NovelToon NovelToon
Takdir Tertinggi

Takdir Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lin Kay

Kisah seorang anak laki-laki yang beruntung menemukan sebuah batu misterius yang menuntunnya menuju takdir tertinggi.

Takdir yang akan menjadikannya yang terkuat dan takdir yang akan membuatnya menundukkan semua jenius yang ada.

Ini adalah takdir yang telah menghilang dari dunia, ini adalah takdir tertinggi...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin Kay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Monumen

Di lantai teratas gedung perpustakaan seni beladiri, keadaan sangat sepi bahkan tak ada satupun pengunjung selain penjaga lantai yang ada di mejanya.

Di puncak tangga, Xiao Yang dan Xiao Yuan tampak berdiri dan dengan kagum menatap ruangan besar yang hanya memiliki satu rak di tengah ruangan.

"Aku hanya pernah sekali kemari. Tak banyak yang berubah setelah beberapa tahun tak kemari..." Xiao Yang berkata pelan saat pandangannya menyapu seluruh ruangan.

Ia bukanlah seorang tetua, bahkan jika ia adalah kandidat untuk patriak klan selanjutnya, ia masih tak memiliki hak untuk datang kemari sesuka hati.

Ia dahulu dapat naik ke lantai puncak karena telah memenangkan kompetisi beberapa tahun yang lalu.

"Kau mulai berkelilinglah. Aku akan mendaftarkan dirimu dahulu..." Ujar Xiao Yang dan Xiao Yuan mengangguk setuju.

Keduanya berpisah dan Xiao Yang tampak berjalan mendekati meja pengawas.

Di tengah ruangan, Xiao Yuan menatap rak besar dan melihat gulungan-gulungan seni beladiri yang semuanya adalah tingkat tiga dan ada beberapa yang tingkat empat.

Saat masih menatap rak yang luas, Xiao Yuan tampaknya tertarik dengan salah satu seni beladiri tingkat empat disana dan segera meraihnya.

"Tangan Amukan Petir? Ini sepetinya adalah seni beladiri yang di gunakan paman kedua beberapa hari yang lalu..." Xiao Yuan berkata pelan saat membaca judul dari gulungan yang ia pegang.

Setelah selesai dengan seni beladiri tersebut, Xiao Yuan segera mengembalikannya. Pada saat ini, dirinya tak sengaja menatap salah satu seni beladiri tingkat empat lainnya.

Gulungan seni beladiri yang satu ini cukup mencolok dengan gulungan berwarna merah gelap.

"Tombak Darah Pembantaian..." Xiao Yuan membaca nama seni beladiri tersebut dengan gugup.

Hanya dengan nama ini saja sudah dapat menjelaskan bahwa ini adalah seni beladiri yang mematikan!

Tapi, Xiao Yuan tampak tertarik dengan seni beladiri ini. Bukan hanya karena itu adalah seni beladiri tingkat empat, tapi Xiao Yuan juga dapat berlatih senjata untuk menguasai seni beladiri ini.

Saat dirinya menatap gulungan seni beladiri di tangannya dengan serius, suara langkah kaki terdengar mendekatinya.

"Apakah kau telah memilih?..." Xiao Yang bertanya setelah melihat Xiao Yuan memegang gulungan seni beladiri di tangannya.

Xiao Yuan kemudian menoleh ke arah kakak sepupunya dan tersenyum dengan lebar sembari menunjukkan gulungan di tangannya. "Kakak, aku akan memilih ini..."

Melihat seni beladiri di tangan Xiao Yuan, Xiao Yang tampak mengangkat alisnya. "Kau yakin akan memilih ini? Beberapa anggota inti pernah mencoba untuk mempelajari seni beladiri ini tapi akhirnya gagal. Bukan hanya gagal tapi mereka juga terluka dan bahkan ada yang sampai kultivasinya terganggu..."

Mendengar ini, Xiao Yuan agak ragu dengan pilihannya ini tapi ia sudah sangat yakin bahwa takdir lah yang menuntunnya untuk mendapatkan seni beladiri berbahaya ini.

