NovelToon NovelToon
Tragedi Bachelor Party

Tragedi Bachelor Party

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Hamil di luar nikah
Popularitas:14.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Noah Arrayan

Area Dewasa, 21+

Loli tidak menyangka bahwa nasip buruk akan menimpa nya. Ia harus hancur di tangan calon kakak iparnya sendiri.

Menjelang pernikahannya, teman-teman Marcell mengadakan Bachelor Party untuknya. Namun Marcell tidak menyangka bahwa malam itu adalah awal dari segala kerumitan dalam hidupnya. Akibat obat perangsang yang teman-temannya berikan membuat Marcell melakukan hal yang paling bejat. Merenggut kesucian Loli sang calon adik ipar.

Tatapan penuh luka dari gadis yang meringkuk memegang erat selimutnya terus menghantui Marcell. Ia harus memilih dua hal tersulit dalam hidupnya. Melanjutkan pernikahan dan lari dari tanggung jawab atau melepaskan gadis yang dicintainya untuk sebuah pertanggung jawaban.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lima

Loli terbangun dalam kondisi tubuh terasa remuk, Semalam entah berapa kali Marcell menyetubuhi nya hingga gadis itu hilang kesadaran.

Loli memundurkan tubuhnya ke kepala ranjang sambil memeluk erat selimutnya saat ia mendapati Marcell tengah menatapnya. Pria itu hanya mengenakan bokser dan duduk di ujung ranjang.

Loli dapat melihat tatapan penuh rasa bersalah di mata pria itu juga kemarahan yang besar di sana.

Sebelumnya Marcell begitu terkejut saat bangun dalam kondisi tubuh polos. lebih terkejut lagi saat melihat Loli ada di sampingnya dalam kondisi yang sama. Ingatan membawanya pada peristiwa tadi malam. Hatinya tercabik menyadari bahwa ia telah menghancurkan calon adik iparnya akibat ulah sahabatnya.

Marcell menatap iba Loli yang masih tertidur. Pria itu meneteskan air mata mengingat perlakuan nya tadi malam. Akibat dikuasai nafsu ia memperlakukan Loli dengan kasar. Gadis polos itu pasti begitu menderita.

Hati Marcell kembali merasa tertusuk saat melihat ketakutan yang besar di mata Loli saat gadis itu melihat dirinya. Marcell kehilangan kata-kata untuk memulai percakapan nya dengan Loli mengenai peristiwa tadi malam. Apapun yang akan ia ucapkan atau lakukan tak akan mampu menebus kesalahan yang telah ia perbuat.

Perlahan Marcell turun dari ranjang, ia berlutut dan menangkupan kedua tangan nya di dada. Rasa bersalah terasa menguliti tubuhnya saat melihat ketakutan dan sayatan luka dalam tatapan Loli.

"Kakak nggak tau harus bagaimana untuk menebus kesalahan kakak sama kamu dek. Kakak tau ucapan maaf tidak akan bisa mengembalikan semuanya. Kakak harus melakukan apa untuk menebus kesalahan yang tidak termaafkan dek? Katakan apa yang harus kakak lakukan?" Marcell tidak pernah merasakan penyesalan sedalam ini selama hidupnya. Ia ingin berteriak bahkan membunuh dirinya sendiri karena telah menodai gadis sebaik dan sepolos Loli.

Loli masih menatap takut pada Marcell. Air mata telah membanjiri wajah nya. Ia marah, kecewa, sedih, terluka dan berjuta perasaan sakit lain memenuhi hatinya.

"Bunuh saja kakak dek, kakak rela jika itu bisa menghapus sedikit saja luka di hati kamu" Marcell tergugu, ia merasa begitu putus asa. Dosa itu terasa begitu berat menimpa tubuhnya hingga membuat ia kesulitan bernafas.

"A ak ku mau pul pulang" Ucap Loli dengan suara bergetar. Wajah gadis itu begitu pucat, Marcell tak henti mengutuki perbuatannya tadi malam.

