya." ucap salsa.
Aku tahu apa maksud gadis itu, dia ingin menyembunyikan sesuatu dari ku kan ?
"Woy." ucap adnan membuyarkan lamunanku.
"Ayok, ngapain lu ngelihatin si salsa ?" tanya adnan penasaran.
"Siapa yang liatin dia ?" tanyaku. Aku membenahi helm dan akan beranjak.
"Kalo suka tembak rel, entar lu keduluan sama orang lain." ucap adnan memberi saran.
Hmm adnan, andaikan lu tau. Salsa bahkan udah jadi bini gw.
Dikarenakan jam belajar akan segera di mulai aku pun beranjak bersama adnan menuju ruangan kelas.
Setelah beberapa jam berlalu, hingga pelajaran pun di mulai aku malah tak tenang dan jadi tak bisa fokus selama berada di kelas, pikiranku terus teringat pada ucapan adiba tadi.
Kelas berakhir sore hari, salsa tengah berkumpul di bangku taman kampus bersama teman temannya. Sementara aku memperhatikannya dari bangku yang lain yang ada di taman itu juga, salsa sadar dan mungkin dia jadi merasa sedikit risih.
Terlihat salsa mengeluarkan ponsel dan mulai mengotak atik-nya.
Ting..
Ponselku berbunyi, ternyata dia malah mengirimkan pesan kepadaku. Aku langsung membacanya.
[Ngapain lu ngeliatin gw disitu ?] tanya salsa di pesannya.
[Sorry.] balasku, aku segera berlalu dan menjauh meninggalkan tempat itu.
[Oh ya, entar lu pulang duluan aja. Gak usah nungguin gw.] pesan salsa lagi.
Alisku seketika jadi mengernyit,
[Mau kemana dulu ?] balasku.
Lama ku menunggu namun salsa tak membalas lagi.
"Farel." ucap seorang wanita, aku reflek menoleh dan ternyata itu alesha. Gadis yang selalu mengirimkan pesan chat padaku namun selalu aku abaikan karna chatnya yang memang terkesan tak penting. Di chat itu alesha hanya menyapaku atau sekedar mengirimkan emot tersenyum.
"Kenapa sha ?" tanyaku setelah gadis itu semakin mendekat.
"Apa kamu ada hubungan sama salsa ?" tanya alesha.
"Kok, tiba tiba nanyain itu sha ?" tanyaku.
"Gak cuma mau tau aja." jawab salsa, kita berjalan pelan seraya mengobrol.
"Ehmm.. Gak ada sih. Emang kenapa ?" tanyaku lagi.
"Gak, soalnya aku liat kamu kalo berangkat bareng dia terus. Tapi anehnya dia seolah nyuruh aku buat gak nyerah deketin kamu." ucap alesha terang terangan.
"Hah ?" tanyaku tak mengerti.
"Syukur deh kalo kamu gak ada hubungan sama dia." ucap alesha.
"Tunggu dulu, tadi kamu bilang apa ?"
"Gak apa apa." jawab alesha setengah malu.
"Aku boleh pulang bareng kamu gak ? Hari ini aku lagi gak bawa hape jadi gak bisa pesen gojek." ucap alesha.
"Gak bisa sha, sorry. Malem ini aku ada kerjaan. Jadi aku gak langsung balik." ucapku menolak.
"Owh, jadi gak bisa ya ?" tanya alesha sekali lagi.
"Gak bisa, sorry." ucapku.
"Oh yaudah gak apa apa, gw balik naik angkot aja." ucap alesha.
"Hmm.." ucapku, sebenarnya aku menolak alesha bukan karna ada kerjaan malam ini. Tapi aku tak mau salsa kecewa gara gara ini.