seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setega itu kah!
Sisil menundukkan kepala dan tidak berani lagi beradu pandang dengan Sang Guru, jemarinya saling lemas di belakang punggung. Beberapa pasang mata meliriknya wajah prihatin. Namun beberapa diantaranya senyum mengejek, soalnya hukuman yang dijatuhkan untuk Sisil membuat mereka senang.
"Maaf Pak, Apa boleh saya minta hukuman lain?" Tawar Sisil
"Hukuman lain?" Mata Juno menghunus tajam. Membuat nyali sisil semakin menciut, kamu pikir ini pasar yang bisa tawar-menawar?"
"Tapi Pak ...saya aler..."
"Tidak ada tawar-menawar! Kerjakan hukuman kamu sekarang!"
sisil tersentak, sejenak ia mengangkat kepala menatap mata suaminya itu meskipun ia tahu bahwa juno yang menjalankan pekerjaannya, namun sikapnya yang galak tetap saja menimbulkan luka di hati.
"Ternyata benar apa kata sebagian orang Kalau Mas Juno itu guru yang sangat galak dan tidak berperasaan"ucap Sisil dalam hati
"Kenapa malah diam di situ? Mau hukumannya saya tambah?"
"Enggak Pak, jangan! Saya akan kerjakan sekarang!"
"Bagus! jadikan ini peringatan untuk kamu, supaya minggu depan bisa disiplin dan tidak terlambat lagi!"
"Ba-Baik Pak"
"Ingat gudang harus sudah bersih sebelum jam olahraga selesai!"
Tak punya pilihan lain, Sisil akhirnya mengikuti perintah Juno, Iya Melangkah dengan lemas menuju gudang belakang, setelah sebelumnya ia pergi ke ruang kebersihan untuk mengambil sapu dan alat kebersihan lainnya yang dibutuhkan.
Debu-debu berdebaran saat Sisil membuka pintu gudang, ruangan yang penuh dengan peralatan sekolah itu tampak berantakan. Dia menyandarkan sapu pada dinding selalu mengibaskan tangan di depan hidung. Setiap kali meraup udara seolah yang masuk ke hidung bukan oksigen, melainkan gumpalan Debu.
"Pengap sekali", ucapnya serayah menata seisi ruangan itu , Entah harus memulai membersihkan dari mana. Padahal Juno sudah memberi tugas bawa gudang harus bersih sebelum selesai jam olahraga
Uhuk! Uhuk!
Sisil yang memiliki alergi pada Debu itu mulai berbatok-batuk dan sedikit, namun berusaha untuk melanjutkan tugasnya hingga separuh jam olahraga telah terlewati.
"Hai Sisil Bagaimana rasanya ketika membersihkan gudang? Enak? Tertawa kecil sesaat terdengar, Sisil menoleh ke sumber suara di pintu terlihat shiera bersama tiga orang temannya yang merupakan para siswa terpopuler di sekolah.
"Kasihan sekali anak kampung harus dihukum oleh Pak Juno , makanya lain kali jangan telat!" Ucap salah satu diantaranya
"Jangan mentang-mentang kamu keponakannya Pak Jono dan tinggal di rumahnya, jadi kamu merasa seenaknya! Malah justru pak juno menghukum kamu lebih berat dibandingkan dengan Nindy"
"Dia pikir pak juno bakalan lembek sama dia?, buktinya nggak !"
Lagi, tawa ketika Gadis itu membahana
"Dia pikir bisa seperti bu alya, yang di istimewakan oleh Pak Juno? Iya beda lah !, Bu Aya Kan calon istrinya pak Juno."
Sepasang Mata Sisil terkejam Ia pasti sudah menyiram air kepada gadis-gadis itu dengan air bekas pel, jika tidak khawatir hukumannya akan ditambah. Terlebih salah satunya adalah Shiera , siswi yang paling berkuasa di sekolah.
"Udah ayo balik! Takut kedapatan pak Juno dan malah justru harus membantu anak culun ini"
Ketiganya lantas berlalu, Sisil yang masih dapat mendengar suara Shiera tertawa di kejauhan, sebelum akhirnya benar-benar menghilang
Ia menjatuhkan tubuhnya sebuah kursi untuk beristirahat sejenak, satu jam lebih berada di gudang membuat nafasnya terasa sesak di dada, bahkan kini kepalanya merasa berputar dan tubuh merasa kehilangan seluruh tenaga.
Brughh!
