NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:38.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 22

"Aah... Sialan. Aku mengingatmu lagi. Jalanggg." Ben mendesahkan nafasnya yang berat dan menekan pelipisnya dengan sebelah tangan, kemudian pria itu keluar dari kamar Daisy.

Ben duduk di sebuah bar mini miliknya, ruangan itu di biarkannya gelap, dan hanya seberkas cahaya masuk memantul dari luar melalui jendela jernih yang sengaja tidak di berikan tirai.

Traver datang dan melihat Ben sedang duduk di sofa sembari meminum whiskey di suasana yang gelap, dan pria itu paling bisa mengerti jika Ben dalam suasana hati yang buruk.

"Dimana kau membawa mereka?" Tanya Ben

"Ruang bawah tanah Tuan, saya melakukan sedikit tekanan. Sepertinya Bill merasa cemburu."

"Hmmm... Hanya sedikit?"

"Saya pikir anda ingin melihat nya dulu sebelum mereka saya kirim ke alam baka Tuan."

"Itu akan menyenangkan jika aku mengajak gadis itu"

Traver hanya mengangguk pelan tanda mengerti.

Kemudian Ben memutar-mutar bola es yang ada di dalam gelasnya, tanpa melihat Traver, Ben kemudian memberikan perintah lagi.

"Carikan seseorang, seperti biasanya, aku mengingat wanita itu lagi. Membuat suasana hatiku buruk. Jangan lupa untuk membereskannya juga. Aku akan berada di apartmen."

"Baik Tuan Ben."

Ben pun berdiri dan meninggalkan Traver yang menundukkan kepala padanya, Ben menuju kamar dan dengan cepat memakai pakaian casualnya. Sebuah Knitwear pria, berbahan sulaman sutra terbaik yang sangat lembut menjadi pakaiannya malam itu, baju itu berwarna hitam dan memiliki kerah menjulang naik hingga menutupi lehernya yang kuat dan berotot.

Di padukan dengan setelan jas mewah berwarna donker dan celana yang licin serta sangat halus dan rapi.

Ben keluar dengan menggunakan mobil mewahnya melaju dengan cepat di jalanan yang cukup lengang.

Perjalanan tidak memakan waktu lama hingga akhirnya ia sampai di apartmen miliknya yang berada di pusat kota.

Salah satu apartmen itu berada di bawah naungan Benz Group dan termewah di negara K.

Ben memutar botol whiskey dan menuangkannya di gelas, lalu menyesap pelan, amarahnya mulai naik lagi ketika pikiran-pikirannya di bawa kembali pada suatu malam yang panjang baginya harus melihat hubungan menjijikkan sang ibu dan para pelanggan-pelangganya, seolah hanya beberapa pelanggan wanita itu tidak akan pernah cukup.

Tak berapa lama pintu pun di buka, dan itu adalah Traver, pria itu datang dan menghadap Ben.

"Tuan... Sepertinya... Wanita yang akan melayani anda..."

Tak berapa lama seorang wanita masuk ke dalam apartmen.

"Apakah benar di sini?" Kata wanita itu.

Ben dan Traver melihat ke arah wanita yang baru saja masuk ke dalam apartmen.

"Saya sudah katakan bahwa anda harus menunggu di luar, saat saya sedang berdiskusi dengan Tuan Ben."

"Maafkan saya, tapi saya penasaran apakah itu benar Tuan Ben yang waktu itu, jadi ketika anda masuk, saya sengaja mengganjal pintu dengan kaki saya agar saya bisa masuk, apakah anda marah Tuan.... Ben? Senang bertemu dengan anda lagi. Saya juga sangat terkejut. Madam tidak pernah mengatakan siapa pelanggannya, namun saya yakin itu anda ketika Tuan Traver mendatangi saya di meja yabg sudah di pesan."

Traver melihat ke arah Ben.

"Maafkan saya Tuan Ben, saya akan mencarikan wanita lain." Kata Traver.

"Tapi Tuan Traver, madam bilang jika anda membatalkannya, anda harus membayar 10 kali dari pembayaran yang akan anda berikan pada kami."

"Tidak masalah dengan uang." Kata Traver.

"Tunggu Traver tinggal kan kami." Pinta Ben.

"Baik Tuan Ben." Traver pun pergi dari ruangan apartmen mewah itu.

"Jadi... Bagaimana kau bisa sampai di sini. Nona Ansella." Kata Ben menyedekapkan tangannya di depan dadanya yang kekar. Pria itu duduk sedikit di tepian meja.

"Saya melalui hari yang sangat berat Tuan Ben, setelah anda memberikan saya pada Geraldo, dia berulang kali berusaha ingin melakukannya lagi dengan saya hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi dari kota S ke kota Z akhirnya saya menemukan madam baru, dan saat saya bertemu dengan Traver, saya pikir kita berjodoh."

Ben menyunggingkan senyuman sinis di sudut bibirnya, dan meminum wiskey nya sekali tenggak lalu meletakkannya di atas meja dan berjalan mendekati Ansella.

"Apa kau tahu arti dari berjodoh?" Kata Ben.

"Artinya kita saling terikat Tuan Ben." Kata Ansella percaya diri.

"Anda tidak dapat menyakiti saya, karena saya di bawah perlindungan Madam yang memiliki pengaruh kuat kali ini." Kata Ansella semakin percaya diri.

"Tapi kau salah mengartikan jodoh." Kata Ben.

"Lalu apakah arti yang sebenarnya dari berjodoh itu Tuan Ben. Apakah anda dan saya seharusnya bersama?"

