Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat
Hari ini adalah hari dimana Kaluna akan, menuju rumah yang sedang membutuhkan pembantu tambahan. Berbekal alamat yang di berikan bu Tati, wanita itu akan pergi dengan menggunakan taksi. Ternyata rumah yang di maksud bu Tati berada di kawasan tak jauh dari mereka bertemu pertama kali. Sampai di tempatnya Kaluna di buat takjub dengan deretan rumah mewah. Sekarang yang paling terpenting adalah mencari rumah calon majikannya itu. la berharap calon majikannya itu orang yang baik dan mau menerimanya kerja disana walaupun tidak memiliki pengalaman bekerja sebagai pembantu. Sampai di rumah yang di maksud, Kaluna lalu menghampiri pos satpam yang ada di sana.
"Permisi pak," panggil Kaluna pada satpam di sana.
"Iya neng, ada yang bisa saya bantu," kata pak satpam sambil menghampiri Kaluna.
"Saya cari bu Tati, bu Tatinya ada," tanya Kaluna pada pak satpam.
"Owh bu Tati, sebentar saya panggilkan, neng bisa duduk di pos saya dulu," pak satpam berlalu meninggalkan Kaluna guna menemui bu Tati.
Tak lama kemudian muncul lah bu Tati dengan pak satpam yang mengikutinya dari belakang, Wanita tua itu segera mendatangi Kaluna.
"Eh mbak Kaluna sudah datang, yuk masuk, kemarin saya sudah bilang kepada majikan saya dan majikan saya mau lihat mbak Kaluna nya dulu," kata bu Tati sambil membawa Kaluna masuk.
Sampai di ruang tamu, bu Tati menyuruh Kaluna untuk menunggunya. Sementara bu Tati akan memanggilkan majikannya terlebih dahulu. Sambil menunggu Kaluna mengedarkan pandangannya ke seluruh rumah disana terdapat banyak sekali guci-guci dan pajangan lukisan, hal itu sedikit mengingatkannya pada seseorang.
"Kaluna ini majikan ibu."
Suara bu Tati mengalihkan atensi Kaluna terhadap rumah itu. Kedua mata Kaluna bersitatapan dengan kedua mata yang telah lama tidak terlihat. Pandangan mereka bertemu, ada tersirat kerinduan di kedua pasang mata itu.
"Mas Nathan," panggil lirih Kaluna.
"Bibi yakin orang kaya dia bisa kerja."
Pertanyaan yang keluar itu begitu menyakiti hati Kaluna. Majikan yang di maksud bu Tati tadi adalah mantan suaminya. Sudah lama tidak bertemu tidak membuat kebencian di dalam diri mantan suaminya hilang. Tapi di sorot matanya juga terdapat rasa rindu yang tidak bisa di jabarkan.
Tatapan tajam Kaluna dapatkan hari ini. Bu Tati yang tidak tau apa-apa bingung menghadapinya.
"Silahkan pergi, saya sudah tidak membutuhkan pembantu di rumah ini," ucap Nathan sambil menunjukan gestur mengusir.
Kaluna tetap berdiri di tempat. Wanita itu yakin, Nathan masih membutuhkan pembantu hanya saja karena dirinya yang melamar, maka Nathan mengatakan sudah tidak butuh, pembantu lagi.
"Aku mohon tuan, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini," pinta Kaluna pada Nathan.
Nathan yang mendengar panggilan untuknya di buat kaget, dulu mantan istrinya memanggilnya dengan sebutan mas, kenapa sekarang jadi tuan. Menyembunyikan rasa terkejutnya Nathan tetap memberikan tatapan tajam.
"Tak saya sudah tidak membutuhkan pembantu," kata Nathan mempertahankan jawabannya.
Tiba-tiba Kaluna berlutut di depan Nathan dengan kedua tanganya didepan dada seperti sedang meminta pertolongan, air mata Kaluna juga sudah mengalir deras.
"Kamu sedang apa bangun," kata Nathan tegas.
"Aku mohon," lirih Kaluna
"Baik jika itu mau kamu, bi tolong tinggalkan kami berdua," pinta Nathan pada bi Tati.
"Baik tuan," bu Tati meninggalkan Kaluna dan Nathan hanya berdua.
"Sekarang kamu bangun."
