NovelToon NovelToon
PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

🏆Sekuel Pewaris Dewa Naga🏆

Tujuh tahun setelah perang besar, kedamaian di Benua Feng hanyalah ilusi. Dunia di luar perbatasan telah jatuh ke tangan iblis, dan seorang pria asing muncul membawa rahasia besar. Dunia jauh lebih luas dari yang mereka kira, dan apa yang tersembunyi di balik kabut sejarah mulai terungkap—termasuk rahasia tentang asal-usul Liang Fei sendiri.

Siapa sebenarnya orang tuanya? Apa kaitannya dengan Pemimpin Sekte Demonic? Dan bisakah Zhiyuan, murid yang terjatuh dalam kegelapan, masih bisa diselamatkan?

Dengan persekutuan lama yang diuji, musuh baru yang lebih kuat, dan petunjuk yang mengarah ke dunia yang terkubur dalam sejarah, Liang Fei harus meninggalkan takhta dan melangkah ke medan pertempuran yang lebih besar dari sebelumnya.

Dunia telah berubah.
Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka

Shi Yue berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri lorong istana. Napasnya sedikit memburu, rambut panjangnya yang diikat setengah berayun seiring langkah cepatnya.

Dia baru saja mendengar kabar bahwa Liang Fei akan kembali ke Benua Lingxu—dan itu berarti, dia harus segera menemuinya sebelum terlambat.

Saat mencapai ruang pertemuan utama, pintu besar sudah terbuka lebar, memperlihatkan sosok-sosok yang telah berkumpul di dalamnya.

Seo Fei berdiri paling dekat dengan Liang Fei. Di sampingnya, Xi Fei—putra kecil Liang Fei dan Seo Fei—berdiri dengan ekspresi tidak rela, menggenggam erat lengan ayahnya.

Di sisi lain, Shen Yan dan Shen Yao, pasangan suami istri yang juga merupakan murid Liang Fei. Lian Ruolan dan Zhang Tao juga berdiri di dekat pintu, menyaksikan momen ini dengan ekspresi serius.

Shi Yue melangkah ke dalam dengan cepat. "Apa kau benar-benar akan kembali ke Benua Lingxu sekarang juga?" tanyanya, suaranya sedikit terengah.

Mata semua orang menoleh ke arahnya, sedikit terkejut dengan kedatangan wanita itu yang tergesa-gesa.

"Ya. Aku sudah memutuskannya," jawab Liang Fei.

Tanpa ragu, Shi Yue berkata, "Kalau begitu, izinkan aku ikut."

Semua orang terdiam. Xi Fei, bocah berusia enam tahun itu, menatap Shi Yue dengan bingung. Shen Yan dan Shen Yao saling bertukar pandang, sementara Seo Fei menatapnya dengan ekspresi tak terduga—campuran antara rasa ingin tahu dan sedikit khawatir.

Lian Ruolan mengerutkan alis. " Nona Shi, kau baru saja mendapatkan tempat tinggal yang aman di sini. Kenapa kau ingin kembali ke tempat itu?"

Zhang Tao mengangguk setuju. "Itu terlalu berbahaya."

Shi Yue menatap mereka semua, lalu mengalihkan pandangannya ke Liang Fei. "Aku tidak bisa hanya duduk diam ketika masih banyak orang-orang dari bangsaku yang sengsara oleh iblis. Selain itu, aku tahu lokasi Kerajaan Lingxu, tempat Guingming tinggal. Jika kau pergi sendiri, kau hanya akan membuang lebih banyak waktu. Belum lagi… aku bisa mencari penatua Xuang."

Liang Fei terdiam.

Shen Yao menatapnya dengan tajam. "Nona Shi, kau baru saja mendapatkan kehidupan yang layak di sini. Apa kau yakin ingin kembali ke tempat yang menjadi mimpi buruk itu?"

Shi Yue mendengus pelan. "Bukankah aku sudah mati sekali di sana? Jika aku bisa bertahan saat itu, berarti aku bisa bertahan lagi."

Liang Fei menghela napas. "Ini bukan tentang apakah kau bisa bertahan atau tidak. Ini tentang risiko yang tidak perlu kau ambil."

Shi Yue menatapnya langsung, matanya penuh dengan tekad. "Aku tidak akan membiarkan orang lain berjuang sendirian untuk bangsaku, sementara aku duduk diam dalam kenyamanan."

Ruangan kembali sunyi, Xi Fei masih kebingungan, sementara Lian Ruolan dan Zhang Tao hanya menepuk jidatnya.

Seo Fei yang sejak tadi diam akhirnya berbicara, suaranya lembut namun penuh pemahaman. "Suamiku… Biarkan dia ikut."

Liang Fei menoleh padanya, sedikit terkejut. "Kau serius?"

"Aku tahu kau ingin melindungi semua orang, tapi kita tidak bisa menahan seseorang yang ingin berjuang untuk sesuatu yang mereka yakini."

Liang Fei menatap dalam-dalam ke mata istrinya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya menghela napas panjang dan menoleh kembali kearah Shi Yue. "Baiklah... Tapi pastikan kau tidak menjadi beban."

Shi Yue tersenyum kecil. "Aku tidak akan mengecewakanmu."

Xi Fei menarik jubah ayahnya dengan ekspresi khawatir. "Ayah, kau benar-benar harus pergi sekali lagi?"

