Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.
Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.
Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Berita kehamilan Silvia dengan cepat menyebar di kantor Reynald, siapa lagi kalau bukan Helen biangnya. Mereka menduga hubungan Reynald dan Silvia tidak tergoyahkan akibat merebaknya orang ketiga yang berembus selama dua minggu terakhir ini.
"Pengen lihat deh kaya apa anaknya nanti, secara pak Reynald ganteng dan istrinya cantik banget kan ya."
"Cantik palsu.."
"Maksudnya?"
"Oplas itu, banyak plastiknya hahaha."
"Pasti si pelakor Yasmin itu nangis-nangis deh dengar berita ini,"
"Pastinya."
Mendengar orang-orang membicarakan Yasmin, Sani dan Dina jadi ikut tidak enak hati. Secara Yasmin adalah sahabat mereka.
Di rumah kedua.
Reynald termenung di ruangan kerjanya, mendengar Silvia juga sedang mengandung saat ini. Berita yang dibawakan Romi semalam sukses membuatnya tidak bisa istirahat tenang.
'Bagaimana bisa dia hamil? Aku sudah lama tidak menyentuhnya.' Reynald mengusap wajahnya, kekalutan melanda hatinya saat ini. Andaikan Yasmin tahu soal Silvia, pasti Yasmin akan meragukan hubungannya dengan Silvia.
"Mas.. Mas," sapa Yasmin yang sudah berdiri di ambang pintu. Keningnya mengerut melihat suaminya duduk termenung. Yasmin menghampiri suaminya, lalu menyentuh bahu dan memberikannya pijatan sedikit di sana.
"Sayang, kapan kamu datang?" Reynald menarik Yasmin dan memeluknya.
"Aku dari tadi memanggilmu. Tapi, kamu hanya diam saja. Apa ada masalah, Mas?"
Reynald menggeleng, "Tidak ada masalah, aku hanya sedang memikirkanmu." Senyumnya menyeringai membuat Yasmin waspada.
"Baiklah kalau Mas tidak mau cerita," ucap Yasmin bersedekap pura-pura marah.
"Sayang, aku hanya sedang memikirkan untuk segera melayangkan gugatan cerai pada Silvia." Jawaban Reynald cuek.
"Mas, aku jadi tidak enak pada bu Silvia. Bagaimana perasaannya nanti kalau kalian benar-benar bercerai," kata Yasmin.
"Bagiku, hanya perasaanmu yang terpenting sekarang."
"Mas, pikirkan juga perasaannya. Bu Silvia adalah istri pertamamu."
"Aku tidak suka membicarakannya saat kita bersama."
Yasmin terdiam, dia tidak bicara lagi sesuai keinginan suaminya.
"Kesedihan dan rasa sakit yang dialaminya hanya sementara saja, setelah itu dia akan melupakanku dan mencari penggantiku. Itu lebih baik dengan kami bersama dalam ikatan pernikahan tapi kamu tahu sendiri keadaannya kan," ujar Reynald.
Yasmin menganggukan kepalanya. Walau melepaskan orang yang kita cintai tidaklah mudah namun waktu akan jadi obat penawarnya.
***
Reynald mengendarai mobilnya sendiri menuju rumah ibunya, barusan ibunya menghubunginya untuk segera datang membicarakan masalah Silvia. Dia sangat penasaran apa yang akan Silvia katakan di depan ibunya, sedangkan kemarin ibunya sudah memutuskan untuk menerima Yasmin dan mengakhiri rumah tangganya.
Turun dari mobil, dia melihat mobil Silvia sudah terparkir di halaman rumah. Wajah datarnya semakin tercetak jelas ketika melihat Silvia dan ibunya berbincang dengan wajah berseri-seri, sesekali tangan ibunya terlihat mengelus perut rata Silvia.
Perasaan Reynald jadi tidak nyaman melihat adegan keduanya, dia merasa sesuatu tak beres.
"Bu," sapa Reynald. Keduanya menoleh pada pria yang sudah berdiri di dekat pintu ruang keluarga.
"Rey, kamu datang sangat cepat. Kemarilah," ajak Ambar melambaikan tangannya. Sementara Silvia senyum-senyum sendiri menanti ibu mertuanya bicara.
"Aku duduk di sini saja, apa yang akan Ibu bicarakan padaku?" tanyanya langsung.
Ambar melirik Silvia terlebih dahulu, "Begini Rey, kamu sudah tahu kalau istrimu hamil?"
"Ya, aku sudah tahu," jawabnya cuek.
"Sayang, kamu sudah tahu?" Silvia bangkit dan mendekati Reynald. Reynald terlihat bergeser berusaha menjaga jarak dengannya.
"Aku tahu, apa ada yang spesial?" Reynald tahu apa yang sedang direncanakan Silvia, dia tahu Silvia melakukannya karena terdesak dan putus asa karena sudah mencampakannya.
"Spesial? Tentu saja spesial. Aku hamil, kita sudah menantinya cukup lama." Binar indah di matanya kini meredup.
"Aku tidak merasakannya karena janin dalam rahimmu bukan darah dagingku."