Sisil tersantap oleh suara pintu yang tiba-tiba tertutup rapat, disusun dengan suasana gudang yang tiba-tiba telat gulita
"Siapa itu?" Sontak Sisil bangkit dan beranjak menuju pintu, memutar gagang berulang-ulang. Tetapi seperti terkunci dari luar
"Tolong buka pintunya, ada orang di luar?" Tangannya yang lemah mengetuk pintu, memanggil dan meminta tolong namun tidak ada sahutan apapun
"Tolong!" teriaknya dengan sisa tenaga, tubuhnya Luruh di lantai, Sisil yang tidak yakin bisa bertahan jika harus berada di ruangan itu hingga berjam-jam. Sebab sekarang saja Ia sudah merasa kesulitan untuk bernapas.
"Ibu ayah Sisil nggak kuat lagi! Kenapa hidup Sisil harus seperti ini? Ayah dan ibu kenapa ninggalin Sisil ? Sisil takut Bu, enggak kuat. Kenapa Sisi enggak ikut ayah sama ibu saja saat kecelakaan dulu?"
Semakin lama persediaan udara semakin terasa semakin berkurang bagi sisil, lehernya seolah tercekik, Detik demi detik bergulir. Suasana sekitar sudah mulai tampak memburam dalam pandangannya
"Tolong !"
Tubuh Sisil ambruk ke lantai, matanya terpejam, Iya masih setengah sadar saat mendengar suara seperti bunyi pintu terbuka
"Hai, kamu kenapa? bangun!"
Dalam kesadaran yang tersisa, sisil masih terdengar suara lelaki yang memanggil, juga menepuk pipinya secara berulang-ulang. Tetapi ia sudah tidak kuat lagi untuk membuka mata.
"Hai, bisa denger nggak? bangun!"
"Ya ampun, pingsan!"
"Apes bener! Masuk di hari pertama, udah nemu orang pingsan" gerutu punya dalam hati, lalu meraih tubuh kecil itu dan menggendongnya keluar "untung ringan nih orang!"
"Yang ikut perkemahan minggu depan jangan lupa daftar ulang ke Pak Niko, dan yang batal ikut juga wajib melapor!" Ucap Juno kepada para siswa
"Baik Pak"
"Jangan lupa bawa bekal masing-masing!"
"Siap!"
Juno malah lirik beberapa siswa yang berbaris rapi
"Semua, sekarang boleh kembali ke dalam kelasnya masing-masing!"
Rombongan para siswa siswi itu membubarkan diri, sekilas juno melirik ke arah gudang yang berada di lantai 2, yang dapat terlihat dari tempat yang berdiri. Sejak tadi sisil juga belum kembali sementara Nindy sudah selesai beberapa menit lalu.
"Ke mana lagi itu anak? Jangan-jangan tidur di gudang!" Ia melirik arloji yang melingkar pergelangan tangannya. Ketika hendak beranjak, tiba-tiba Arya muncul di hadapannya
"Juno kamu sudah selesai kan?" tanya wanita itu, tangannya melingkar mesra di lengan namun segera ditepis oleh Juno
"Jangan gitu Al, ini tempat umum. Nggak baik Kalau ada yang lihat!" Tegur Juno
"Oke!" wanita itu tampak merajuk, "ke cafe yuk!, sekalian ada yang penting yang aku mau omongin"
"Boleh tapi sebentar, Aku mau ke gudang lihat Sisil dulu"
"Sisil! di gudang?"
Juno menggangguk, "dia telat dan Agung masih Dia sedikit hukuman"
"Ya udah biarin aja, Paling dia udah balik ke kelasnya, temenin aku ke kantin aja!"
"Ya udah" Juno pun luluh, niatnya menyambangi Sisil di gudang Iya lupakan dan memilih menemani Alya ke cafe sekolah
Saat akan menuju Cafe, perhatian Alya tiba-tiba tersita oleh seorang siswa yang sedang duduk di depan ruangan kesehatan sambil memijat punggung lehernya.
"Bukannya itu Hito ya? Sepupu kamu yang baru pulang dari luar negeri itu kan?" Tanya Alya
Juno melirik ke arah yang ditunjuk oleh Alya, "Iya itu memang hito, hari ini hari dia pertama masuk"
"Ngapain di sana? Kenapa nggak berkelas?" Tanya Alya, membuat juno menghampiri adik sepupunya itu
"Eh ada Abang Jono!" Ia langsung berdiri dan meninggalkan tempat duduk
"Kamu ngapain Di Sini? Kenapa nggak ke kelas ?"
"Tadi lagi cari keras, tapi malah ke pasar ke gudang"
"Gudang? Terus ngapain sekarang di sini?"
"Ini tadi habis nolong orang!"
"Maksudnya?" Kedua Alis Juno saling bertaut
"Ada siswi pingsan di gudang, Barusan aku bawa ke dalam! kasihan bang! kayaknya habis dikerjain oleh temannya sampai pingsan, mana susah nafas orangnya"
Sepasang Mata juno membelak, ingatannya tiba-tiba mengarah pada sang istri
"Jangan-jangan... Sisil!"
.
.
Bersambung....