NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran

Pada hari Minggu yang cerah, Vherolla sedang bersantai di kamarnya ketika terdengar ketukan di pintu. Dia sedikit terkejut mendapati Rozak, adik Romi, berdiri di depan pintu kosnya dengan senyum ramah.

"Halo, Kak Vhe. Lagi santai, ya?" sapa Rozak sambil melangkah masuk setelah Vherolla mengizinkannya.

"Iya, kebetulan lagi libur. Tumben kamu ke sini, ada perlu apa?" Vherolla tersenyum, meski dalam hati sedikit curiga mengingat sifat Rozak yang kadang suka mengadu domba.

"Nggak ada apa-apa kok, Kak. Cuma pengin main aja. Lama nggak ketemu, jadi kangen ngobrol." Rozak duduk di sofa kecil di sudut kamar, melempar pandangan seolah-olah ingin memperhatikan seluruh ruangan. "Kos Kakak selalu rapi ya. Jauh beda sama kamar Romi."

Vherolla tersenyum tipis. "Ya, kamu tau sendiri Romi orangnya nggak terlalu peduli sama hal-hal kayak gitu."

"Iya, tapi dia sering bawa cewek ke kamarnya, Kak." Rozak menundukkan pandangan, seakan merasa bersalah atas pengakuan itu.

Kening Vherolla berkerut mendengar ucapan Rozak. “Maksud kamu apa, Zak?”

Rozak meliriknya dengan tatapan penuh arti, seolah menyimpan rahasia besar yang sulit diungkapkan. “Aku nggak bermaksud bikin Kakak sakit hati. Tapi Romi itu… dia sering main sama perempuan lain. Aku beberapa kali lihat dia bawa cewek pulang, Kak. Kadang malah nggak pulang sama sekali,” ucap Rozak dengan suara pelan, tapi cukup jelas untuk menusuk hati Vherolla.

Vherolla merasa dadanya sesak mendengar perkataan itu. "Masa sih, kamu yang bener, Zak? Kamu salah liat mungkin."

"Ngapain juga aku bohong, Kak? Aku cuma nggak pengin Kak Vhe terus dibohongin sana kakakku. Kak Vhe itu baik, setia, tapi Romi malah seenaknya." Rozak menghela napas panjang, seolah ikut merasa bersalah atas perbuatan Romi.

Rasa sakit bercampur marah menyelimuti Vherolla. Dia tak ingin mempercayai Rozak begitu saja, namun keterangan itu terlalu mengusik pikirannya. Hingga saat Romi datang malam harinya, emosi Vherolla meledak begitu saja.

"Kamu lagi-lagi main sama cewek lain, Rom?!" tudingnya tanpa basa-basi terlebih dulu.

Romi tampak terkejut. "Apa maksudmu, Vhe? Siapa yang bilang begitu?"

"Rozak! Dia cerita semua, Rom! Katanya kamu sering bawa cewek ke rumah. Apa aku segitu nggak pentingnya buat kamu?” Suara Vherolla bergetar antara sedih dan marah.

Romi menghela napas panjang, tampak bingung dan frustrasi. "Kamu percaya sama omongan anak itu, Vhe? Dia cuma anak kecil yang nggak ngerti apa-apa."

"Lalu kenapa dia bisa bilang hal itu?" Vherolla menatap Romi dengan tajam, merasa tersakiti.

Pertengkaran pun pecah hingga berlarut-larut, berujung pada keputusan Vherolla untuk tidak menghubungi Romi selama seminggu. Meski demikian, di balik rasa sakit hati itu, Pak Aldino selalu setia menemani dan memberinya perhatian. Vherolla pun merasa sedikit terhibur, meski hatinya tetap bimbang antara Romi dan perasaan yang perlahan mulai tumbuh terhadap Pak Aldino.

Sore hari, Rozak kembali datang dan duduk di kursi kecil di pojok kamar Vherolla, memasang ekspresi prihatin yang tampak tulus. Vherolla menghela napas dalam, memikirkan semua yang telah diungkapkan Rozak.

"Zak, kamu nggak bohong kan soal Romi?" Vherolla bertanya, mencoba menahan gejolak perasaannya.