"Reynald!" Ucapan Reynald memancing amarah Ambar.
"Kenapa Bu? Kenapa Ibu berubah dalam waktu yang singkat, bukankah kemarin Ibu sangat mendukungku dan Yasmin. Bahkan Ibu menyuruh Yasmin tinggal bersama Ibu di sini, apa karena Ibu mendengar dia hamil jadi Ibu berubah. Ingat Bu, Yasmin juga sedang hamil. Dia mengandung darah dagingku. Keturunan Hartawan!" ucap Reynald tegas.
"Apa? Hamil? Dia hamil? Bagaimana bisa? Kamu dan dia? Kalian menikah?" cecar Silvia tak terima.
"Ya, aku menikahinya. Dan Ibu juga tahu!"
Silvia terduduk lemas, air matanya mengalir deras. Hal yang selama ini dia takutnya akhirnya terjadi juga.
"Kamu mengkhianatiku, Reynald," ucapnya getir.
Reynald tersenyum kecut, "Aku tidak pernah mengkhianatimu. Aku hanya ingin bahagia, bukankah kamu juga ingin bahagia karena berselingkuh dariku?" sindir Reynald.
"Rey, hentikan. Semua orang tempatnya salah, dan Silvia ingin memperbaikinya. Ibu ingin kalian memperbaiki rumah tangga kalian, apalagi Silvia sedang mengandung."
"Silahkan saja Ibu perbaiki, aku sudah tidak tertarik.. lagipula aku dan Silvia sudah lama tidak melakukannya. Jadi, lucu ketika sekarang dia hamil. Siap-siaplah Silvia, kita akan sama-sama tahu siapa ayah dari janin yang kamu kandung setelah kita tes DNA! Aku rasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan." Reynald memilih pergi dari rumah ibunya meninggalkan Silvia dengan perasaannya yang campur aduk.
"Bu, apa Ibu juga meragukan anak ini? Ibu akan menyuruhku tes DNA, Reynald sudah menghinaku Bu. Padahal dia menikmati tubuhku tanpa terpaksa," rintih Silvia disertai amarahnya.
"Nggak, Sayang. Ibu nggak akan nyuruh kamu tes DNA. Ibu percaya sama kamu, Reynald saja yang tidak mau bertanggung jawab. Maafkan Ibu karena pembicaraan kita kemarin, Ibu sudah salah." Ambar memeluk Silvia lalu menenangkannya, mengusap punggungnya sampai Silvia terdengar tidak menangis lagi.
'Walau Yasmin sedang hamil. Tapi, rasa sayangku lebih besar pada Silvia. Aku ingin Reynald tetap bersama Silvia apapun yang akan terjadi,' batin Ambar
***
Mobil berhenti di depan rumah, Reynald tidak langsung turun. Semenjak di perjalanan tadi, dia terus berpikir siapa pria yang sudah menghamili Silvia.
"Apa pria yang sama?" tanyanya pada diri sendiri.
"Aku harus menemukan pria itu," imbuhnya.
Kalau Reynald sudah berhasil menemukan pria tersebut, pria itu akan jadi kunci kemenangannya menyingkirkan Silvia secara mutlak.
Reynald mengambil ponselnya dari dalam saku jas.
"Rom, apa kamu sudah menemukan pria yang sering menghabiskan waktunya dengan Silvia?" Ternyata Reynald menyelidiki Silvia seperti biasanya. Dia yakin ada yang terlewatkan dari kebiasaan Silvia.
"Saya belum menemukannya, Pak. Saya rasa bu Silvia bermain rapi. Saya akan mengabari anda nanti saat saya sudah berhasil menemukannya."
Reynald kembali menyimpan ponselnya, kali ini Silvia tidak akan bisa lari dari cengkeramannya. Perempuan itu sudah berani bertindak jauh, Reynald yakin janin yang di kandungan Silvia bukan miliknya.
Ketika semuanya terungkap, Reynald akan mendepak Silvia dan mengungkap pernikahannya dengan Yasmin ke depan publik.
'Silvia bukan hanya menginginkanku, melainkan semua yang dimilikiku sudah menjadi ambisi utamanya. Selama ini aku bukan hanya salah menilaimu. Bahkan Ibuku sendiri telah masuk dalam jerat perangkapmu. Lihat saja waktu akan mengungkap siapa kamu sebenarnya. Perempuan ular sepertimu tidak akan bertahan lama di muka bumi ini.'
***
BERSAMBUNG...
BERIKAN KOMENTAR TERBAIK KALIAN GAAAEES...
aku takut ni jebakan ...
jgn smpai kmu mnyesal.
dan taruhannya rumah tanggamu bersama Renata....
smga aja mama mu kena serangan betulan ... krna tau sifat Silvia seperti apa..
jgn ya Rey....baca dlu isi surat nya .kli aja jebakan bedmen ... hahahhah
Lanjut Thor.... jangan kelamaan dong up nya biar gak keburu lupa ceritanya, ok lanjut dan tetap semangat upnya 💪💪💪💪😘😘😘😘🤩🤩🤩🤩😍😍😍🥰🥰🥰🥰