Remake dari karya berjudul Emas yang belum lama di rilis dan karya teman penguasa berlengan satu yang sudah di drop.
Kisah seorang pria yang selalu di hina akibat dia hanya memiliki satu lengan. Dia di khianati istri yang sewaktu smp di tolongnya sampai mengorbankan lengannya. Mertua dan iparnya menganggap dia sampah karena dia sering di pecat karena kondisi nya.
Dia sempat berpikir mengakhiri hidupnya dan di tolong, dia mendapat lengan bionik karena kebetulan dan sempat mau di bunuh oleh selingkuhan istrinya, namun di saat kondisinya sudah kritis, lengan bionik nya malah menolongnya dan memberinya kekuatan untuk mengubah nasib. Bagaimanakah kisah perjalanan hidup baru nya ?
Genre : Fiksi, fantasi, drama, komedi, supranatural, psikologi, menantu terhina, urban.
100 % fiksi, murni karangan author. mohon like dan komen nya ya kalau berkenan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Selesai mengobrol dengan Suriwati, Mark kembali masuk ke garasi, dia kembali menatap motor besarnya yang terparkir dengan indah di garasi nya, dia mulai berpikir,
“Aku ga bisa naik motor nih, harus belajar, tapi sayang kalau mau belajar pakai motor ini,” ujarnya di kepalanya.
Karena sejak kecelakaan yang membuat lengannya hanya tersisa satu, dia tidak pernah terpikir akan mengendarai sebuah kendaraan, apapun itu kendaraan nya sehingga ketika dia memiliki motor, dia menjadi sedikit bingung walau sebenarnya dia ingin sekali mengendari motor itu. Tiba tiba, “aduh,” kepalanya mendadak menjadi pusing, dia mengangkat lengannya dan memegang kepalanya.
[Installing driver all vehichle module commencing]
[10....20....30....40....50....60....70....80....90....100 completed.]
[Unpacking module.]
[10....20....30....40....50....60....70....80....90....100 completed.]
[Installation completed.]
“Ugh,” pusing di kepalanya berangsur angsur menghilang, Mark menjadi sedikit bingung, namun entah kenapa dia mengerti dan merasa bisa mengendarai motor di depannya, dengan perasaan tidak menentu, dia menaiki motornya dan memegang kedua setangnya, dia mulai bersimulasi di kepalanya dengan memejamkan matanya.
Dia membayangkan dirinya berada di jalan dan otomatis tangan juga kakinya bergerak menggerakkan gas, kopling tangan dan kaki seakan akan dia benar benar mengendarai motor itu. Karena tiba tiba dia mengerti bagaimana cara mengendarai motor, dia menjadi bingung dan bertanya di kepalanya,
“Aisha, ini ulah kamu ?” tanya Mark.
[Aku memberi bantuan kepada tuan yang ingin mengendarai motor, aku juga sudah membantu tuan memberi seluruh pengetahuan tentang dunia kedokteran yang setingkat dengan ijazah dan ijin milik tuan.]
“Oh...benar ini ulah kamu,” balas Mark.
Mark memegang kepalanya, tanpa dia sadari, dia mengetahui istilah istilah kedokteran, bagaimana cara kerja dokter bedah dan semua yang berhubungan dengan medis. Mark tersenyum lebar, kemudian dia membuka laci meja di garasi dan membuka garasi, dia mendorong motornya keluar sampai keluar pagar.
“Vrooom,” dia menghidupkan motornya dan “brrrrm,” dia mulai berjalan walau perlahan, wajah Mark langsung menjadi ceria karena seumur hidup nya baru kali ini dia mengendarai sesuatu selain kakinya.
“Ahahahaha.....makasih Aisha,” ujarnya senang.
[Sama sama tuan, sudah tugas saya untuk membantu tuan.]
Tangannya memutar gas dan otomatis mengganti giginya, kecepatannya mulai meningkat dan dia berjalan memutari bagian dalam komplek. Setelah puas mencoba motor barunya, dia berhenti di taman depan rumah untuk beristirahat. Selagi duduk di kursi taman, tangannya tidak berhenti memegang motornya dengan senyum yang lebar.
“Ini menyenangkan,” gumam nya dalam hati.
Dia melihat rumahnya di seberang taman, dia melihat gerbang dan garasinya yang terbuka, terlintas sesuatu di pikirannya,
“Hmm kalau aku buka praktek di rumah bisa kali ya ?” tanyanya dalam kepalanya.
[Tentu saja bisa tuan, bukankah anda membawa Amanda kemari untuk di jadikan perawat ?]
“Oh itu kan alasan supaya dia mau keluar dari tempat itu karena kamu waktu itu bilang tentang dokter, aku ga pernah berpikir benar benar mau menjadikan dia perawat, lagipula sekarang dia sudah di sini dan menjadi istri ku, aku rasa tidak masalah lagi kan,” jawab Mark.
[Hmm ok kalau begitu tuan.]
Mark meregangkan tubuhnya dan berdiri, dia memegang setang motornya bersiap mendorongnya masuk ke dalam garasinya, tiba tiba “bwuuung,” map nya terbuka, dia melihat titik hitam di depan komplek nya tepat di pintu masuk. Terlihat banyak titik kuning mengerubunginya namun terlihat seperti terhalang sesuatu. Tanpa pikir panjang, Mark menaiki motornya dan langsung menuju ke pintu masuk komplek.