Liang Fei berjongkok, menatap anaknya dengan lembut. "Ya. Tapi aku akan kembali seperti sebelumnya."

"Kau harus berjanji."

Liang Fei tersenyum dan mengusap kepala putranya. "Aku janji."

Seo Fei menatap suaminya dalam-dalam, lalu meraih tangannya sejenak. "Hati-hati."

Peristiwa menghangatkan itu tak lepas dari pandangan Shi Yue, ia merasa terharu, tapi juga bahagia melihat kebahagiaan kedua pasangan di depannya.

Liang Fei menggenggam tangan istrinya dengan erat sebelum akhirnya melepaskannya. Dia kemudian menoleh ke Shi Yue. "Bersiaplah."

Shi Yue mengangguk.

Dalam sekejap, energi mulai berputar di sekitar mereka. Angin berdesir, cahaya keemasan mulai bersinar dari tubuh Liang Fei dan Shi Yue. Ruangan itu terasa bergetar, dan dalam hitungan detik, keduanya menghilang dalam kilatan cahaya.

Ketika mereka muncul kembali, angin dingin langsung menerpa wajah mereka.

Shi Yue mengangkat wajahnya, matanya membelalak sedikit saat menyadari di mana mereka berada.

Di depan mereka, air terjun menjulang tinggi, mengalir deras dari puncak pegunungan emas.

Mereka telah sampai di Benua Lingxu.

Shi Yue menarik napas dalam. "Kita kembali…"

Liang Fei menatap pemandangan di depannya, ekspresinya tidak berubah. "Ayo. Kita tidak punya banyak waktu."

Shi Yue mengangguk. Mereka lalu melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang menunggu di tanah ini.

...

Disisi lain.

Langit di bekas Kerajaan Lingxu tampak gelap, ditutupi kabut merah kehitaman yang seolah meresap ke dalam tanah. Aroma belerang dan darah bercampur di udara, membuat suasana terasa semakin menyesakkan.

Di antara reruntuhan istana dan rumah-rumah yang kini berubah menjadi bengkel perbudakan, manusia dalam pakaian lusuh bekerja dengan paksa di bawah tatapan tajam para iblis. Cambuk-cambuk kulit berlumuran darah menghantam punggung mereka yang membungkuk, mendorong mereka untuk bekerja lebih cepat.

Di satu sisi, beberapa pria dan wanita menempa pedang dengan nyala api yang membara. Pedang-pedang itu memiliki aura kelam, menandakan bahwa logamnya telah dicampur dengan energi iblis.

Tidak jauh dari sana, beberapa orang merakit armor dari bahan logam hitam yang tampak lebih kuat dari baja biasa. Sebagian lainnya meramu racun di dalam wadah-wadah batu, menciptakan cairan berwarna ungu yang menguarkan aroma mematikan.

Namun, yang paling mencolok adalah proyek raksasa yang berdiri di tengah-tengah bekas alun-alun kerajaan.

Artefak itu berbentuk seperti roda raksasa dengan diameter lebih dari dua puluh meter, tersusun dari logam hitam yang dipenuhi simbol-simbol kuno berwarna merah menyala. Gigi-gigi mekanik di sepanjang permukaannya terus bergerak, seolah menyusun ulang aliran energi di dalamnya. Di bagian tengah roda, sebuah kristal berdarah berdenyut seperti jantung makhluk hidup.

Para iblis menyebutnya "Gerbang Neraka", artefak yang dirancang untuk menciptakan celah permanen antara dunia manusia dan dunia iblis.

Jika gerbang ini diaktifkan, maka iblis tidak lagi membutuhkan ritual pemanggilan atau pengorbanan jiwa manusia untuk muncul ke dunia. Namun, dunia manusia akan segera jatuh dalam cengkeraman kegelapan tanpa ada lagi batasan yang menghambat mereka.

Di sisi lain perkemahan budak, di dalam sebuah tenda kumuh, seorang gadis kecil berusia sekitar delapan tahun dengan rambut hitam kusut duduk di sebelah seorang pria tua yang berbaring dengan tubuh penuh luka.

Dengan hati-hati, ia membersihkan punggung kakeknya dengan kain basah yang sudah berubah warna karena darah kering.

"Kakek, bertahanlah..." suaranya lirih, namun tangannya tetap bergerak dengan lembut.

1
Pokko Pokko
bahasa tidak mencerminkan novel fantasi timur lebih ke fantasi barat bahasa modern
Nanik S
Lian Fei... cepat bantu mereka
4You
gambar yang keren 👍
Nanik S
Liang Fei... harus tau siapa dan dari mana Asal Ibumu dan juga Ayahmu
Nanik S
Long Zen Ayah angkat Liat Fei
Nanik S
Alur dan cerita yg bagus
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Punah sudah harapan Shi Yur
Nanik S
Lanjutkan dan 💪💪💪💪
Nanik S
Akhirnya ketahuan juga Fang Xian
Nanik S
Bantai semua dan hancurkan mereka
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Apakah Orang Tua Lian Fei masih hidup
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏
Nanik S
Apakah Liang Fei keturunan mereka
Nanik S
Lunarris.... siapa sebenarnya Liang Gei
Nanik S
Iblis.... Blaaaaar hancurkan semuanya
Nanik S
Bagus... lanjut
Nanik S
Sangat keren
Nanik S
Apakah ada Makluk hana didalam lautan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!