"Kita masih terkunci di sini dek, Maafin kakak" Jutaan kali umpatan telah Marcell layangkan untuk para sahabatnya. Entahlah apa mereka masih pantas disebut sahabat atas perlakuan menjijikkan yang telah mereka perbuat.

"Katakan dek kakak harus bagaimana untuk menebus kesalahan kakak?" Nada bicara Marcell begitu putus asa. Namun Loli tak mampu mencerna apapun saat ini. Ia merasa dirinya telah hancur dan habis tak tersisa. Loli masih belum mampu berfikir ke depan. Ia hanya ingin pergi dan tak melihat pria yang tadi malam begitu menakutkan.

Nyeri di pangkal pahanya masih terasa. Tubuhnya terasa linu di mana-mana namun sakit di hatinya jauh lebih dahsyat di banding semua kesakitan fisik nya.

"Adek jangan diam, kakak mohon maafin kakak"

"Tolong jangan bahas apapun dulu saat ini, aku hanya ingin istirahat. Semuanya terasa sakit" Ucap Loli dengan suara lirih dan terbata. Hati Marcell kian tercabik mendengar ucapan sendu Loli. Akan lebih baik baginya andai Loli berteriak dan mengumpat bahkan ia ikhlas jika Loli menghabisi nyawanya. Karena rasa bersalah di hatinya begitu menyiksa hingga Marcell merasa kesulitan untuk menanggung perasaan itu.

Marcell beranjak kemudian melangkah menuju kamar mandi. Mata sayu Loli mengiringi langkah pria itu. 5 menit kemudian Marcell kembali masuk dan mendekat ke arah Loli, tubuh gadis itu bergetar, terlihat jelas ketakutan kembali menyerang nya.

"Dek, kakak tau untuk saat ini tidak ada yang bisa kakak lakukan untuk sedikit meredakan sakit di hati kamu. Tapi mungkin ini bisa sedikit menolong sakit ditubuh kamu"

Loli termangu menatap tak mengerti arah ucapan pria itu. Sampai kemudian ia merasakan tubuhnya melayang dalam gendongan Marcell.

"lepasin kak" Loli meronta, Ia merasa panik terlebih tak ada lagi selimut yang membalut tubuhnya. Ia semakin bergetar merasakan kembali kulit Marcell yang menempel langsung pada tubuhnya, nalurinya meminta untuk menyelamatkan diri.

"Ssst kakak cuma mau antar kamu ke kamar mandi, semoga bisa menghilangkan nyeri kamu di sana" Ucap Marcell lembut, pancaran ketulusan di mata Marcell membuat Loli menghentikan pemberontakannya. Marcell melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi, ia meletakkan tubuh Loli di bath tub yang sudah ia isi dengan air hangat.

"Ini kimono nya dek, nanti kalau selesai panggil kakak" Suara berat dan bergetar dari Marcell cukup menjadi bukti betapa pria itu menanggung beban atas apa yang telah ia perbuat.

Loli hanya diam, tak sedikitpun menjawab ucapan Marcell. Jiwanya seakan masih belum berada pada tubuhnya. Ia belum mampu mencerna apapun, otaknya selalu menuntun pada kenyataan bahwa ia kini hancur, tak memiliki apapun yang bisa ia banggakan sebagai seorang gadis.

Tak dipungkiri air hangat yang menyapa tubuhnya mampu menghilangkan penat ditubuhnya, ia merasakan tubuhnya lebih nyaman. Benar kata Marcell meskipun tak berpengaruh apapun pada hati setidaknya fisiknya bisa sedikit lebih baik.

Loli memejamkan matanya berusaha menikmati keadaan ini untuk sesaat. Namun kilasan kejadian kelam yang menimpanya membuatnya kembali kacau, Loli menutup mulutnya agar suara isakan tak terdengar sampai keluar.