"Kakak, aku tetap akan memilih ini..." Ucapnya dengan yakin dan Xiao Yang mengangguk dengan terpaksa.

Kemudian, Xiao Yang mengantar Xiao Yuan ke meja pengawas untuk di daftarkan dalam daftar peminjaman.

Pengawas lalu memberitahu Xiao Yuan bahwa gulungan seni beladiri hanya dapat di pinjam selama sebulan. Setelah itu, berhasil atau tidaknya untuk di pelajari, gulungan seni beladiri harus di pulangkan.

Setelah selesai mengurus pendaftaran, Xiao Yuan dan Xiao Yang akhirnya kembali berjalan menuruni tangga. Mereka akan menyudahi tur hari ini dan Xiao Yuan bahkan tidak sabar untuk mempelajari seni beladiri yang baru saja ia pinjam.

Saat mencapai lantai pertama, Xiao Yuan akhirnya teringat dengan saran ayahnya tiga hari yang lalu. Dirinya saat ini menghentikan langkahnya dan melihat ke arah orang tua dengan kultivasi yang hampir mencapai alam Duniawi di meja pendaftaran.

Melihat Xiao Yuan yang berhenti, Xiao Yang juga akhirnya ikut berhenti, dengan alisnya yang terangkat, dirinya menatap Xiao Yuan dengan bingung.

"Adik, ada apa?..."

Xiao Yuan kemudian menoleh ke arah Xiao Yang. "Kakak, aku akan menghabiskan waktuku di sini. Terimakasih telah mengantarku..." Ucapnya sambil memberikan hormat pada Xiao Yang.

"Mengabiskan waktu? Di lantai Pertama?..." Xiao Yang menjadi lebih bingung karena bukankah lantai kedua bahkan lebih baik?

Xiao Yuan mengangguk pelan. "Aku akan mengambil sesuatu sebelum pulang. Percayalah bahwa ini takkan merugikan untuk diriku..."

Melihat adiknya yang tampaknya melakukan permainan rahasia, Xiao Yang akhirnya menghela nafasnya. "Baiklah, kau dapat melakukan apapun yang kau mau. Karena kau akan tinggal, kakakmu ini akan kembali..."

Setelah berpisah dengan Xiao Yang, Xiao Yuan kembali melihat ke arah pria tua yang ada di meja pengawas dan mulai berjalan mendekat ke sana.

"Salam..." Xiao Yuan sedikit membungkuk di depan meja dan menakupkan kedua tangannya.

Melihat wajah yang tampak familiar untuknya, orang tua itu memperlihatkan wajah yang bingung. "Xiao Xuan?..."

Xiao Yuan yang mendengar ini segera menggeleng pelan. "Aku adalah anaknya.. Xiao Yuan..."

Mendengar jawaban anak laki-laki di depannya, sosok tau sedikit membelalakkan matanya. "Ah, benar. Sudah lama sejak aku melihatnya, bagaimana dirinya masih semuda ini..."

"Lalu, anda memerlukan apa di lantai pertama ini..." Tetua yang tampaknya pikun ini segera mengarah ke inti.

Xiao Yuan menunjukkan raut yang serius sebelum dirinya berbicara. "Aku ingin melihat ruang bawah tanah..."

Saat mendengar jawaban Xiao Yuan, tetua tersebut terlihat sangat terkejut. Ia tampak melihat ke arah Xiao Yuan dengan tajam. "Ayahmu dulu juga melakukan ini..." Ucapnya.

Kemudian, tetua itu mulai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke ruang kosong di belakang meja pengawas.

Terlihat, ada sebuah besi yang tertancap di suatu lantai dan tetua itu segera mengangkat besi yang sebenarnya adalah gagang pintu.

Saat pintu dibuka, Xiao Yuan dapat melihat sebuah ruang misterius dengan sedikit pencahayaan bebatuan biru yang bercahaya.