"Artinya, kau berjodoh denganku hanya untuk berlutut di bawah ku, dan melayaniku sampai aku puas. Jika kepalamu menghindar mundur satu senti saja, kau akan menyesal." Kata Ben.

"Apakah anda masih meragukan keahlian saya, apakah waktu itu anda tidak merasakan puas?" Tanya Ansella menggoda.

Ben menatap kedua mata Ansella yang berani dengan lekat-lekat sembari berkacak pinggang, lalu matanya memberikan kode bahwa Ansella harus segera melakukan tugasnya.

Ben kemudian mengambil sarung tangan hitam dan memakainya, sedangkan Ansella sudah berlutut di lantai marmer yang dingin, jemarinya terampil membuka ikat pinggang milik Ben.

Perlahan, Ansella menurunkan risleting celana Ben, dan mengeluarkan suatu benda yang sangat keras dan sudah tegak berdiri. Ansella masih sangat mengaguminya, betapa itu teramat besar dengan urat-urat menonjol yang sungguh menggoda.

Ansella mulai melakukan tugasnya, dengan mulut dan lidahnya yang terampil.

Sedangkan Ben mendorong maju kepala Ansella lebih dalam lagi untuk menekannya masuk lagi. Ben meremas dan menjambak rambut Ansella sesekali pria itu menegang dan menutup matanya, Ansella yang masih berlutut mulai seperti kehabisan nafasnya.

Beberapa jam berlalu dan mulut Ansella mulai pegal serta kram, namun Ben belum menunjukkan tanda-tanda ingin klimaakss.

Hingga beberapa jam lewat, posisi mereka tetap seperti itu, Ben mendorong kuat miliknya yang ada di mulut Ansella hingga mengeluarkan sangat banyak cairan kental yang seharusnya menjadi benih super ke dalam tenggorokan Ansella.

"Telan itu." Kata Ben dengan wajah gelap.

Ansella menelan semuanya tanpa sisa, bukan karena cairan itu yang ingin membuatnya muntah dan menangis, namun ukuran milik Ben yang terlalu besar masuk ke dalam rongga tenggorokannya terlalu dalam.

Kemudian Ansella menaikkan lagi celana milik Ben dan memasang kembali ikat pinggang Ben.

Wajah Ansella sudah berantakan, bahkan rambutnya sangat acak-acakan.

Ben kemudian melepaskan sarung tangan hitam dan membuangnya ke lantai, lalu ia mengeluarkan sebuah cek dari dompetnya.

"Ini bonus untukmu, seperti biasa hubungi Traver untuk menerima pembayaran dan menandatangani perjanjian." Ben melemparkan beberapa cek di lantai, saat itu Ansella masih berlutut di lantai, dengan girang wanita itu memungutnya.

"Apakah Daisy tidak dapat memuaskan anda Tuan Ben, jika dia tidak bisa, saya akan...."

Dengan cepat Ben menginjak jemari Ansella yang sedang memunguti cek, dan menggilasnya dengan sepatunya.

"Kau tau, batasmu hanya untuk menelan cairan yang ku keluarkan selebihnya jika kau menyinggung privacy ku lagi, ku pastikan bukan lagi tanganmu yang ku injak, tapi lehermu juga akan menghilang. Kau pikir madam mu bisa melindunginya? Bahkan aku bisa membunuhnya hanya dengan satu jentikan jariku."

Mata tajam, wajah gelap, dan juga suram membuat Ansella bergidik ngeri, ia kembali mengingat bagaimana kejamnya Ben jika dia marah, mungkin saat itu Ben masih berbaik hati padanya hanya menyerahkan pada Geraldo, namun jika Ansella terus-terusan memprovokasi Ben, tidak ada yang tidak mungkin Ansella akan di berikan pada anjing-anjing yang liar untuk di kuliti habis-habisan, atau bahkan akan di berikan pada preman-preman agar tubuhnya di rusak.

bersambung

1
Renova Simanjuntak
knp lgsg,,bab 22,,bab 20 jg blom??🤔
Festin Zamili
Kecewa
Festin Zamili
Buruk
Fery TheJakMan
nice
Nini Aki
Luar biasa
Mamath Kay
dua malam ga tidur...
Mamath Kay
nyimak saja thor.. kejam nya dunia mafia.. aku bacanya ngeri ngeri gimana????
Sarinok Ganteng
Luar biasa
Firanty Ranty
aku sebenarnya GK terlalu suka dengan pola fikir Ben yg akan mendidik anak-anak nya jadi seperti dia.
Firanty Ranty
hahahaha...aku suka cara Daisy menyingkirkan orang yg akan mengganggu rumah tangga nya
Ali Khasan
Luar biasa
Firanty Ranty
waaah...siapa penyusup baju hitam yg pertama dan kedua itu yaaa🤔🤔
Firanty Ranty
apakah Ben memiliki hubungan dgn marry Anne disaat Daisy hilang dulu atau pas dulu dia msh hobi sewa perempuan...aaah teka teki lagi ini
Firanty Ranty
aku dukung Ben pokoknya Daisy hanya milikmu
jika perlu singkirkan pengganggu mu Ben
Nova Lia
lumayan seru
Riri Lala
Thor knp jdi ngeselin cih ini greget
Riri Lala
kebiasaan GK punya komunikasi dengan baik ih
Yudi Jebaru
Kecewa
Yudi Jebaru
Buruk
Riri Lala
lagian susah bnget ngejelasin ih kesel sama cewek ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!