Mia Pranata, seorang gadis yang sangat mencintai seorang pria bernama Azka Abraham Williams.
"Aku tulus mencintainya, hingga aku terus bertahan. Namun, kamu telah melempar kotoran ke wajahku, maka di titik itu aku menyerah," Mia Pranata.
Mia adalah gadis ceria yang selalu ada di sisi Azka setiap hari, hingga membuat Azka menjadi jengah dengan apa yang Mia lakukan. Makian dari Azka pada akhirnya membuat Mia pun menjauh.
Azka kini merasa kehilangan perhatian Mia, sehingga membuat dirinyalah yang mendekati Mia. Apakah Mia akan menerimanya kembali setelah semua yang terjadi? ataukah Mia akan menjauh dari Azka selama-lamanya?
Disini juga akan dilanjutkan cerita David Asher dan Alvin Frederick yang berawal dari novel "Amelie Sang Penjaga Jodoh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELINCI PERCOBAAN
Mia menggerutu kesal karena semua barang barangnya benar benar telah dipindahkan oleh Azka.
"Apa maksud semua ini? Apa aku harus tinggal dengannya?" tiba tiba wajah Mia memerah. Ia langsung menangkup pipi dengan kedua tangannya.
Mia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Ia tidak betah jika tidak mandi sepulang dari rumah sakit.
tokk ... tokk ... tokk ...
Azka memasuki kamarnya sambil membawa segelas air dan vitamin yang diberikan oleh dokter.
"Cepat minum vitaminnya dan istirahatlah," perintah Azka.
"Letakkan saja di sana, nanti akan aku minum. Aku akan menyelesaikan ini dulu sebentar," ucap Mia yang langsung membuka laptopnya. Ia langsung memindahkam laptop dan buku bukunya ke kamar ketika Azka menyuruhnya tidur di sana.
"Minum sekarang, setelah itu baru kamu lanjutkan tugasmu," ucap azka dengan nada sedikit tinggi.
Mia yang kesal pun menghentakkan kakinya ke lantai. Ia merasa tinggal bersama robot yang isinya berupa peraturan peraturan. Akhirnya ia meminum vitaminya dan kembali duduk di depan laptop dan fokus menyelesaikan skripsinya. Azka pun meninggalkan Mia dan langsung pergi menuju kamar tidurmya.
"Apa yang kamu dapatkan?" tanya Azka pada anak buah Black Alpha melalui sambungan telepon.
Azka mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti sambil sesekali mengernyitkan dahinya, "Cari wanita itu sampai ketemu dan bawa dia ke markas. Aku sendiri yang akan menginterogasinya."
Keesokan harinya, Mia bangun pagi sekali. Ia lupa kalau saat ini ia berada di apartemen Azka. Ia hanya berjalam menuju dapur, kemudian mengambil air, menuangnya ke gelas, lalu menegaknya hingga tandas.
Mia berjalan kembali menuju kamar tidurnya. Ia sedikit menguap karena ia memang masih mengantuk. Semalam ia harus begadang hingga pukul 3 pagi agar ia bisa menyerahkan semuanya besok. Hari ini ia berencana untuk tidur seharian.
Mia masuk kembali ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya. Udara yang masih dingin membuatnya bergelung di dalam selimut mencari kehangatan. Tanpa ia sadari, ia masuk ke dalam kamar milik Azka.
Ia langsung memeluk Azka karena ia menyangka Azka adalah bantal yang biasa ia peluk sebagai pengganti guling. Azka yang tiba tiba merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya, langsung mengerjapkan matanya. Matanya membulat ketika melihat Mia tidur di sampingnya.
Azka memutar tubuhnya hingga menyamping, membuat Mia juga bergerak dan semakin melekatkan tubuhnya pada Azka. Azka menahan nafasnya, kemudian memperhatikan wajah Mia saat tertidur. Ia tersenyum, kemudian menyingkirkan rambut Mia yang menutupi wajahnya.
"Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu, tapi melihatmu berada di sini bersamaku, aku merasa sangat bahagia," Azka mengecup kening Mia, kemudian memeluk gadis itu dan kembali terlelap.
*****
Mia menggeliatkan tubuhnya, ia merasa tidurnya sangat nyenyak sekali. Ia baru tidur jam 3 pagi untuk menyelesaikan skripsinya dan hari ini ia berniat untuk tidur seharian. Mia mengerjapkan matanya ketika tanpa sadar ia merasa ada sesuatu di hadapannya.