Rozak mengangguk mantap. "Aku nggak mungkin bohong soal hal ini, Kak. Aku cuma nggak mau Kak Vhe terus-terusan dibohongi. Itu aja. Dia cuma manfaatin Kakak buat keperluannya sendiri."

Vherolla menggigit bibirnya, berusaha untuk tetap tenang. Namun, perkataan Rozak terus terngiang-ngiang di pikirannya. Setelah Rozak pergi, Vherolla terus merenungkan setiap ucapan yang disampaikan adik Romi tersebut. Ketika malam menjelang, Vherolla sudah memutuskan untuk kembali menemui Romi.

Begitu Romi muncul di depan kos Vherolla, dia langsung menyadari perubahan pada ekspresi kekasihnya.

"Vhe, kamu masih nggak percaya sama aku?" tanya Romi dengan nada santai berusaha memecah kecanggungan.

Namun, Vherolla tak menyambutnya dengan senyuman seperti biasa. Ia melipat tangannya di dada, menatap Romi dengan tatapan tajam.

"Kamu serius, Rom? Setelah semua yang aku dengar dari Rozak, kamu pikir aku nggak punya hak untuk marah?" ucap Vherolla dengan nada tegas.

Romi mengernyit, jelas bingung. Coba ulangin, Rozak bilang apa aja sama kamu? Kemaren kamu terlalu emosi. Sekarang yang tenang, ngomong pelan-pelan."

"Dia bilang kamu sering bawa cewek ke rumah. Katanya aku cuma dijadiin mainan sama kamu." Suara Vherolla bergetar, menunjukkan betapa dalam kekecewaannya.

Romi tampak tersentak, lalu menghela napas panjang. "Vhe, itu nggak bener. Rozak cuma cari perhatian. Mungkin dia cemburu karena aku lebih banyak menghabiskan waktu denganmu."

"Aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi, Rom. Aku sudah cukup dewasa untuk tahu mana yang benar dan mana yang nggak.” Mata Vherolla mulai berkaca-kaca, meskipun ia berusaha keras untuk menahannya.

"Aku sudah bilang, Rozak nggak tahu apa-apa. Percaya sama aku, Vhe." Romi berusaha meraih tangan Vherolla.

Akan tetapi Vherolla mengelak, mundur beberapa langkah. "Kalau kamu sayang sama aku, kenapa kamu masih mempermainkan perasaan aku?"

"Kamu tahu aku sayang sama kamu, Vhe. Aku serius sama kamu." Romi menatapnya dengan tatapan penuh permohonan.

Namun, perdebatan mereka tak menemukan titik temu, dan akhirnya Vherolla memutuskan untuk pergi tanpa kata-kata perpisahan yang lebih lanjut. Mereka berhenti berkomunikasi selama seminggu.

Selama seminggu itu, Vherolla merasa hatinya semakin goyah. Meskipun rasa sakit akibat perkataan Rozak masih mengusik, kehadiran Pak Aldino secara tak terduga membawa sedikit kelegaan. Pak Aldino sering menyapanya di kantor, bahkan membawakan kopi saat pagi atau sekadar bertukar cerita untuk menghiburnya. Dia seolah menjadi tempat pelarian yang menenangkan di saat hati Vherolla dalam keadaan rapuh.

Di suatu pagi, ketika mereka duduk berdua di ruang istirahat kantor, Pak Aldino memandang Vherolla dengan tatapan lembut. "Kamu baik-baik aja, Vhe? Kelihatannya masih ada yang mengganjal," tanyanya penuh perhatian.

Vherolla hanya tersenyum tipis, merasa nyaman namun tetap bingung dengan perasaannya. "Aku baik, Pak. Hanya sedang mencoba memikirkan apa yang terbaik untuk hidupku."

Pak Aldino menatapnya sejenak, lalu tersenyum bijak. "Apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu. Karena kamu layak bahagia, Vhe."

Ucapan itu membuat hati Vherolla terasa hangat. Di tengah kebimbangan perasaannya pada Romi, perhatian Pak Aldino membuatnya merasa dihargai dan didukung. Dia merasa sedikit tenang, namun masih jauh dari keputusan yang pasti.

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!