"Ikuti aku..." Orang tua tersebur berjalan dengan santai menuruni sebuah tangga batu dan Xiao Yuan berjalan mengikuti di belakangnya.

"Paman pertamamu, paman keduamu dan ayahmu telah ku layani saat mereka masih muda dan ingin melihat sesuatu di dalam sini. Dan yang mendapatkan hasil sepertinya adalah ayahmu. Sedangkan kedua pamanmu tak dapat merasakan apapun..." Ucap orang tua yang berjalan di depan Xiao Yuan.

"Sebenarnya apa yang ada di sini?..." Ucap Xiao Yuan saat dirinya melihat bebatuan bercahaya di sekitar tangga.

"Sebuah monumen dari leluhur klan kita..."

Setelah kedua orang berjalan di kegelapan cukup lama, mereka akhirnya sampai di sebuah ruangan yang mirip ruangan di dalam gua.

Di tengah ruangan dengan cahaya biru ini, ada sebuah batu dengan simbol-simbol yang aneh di permukaannya. Ini adalah monumen yang dikatakan oleh tetua sebelumnya.

Dikatakan bahwa monumen ini di pindahkan oleh para leluhur klan Xiao ratusan tahun yang lalu ke kota naga harimau. Bahkan sampai sekarang, tak ada yang mengetahui apa rahasia yang ada di dalam monumen ini.

Xiao Xuan adalah orang pertama dalam seratus tahun yang mendapatkan berkah dari monumen ini. Berkah itu adalah teknik Aura Bintang Biru yang telah ia ajarkan pada Xiao Yuan.

Setelah menatap monumen beberapa saat dan memberikan penjelasan pada Xiao Yuan, orang tua tersebut akhirnya undur diri dan harus kembali untuk menjaga lantai pertama.

Kini, ditengah ruangan yang terbilang gelap ini, Xiao Yuan berdiri sendiri di depan monumen misterius.

Setelah memantapkan hatinya, Xiao Yuan akhirnya maju satu langkah dan menempelkan telapak tangannya ke permukaan monumen.

Perlahan, simbol-simbol aneh di permukaan monumen mulai bercahaya sebelum akhirnya monumen tersebut bercahaya biru sepenuhnya.

Wung!

Suara berdengung ketika cahaya biru mulai menunjukkan silaunya.

Pada saat ini, energi aneh akhirnya memancar dan menembak ke arah tubuh Xiao Yuan. Itu dengan paksa memasuki tubuhnya tapi Xiao Yuan tak merasakan suatu hal yang aneh.

Setelah energi jingga memasuki tubuh Xiao Yuan, cahaya pada monumen kembali menghilang dan membuatnya normal kembali.

Melihat ini, Xiao Yuan akhirnya melepaskan tangannya dan mencoba merasakan perubahan dalam tubuhnya.

"Ini... Aku tak dapat merasakan perubahan apapun. Sebenarnya apa cahaya jingga tadi?..." Xiao Yuan berkata dengan bingung dan beberapa saat kemudian dirinya memutuskan untuk kembali.

Dirinya tidak tahu bahwa cahaya jingga yang memasuki tubuhnya tadi akan mengantarkan takdirnya ke tempat yang lebih tinggi.

1
Aisyah Christine
apa akan terjadi dgn Xiao yan
Aisyah Christine
deg²gan.. smoga nemu guru dibalik air terjun itu😂
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Jian Yin kini mulai bangkit.... carilah Xiao Yang
Nanik S
Apakah mereka berdua akan selamat
-_- Aku siapa -_-: bertiga dong
total 1 replies
Nanik S
Xiao Yan.... habisi kelompok Xue.. bantai semua
Aisyah Christine
itu kayak cincin ruang ya
algore
joz
algore
hajar
algore
joz
algore
crazy up pokok e buat malam mggu
Nanik S
Xiao Yang dan Xiao Yan lawan mereka perlu habisi mereka
Nanik S
Cerita yang menarik sekali
Nanik S
Xiao Yan... ikut saja misi bersama Kakak Xiao Yang...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!