Matanya yang awalnya hanya terbuka sedikit dan terlihat malas, akhirnya terbuka sempurna karena melihat makhluk Tuhan paling seksi di dalam hidupnya. Mia langsung menutup mulutnya ketika di hadapannya adalah Azka yang tidak memakai baju atasan.
Dengan perlahan Mia membuka selimutnya dan ingin turun dari tempat tidur. Ia harus melakukan itu karena ia menyadari bahwa ia tidak berada di kamarnya. Mia sangat malu karena ia tanpa sadar telah tidur di tempat tidur milik Azka.
"Mau ke mana kamu?" Mia langsung menghentikan langkahnya, namun tetap tak berani menoleh ke arah Azka. Ia benar benar malu saat ini.
"A-aku akan kembali ke kamarku. Maaf sepertinya aku salah masuk kamar, aku kira ini di apartemenku," ucap Mia membela diri. Tapi, ia memang tidak ingat sama sekali kenapa dia berada di kamar Azka.
"Kamu tidak akan ke mana mana," Azka bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekati Mia. Mia hanya bisa menundukkan kepalanya karena rasa malu yang menghinggapinya saat ini.
"Aku akan keluar, Az. Maaf, aku benar benar tidak sengaja."
"Kamu telah mengaku salah, berarti kamu harus dihukum," ucap Azka.
"Di-dihukum?" Mia langsung menengadahkan wajahnya, dan tanpa aba aba, Azka langsung menyambar bibir Mia.
Mia merasa kaget ketika bibir Azka menempel di bibirnya. Ini adalah ciuman keduanya setelah ciuman pertamanya juga dicuri oleh Azka.
"Az ...," ucapan Mia tanpa sadar membuat bibir Mia terbuka dan dengan leluasanya Azka mengeksplore ke bagian dalam. Ia menahan tengkuk Mia dan semakin memperdalam ciumannya.
"Bernafaslah, aku belum ingin kamu mati sekarang," ucap Azka.
Maksudnya? Apa ia nanti akan menginginkan kematianku? - Mia.
Mia langsung menyingkir dari Azka dan mencari celah untuk keluar dari kamar Azka. Namun, sekali lagi Azka menahan pergelangan tangannya dan mendorongnya ke arah tempat tidur, hingga Azka kini berada di atas tubuh Mia.
"Apa kamu ingin lari dariku lagi?" tanya Azka.
"Aku tidak pernah lari. Bukankah kamu yang menginginkan aku untuk menjauh darimu?" ingatan Mia kini kembali saat Azka memintanya menjauh.
"Jangan pergi lagi. Bagaimana kalau kita mencoba hubungan ini, siapa tahu berhasil."
Apa dia mengira suatu hubungan itu seperti kelinci percobaan baginya? Jika ia cocok ia akan meneruskannya dan jika tidak sesuai dengan keinginannya, ia akan membuangku setelahnya. - Mia.
Mia kembali teringat akan ancaman seorang wanita jika ia berhubungan dengan Azka, keluarganya adalah taruhannya. Mia takut ia akan kehilangan keluarganya seperti ia kehilangan kakek dan neneknya, dan Mia sama sekali tak menginginkan hal itu.
"Sepertinya hubungan kita tak akan pernah berhasil. Aku dan kamu sangat sangat berbeda. Lebih baik kita hindari sejak awal daripada kita saling menyakiti nantinya," Mia akhirnya bangun dari tempat tidur, meninggalkan Azka yang terdiam setelah mendengarkan ucapan Mia.
Sebelum keluar dari Kamar, Mia berbalik, "Aku akan kembali pindah ke apartemenku. Aku tak ingin orang orang mengira aku ada hubungan denganmu, terutama kedua orang tuaku. Terima kasih sudah menolongku dan menampungku di sini. Aku sangat sangat berterima kasih."
Mia berjalan ke arah kamar tidurnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia akan membereskan barang barangnya dan kembali ke apartemennya. Ia yakin Azka telah meminta teknisi untuk memperbaiki selang gas nya yang bocor.
Aahh tapi menurut ku percuma juga tuh cewek pergi jauh-jauh kalo hujung2 nya pasti akan bersatu lagi,Dengan sedikit kata2 maaf dan penyesalan Azka,Pasti tuh cewek bakalan cepet luluh,Udah bisa ketebak Alurnya..