Dia melihat sebuah mobil berhenti di tepi jalan utama komplek setelah melewati gerbang, beberapa orang berjas hitam berdiri mengerubungi sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam, dia menoleh melihat peta nya, titik hitam yang tampil di peta berada di dalam mobil, dia langsung menekan titiknya,
*********************************************************************
Name : Tony Fernandez.
Age : 60.
Job : Family head.
Gender : Male.
Status : Married.
Condition : Tertembak di perutnya, tidak mematikan namun harus segera di rawat sebelum kehabisan darah.
Mind : “....”
*********************************************************************
“Klek,” Mark turun dari motornya dan berlari kecil menghampiri beberapa pria yang sedang mengerubungi mobil. Seorang pria berkepala botak dan berwajah sangar karena ada bekas luka sayatan pisau melintang di wajahnya menghentikan Mark,
“Siapa kamu ?” tanya sang pria.
“Hei...dia tertembak kenapa tidak kamu bawa ke rumah sakit ?” tanya Mark kencang.
Wajah sang pria langsung berubah mendengar pertanyaan Mark, tangannya mulai masuk ke dalam jas nya, tapi tiba tiba seorang pria yang nampak intelek, memakai jas bergaris dan masih berusia sekitar 35 tahunan menghentikan sang pria botak.
“Siapa kamu, kenapa kamu tahu papa ku tertembak ?” tanya sang pria.
“Maaf, aku tidak bisa menjelaskan, tapi kalau dia tidak segera di tolong, dia bisa kehabisan darah,” jawab Mark.
“Tidak mungkin kita membawa papa kerumah sakit, saya sedang memanggil dokter kenalan saya, tolong anda tidak usah ikut campur,” ujar sang pria.
“Saya dokter,” teriak Mark.
Sang pria menoleh, dia mengamati Mark dari atas ke bawah kemudian ke atas lagi, dia menarik smartphone nya dan menurunkannya,
“Anda dokter ?” tanya sang pria.
“Benar, ijinkan saya periksa ayah anda,” jawab Mark.
“Baik, mari,” ajak sang pria.
Langsung saja dia membawa Mark ke pintu belakang mobil dan membukanya, terlihat seorang pria paruh baya bertubuh kekar dan besar, berkepala botak dan berjanggut putih sedang dalam kondisi pingsan, tangannya memegang perutnya yang berdarah. Mark mengangkat lengannya dan “rrrrip,” dia merobek bajunya, peluru bersarang di antara bagian otot perutnya (abs) dan tertahan tidak sampai ke dalam, namun terjadi pendarahan yang banyak dan dan kemungkinan peluru pecah ketika masuk jika di lihat dari bekas lukanya.
[Harus di operasi tuan, kalau langsung saya sembuhkan, pelurunya akan bersarang di dalam tubuhnya dan menjadi racun di kemudian hari.]
Mark langsung berbalik dan melihat pria tampan di belakangnya yang nampak meragukan kemampuan nya,
“Dia harus di operasi, harus di bawa ke rumah sakit,” ujar Mark.
“Tidak bisa, anda bisa mengoperasi papa ?” tanya sang pria.
Mark langsung kaget, dia menoleh melihat pria di belakangnya, dia memeriksa nya sekali lagi mulai dari luka tembaknya dan sekitarnya, terlintas di benaknya apa yang sudah di install oleh Aisha, dia mengerti apa yang harus dia lakukan.
“Bisa, bawa dia ke rumah ku,” ajak Mark.
“Baiklah,” balas sang pria.
Dia menoleh memberi kode pada tiga anak buahnya, kemudian dia mengikuti Mark ke motornya,
“Saya ikut dokter,” ujarnya.
“Baiklah, mari,” balas Mark menyalakan motornya yang sebenarnya tidak bisa di pakai boncengan.
Sementara itu, di rumah, Suriwati sedang menyapu jalan di depan rumah, “vroooom,” dia menoleh melihat Mark pulang membawa seorang pria tampan yang nampak keren dan kaya datang, di belakangnya terlihat sebuah mobil hitam mewah, sampai membuat Suriwati sedikit kaget.
“Ada apa Mark ?” tanya Suriwati.
“Emak, tolong ambilkan air panas di baskom, handuk, sumpit dan alkohol di kotak obat atau kotak obatnya bawa ke ruang tamu, minta tolong Amanda membawakan pisau dapur yang di panaskan di kompor dan benang jahit sama jarumnya, cepat ya mak,” ujar Mark.
“I...iya,” balas Suriwati.
Langsung saja Suriwati berlari masuk ke dalam, Mark menoleh ke belakang, dua orang sedang berusaha menurunkan pria paruh baya bertubuh besar dan tegap itu, kemudian mereka membawa pria paruh baya itu masuk ke dalam ruang tamu dan membaringkannya di sofa. Mark menekan lukanya menggunakan handuk dan membasuhnya menggunakan air, tak lama kemudian, Amanda pun datang membawakan apa yang di minta oleh Mark.
“Ma..mas, si...siapa dia ?” tanya Amanda ketakutan.
“Manda, kamu tolong bawa pria ini ke dalam dulu (menoleh ke pria tampan yang di bonceng nya) pak, silahkan ikut istri saya ke dalam dulu, saya butuh konsentrasi,” jawab Mark.
“Baiklah,” balas sang pria.
“Ma..mari tuan,” ajak Amanda.
Pria itu mengikuti Amanda masuk ke dalam dengan cemas, sebelum masuk dia sempat menoleh melihat Mark yang sudah mulai merawat pria paruh baya yang sudah tidak sadarkan diri itu.