Kaluna segera bangun dan duduk kembali di kursinya.
"Aku akan memberikanmu pekerjaan tapi bukan jadi pembantu, tapi kamu harus jadi istri rahasiaku, tenang saja aku akan tetap membayar kamu," kata Nathan serius.
Ketegangan teradi di ruang tamu itu, Kaluna tak menyangka akan di berikan pekerjaan seperti itu, ia bimbang apakah harus menerimanya atau kah menolaknya. Jika ia tolak pekerjaan itu, ia akan susah dapatkan pekerjaan itu lagi. Tetapi jika ia terima pekerjaan ini sama saja harga dirinya dinjak-injak, tapi ini juga kesempatan bisa bertemu dengan anaknya setiap hari.
"Jadi kamu terima atau tidak pekerjaan ini," kata Nathan memecahkan lamunan Kaluna.
"Saya terima tuan," maafin Kaluna ayah ibu, Kaluna lakukan ini agar tidak merepotkan kalian dan Kaluna juga ingin bisa dekat dengan anak Kaluna kata Kaluna dalam hati.
"Baik jika itu jawaban kamu besok kita akan nikah dan hanya kita berdua yang tau."
"Sekarang kamu boleh pergi ke belakang temui bi Tati, beliau yang akan memberi tahu letak kamarmu."
"Baik tuan, terimakasih,"
Kaluna menuju ke belakang untuk menemui bu Tati, disana terlihat seperti bu Tati sedang menunggunya.
"Bu Tati," panggil Kaluna.
"Gimana mbak apa di terima," bu Tati penasaran.
"Di terima bu, terimakasih ya," kata Kaluna berbohong pada bu Tati.
"Oiya bu saya mau tanya, apa yang tinggal disini hanya tuan saja atau bersama istrinya," tanya Kaluna.
"Disini tuan tinggal bersama anaknya tapi sekarang lagi nginep di rumah neneknya, kalau istri tuan tidak punya mbak paling pacar tuan yang suka datang kesini," tutur bu Tati.
Mendengar jawaban bu Tati membuat Kaluna bingung, jika Nathan memiliki pacar mengapa ia harus menjadi istri rahasianya, apa mungkin sedang ada yang direncanakan oleh Nathan. Ya sudah lah Kaluna tak ingin begitu memikirkan nya yang jelas ia akan bisa bertemu Athan setiap hari itu sudah membuat Kaluna senang.
"Athan sekarang bunda bisa bertemu kamu setiap hari, tapi bunda tidak tau apakah bunda bisa memelukmu atau tidak."
Tring...tring...tring... Bunyi panggilan telfon mengalihkan Kaluna. Ternyata sang ibu yang sedang menelfonnya.
"Halo bu, assalamualaikum," jawab Kaluna dari balik telfon.
"Wa'alaikumsalam nak, gimana kamu apa diterima nak," tanya ibu dengan nada sedikit khawatir.
"Alhamdulillah bu Kaluna di terima," jawab Kaluna.
"Majikanmu baik kan nak,"
"Iya bu majikan Kaluna baik, buktinya Kaluna yang tidak memiliki pengalaman kerja jadi pembantu bisa diterima," jawab Kaluna berbohong.
"Alhamdulillah nak, kamu kalau gak betah pulang saja ya nak," kata ibu dengan kata yang sama seperti kemarin.
"Iya bu, insyaallah Kaluna betah majikan Kaluna kan baik."
"Disini Kaluna bisa ketemu anak Kaluna bu," ucap Kaluna yang hanya bisa dalam hati.
"Sudah dulu ya bu Kaluna mau mulai bekerja," kata Kaluna pada ibunya, ia hanya tak ingin lebih banyak berbohong lagi.
"Iya nak, hati-hati ya, jaga kesehatan selalu," jawab ibu Mita.
"Iya bu, ibu sama Ayah juga jaga kesehatan ya, assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam wr.wb," jawab ibu dari sebrang telfon.
"Maafin Kaluna bu udah berbohong sama ibu, Kaluna hanya ingin bisa bertemu anak Kaluna dan bisa kirim uang sama ayah dan ibu. Kaluna gak tega liat ayah dan ibu harus kerja," gumam Kaluna ketika sambungan telfonnya sudah mati.