GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28.
Kemudian Mira mengajak anak serta besan nya untuk turun kebawah, tidak enak jika mempelai pria beserta tamu undangan menunggu terlalu lama, Mereka bertiga akhirnya keluar kamar, dengan Redyna yang berjalan diapit oleh Mira dan Resti.
Tiba dianak tangga terakhir,para tamu yang berada diruangan itu serentak memandang Redyna dengan sorot kagum dan jangan lupakan si mempelai pria, Gavin yang sudah memandang Redyna ketika gadis itu mulai menuruni anak tangga.
Rasa ingin kabur tiba-tiba melonjak tinggi, batin Redyna.
Redyna mendudukkan malu, kemudian berjalan pelan menuju Gavin,dimana pria itu duduk dihadapan papanya dan penghulu. Redyna duduk disebelah Gavin dengan kepala yang terus menunduk hingga bisikan Gavin membuat pipinya bersemu merah.
"Cantik,singer Sunda emang nggak ada tandingannya,"bisik Gavin seraya mengecup telinga Redyna.
Semua perlakuan Gavin itu tidak luput dari penglihatan Raga dan membuat nya memekik kaget lantaran melihat perbuatan adik ipar nya pada adik nya.lantas semua pasang mata yang ada disana menatap Raga heran dan itu membuat Redyna menangkap wajahnya dengan kedua tangan nya.
Malu
Ampun gue mah, punya Abang kek dia! Jerit Redyna dalam hati. Kemudian penghulu menginterupsi kepada kedua mempelai untuk bertukar cincin dan diakhiri dengan Redyna yang mencium tangan Gavin lalu dibalas dengan Gavin yang mencium kening Redyna.
***
Resepsi diadakan di hotel bintang lima yang mana hotel ini adalah milik Gavin. Jangan ditanya seberapa kaya nya Gavin, kalian pasti akan tercengang ketika mendengar nya.
Redyna saja dibuat terkejut ketika terkejut ketika gadis itu bertanya tentang hotel yang menjadi tempat resepsi pernikahan mereka digelar saat ini.
Dengan mudah nya, Gavin mengatakan bahwa hotel ini milik nya. Murni milik Gavin, yang suaminya bangun dari uang hasil kerja kerasnya selama bekerja.
Kini sepasang pengantin yang tampak bahagia, tengah bersalaman dengan para tamu undangan yang tidak ada habis nya sedari tadi.
Redyna sampai heran, seberapa banyak tamu yang diundang di pernikahan nya ini? Bahkan sudah satu jam ia berdiri menyalami para tamu yang tidak habis-habisnya.
Setelah tidak ada lagi tamu yang meminta bersalaman, Redyna duduk dengan memijat pergelangan kakinya yang terasa pegal, Gavin memperhatikan istri nya yang tengah memijat itu.iya istri, Gavin amat sangat bahagia ketika Redyna telah menjadi milik nya.
Mendengar istri nya meringis pelan, membuat Gavin tidak tega dan bertanya dengan pertanyaan bodoh."kenapa?" tanya nya, Redyna menggeram kesal mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Gavin,apa suami nya itu tidak melihat nya sedang memijat kaki, yang pertanda bahwa ia pegal karena terlalu lama berdiri, menyalami para tamu yang tidak ada habisnya?.
Kenapa mas suami nggak peka sama sekali,ya Allah? batin Redyna nelangsa.
"Pegel Mas" jawab Redyna ketus, lantaran terlalu kesal dengan suami tuanya itu.
Ya Redyna memutuskan untuk memanggil Gavin dengan panggilan 'Mas' tidak mungkin kan jika Redyna masih memanggil suami nya dengan panggilan 'Om'? Bisa didamprat sama mama nya nanti.
Gavin hanya mengangguk kan kepalanya mengerti dan tidak ada niatan untuk membantu Redyna sama sekali. Redyna semakin kesal dengan sang suami, rasanya ia ingin mencakar wajah Gavin saja.
" Sebenarnya berapa tamu yang diundang sih?" gerutu Redyna yang dapat didengar oleh Gavin.
"Dua ribu," sahut Gavin singkat dengan wajah datar nya.
Redyna mengangguk tidak percaya,apa tadi?dua ribu? Pantas saja.
lantas kemudian ia mengalihkan pandangan nya kembali kedepan, tidak ingin melihat wajah datar Gavin yang sialnya terlalu tampan.
Redyna menajamkan penglihatannya disaat tidak sengaja menangkap sosok para sahabat nya, datang menghampiri nya dan Gavin di pelaminan.
Para sahabat-sahabat Redyna mulai memberikan ucapan selamat pada gadis itu, mereka tidak menyangka jika Redyna akan menikah secepat ini, bahkan hari dimana kelima sahabat nya mendapatkan undangan pernikahan, mereka kira itu hanya sebuah preng belaka.
Tapi disaat kedua dari orang tua dari Reva, Rey dan Abi menghadiri pengajian dirumah Adithama, akhirnya mereka percaya jika Redyna tidak sedang preng mereka.
Kini mereka semua terlibat perbincangan kecil, melupakan seseorang disebelah Redyna yang menatap tajam mereka, ketika sahabat lelaki Redyna memeluk istrinya itu.
Langsung saja Gavin menarik pinggang Redyna pelan untuk mendekat pada tubuh nya. Tanda bahwa Redyna hanya milik nya dan hanya dia yang boleh menyentuh gadis nya.
***
" kalau capek istirahat saja".
Redyna tersentak kaget mendengar suara Gavin, seolah menanyakan apa yang baru saja dikatakan oleh suami nya itu.
"Kamu kalau capek istirahat saja, biar mas yang urus sisanya." ulang Gavin.
Matanya tidak pernah lepas memandangi istri kecil nya yang begitu cantik malam ini. Ia juga mengubah panggilan nya menjadi 'Mas', rasanya sedikit aneh jika ia masih menggunakan kata ' saya ' terhadap istri nya itu.
" Nggak apa-apa?" tanya Redyna memastikan.
"Hmm," Gavin hanya bergumam sebagai jawaban balasan nya.
Redyna menghela nafas sebentar, setelah nya berniat meninggalkan Gavin di pelaminan seorang diri,tapi sebelum itu tangan nya lebih dahulu dicekal oleh Gavin.
Redyna membalikkan tubuh menghadap Gavin. Baru akan bertanya kenapa tangan nya dicekal pada suaminya, sebuah kecupan dadakan yang Gavin berikan, membuat nya memegang.
Cup.
.
.
.
Terimakasih sudah berkunjung...