Tubuhnya kembali terasa lemas, Loli merasa tak ada lagi yang bisa ia lakukan di dunia ini. Entah bagaimana respon orang tuanya terlebih Nala kakak nya jika mengetahui apa yang telah menimpa dirinya. 'Untuk apa lagi aku hidup, aku hancur, aku habis, aku kotor aku nggak berharga' Hatinya terus meneriakkan kata-kata yang membuatnya putus asa.

Namun bayangan kesedihan di mata sang mama andai ia melakukan hal bodoh membuat nyalinya menciut, setidaknya senyuman keluarganya bisa ia jadikan alasan untuk tetap berada di dunia ini.

Setelah suhu air telah berubah dingin Loli memutuskan mengakhiri aktivitas nya di dalam kamar mandi. Setelah membilas tubuhnya ia meraih kimono yang tergantung di dekat bathtub. ia berusaha berdiri, kakinya terasa ngilu belum lagi inti tubuhnya yang terasa begitu perih.

Ia melilitkan kimono pada tubuhnya, ia mencoba untuk melangkah sendiri, tak ingin Marcell membantunya. Karena ia tak ingin melihat wajah pria itu. Andai saja Ia tidak memikirkan untuk keluar dari tempat ini mungkin ia akan lebih memilih berdiam di kamar mandi.

Pangkal pahanya teramat perih saat mencoba menggerakkan kakinya, entah sedalam apa luka yang Marcell buat, mengingat betapa kasar pria itu memasukinya tadi malam dan tak terhitung berapa kali ia melampiaskan nafsunya pada tubuh Loli.

"Dek kakak uda bilang panggil kakak kalo uda selesai" Loli memalingkan wajahnya saat melihat Marcell dengan wajah khawatir mendekat ke arahnya. Entahlah apa pria itu mendengar desis kesakitan dari bibirnya.

Mau tidak mau Loli harus pasrah saat Marcell kembali membopongnya dan meletakkan gadis itu ke ranjang.

"Sabar ya dek, semoga para bajingan itu segera datang dan kita bisa pulang" Marcell mengusap rambut basah Loli yang hanya dikeringkan seadanya.

Marcell tersenyum pahit saat melihat ekspresi datar Loli tetap tak berubah. Tatapan mata Loli telah kehilangan sinarnya.

Marcell beranjak menjauh dan menghilang di balik pintu kamar mandi. Pria itu memegang dadanya yang berdetak cepat.

"Brengs*k!!!" Marcell merutuki tubuhnya yang begitu tidak tau dirinya. Mencium aroma yang menguar dari tubuh Loli serta merasakan kulit halus gadis itu membuat bagian dari tubuhnya memberontak ingin kembali merasakan apa yang ia rasakan tadi malam. Sama halnya dengan Loli semalam adalah pengalaman pertama untuk pria itu.

Marcell merasa menjadi pria paling memalukan, bisa-bisanya ia terangsang dalam kondisi seburuk ini.

🍁🍁🍁🍁

1
Novel&Manga_Addict
Luar biasa
Virdasil Fanabella
Biasa
Virdasil Fanabella
Kecewa
Rina Rina
aq kok gk suka ya sama sifatnya nya nala egois bgt
Rina Rina
bener bgt Thor dunia nyata memang sangat melelah kan
Rina Rina
aq kasih 2 jempol buat zayn
Rina Rina
suka deh sama karakter marcell
Rina Rina
aq juga setuju cantik
Supiah Susilawati
Luar biasa
Ima Ashahri
setuju thor dengan visual loli yang ini pas banget cantik 👍👍
Ratna Dian
Lumayan
Sri Udaningsih Widjaya
Luar biasa ceritanya thor
laelatul qomar
Luar biasa
Daryanti
aku suka novel ini, kalau ada apa2 lngsung bicara dg pasangan
Musrifa Ifa
pas lagi hujan2 gini😁😁😁
Krismonita Sembiring
ademmmm nyaaa 😌
Misdi Jaseng
y3
Safa Almira
seru
Santimehasari Nst
Luar biasa
Sasha
dih marsel memuakkan bener
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!