Seorang gadis cantik bermata bulat besar secara tidak sengaja menabrak seorang pria bernama Saga, gadis itu dalam keadaan mabuk.
Dalam keadaan lampu yang redup, Saga bisa merasakan kulit sang gadis yang terasa begitu halus dan lembut saat tangan Saga menyentuh lengan sang gadis tersebut yang melingkar di pinggang Saga.
" kau sangat tampan " ucap gadis tersebut sambil tersenyum dan mendongkakkan kepalanya untuk melihat wajah Saga yang saat ini tengah menunduk dan melihat kearah sang gadis.
Gadis tersebut mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibirnya yang pink alami tanpa polesan lipstick ataupun lip balm.
" Lepaskan ..!! " ucap Saga dingin dan berusaha untuk melepaskan lengan gadis tersebut, namun semakin Saga mencoba untuk melepas makin erat gadis itu memeluknya.
" emm.. tidak mau.. kau sangat tampan aku sangat menyukaimu "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
" kamu nggak usah khawatir uangku masih banyak, kalau kamu mau ambillah dan aku akan menambahnya bila perlu "
" tidak usah, aku tidak mau uangmu, aku hanya mau kamu menjaga harta mu dengan baik, kamu pasti tahu mencari uang itu sangat susah, jangan mentang mentang kamu kaya lantas berfoya foya begitu saja " ucap Nayla dengan masih dikuasai rasa marah pada Fino.
" kamu sebegitu berhatiannya padaku, dan masih bilang kalau kamu tidak mau menjadi pacarku, lalu aku harus bagaimana " ucap Fino yang mulai mendekati Nayla, Fino sungguh terpesona dengan kecantikan Alami yang dimiliki oleh Nayla.
Fino mengambil tas yang ada didekapan Nayla dan melempar tas tersebut kearah samping, Nayla sedikit terkejut dia langsung menoleh kearah Fino dengan tatapan mata yang tajam.
" kenapa kamu begitu antusias melihat uang, sementara melihatku kamu seperti biasa saja, padahal aku adalah sumber penghasil uang, berapa banyak yang kamu inginkan aku akan memberikannya padamu " Fino makin mendekat kan dirinya pada Nayla sehingga membuat Nayla mundur sedikit demi sedikit hingga kakinya menyentuh sofa dan akhirnya dia terduduk, sementara Fino dia langsung membungkukkan badannya dihadapan Nayla kedua tangan Fino berpegangan pada sandaran sofa dan mengapit badan Nayla diantara kedua tangannya.
Nayla mendongkakkan kepalanya melihat kearah Fino dengan tatapan tajam dan juga kesal.
" apa yang kamu lakukan tuan, minggir.. " pekik Nayla yang mulai ketakutan, dia berusaha untuk menepis tubuh Fino agar menjauh, namun tenaga nya tak cukup kuat untuk melawannya.
" tenang sayang tidak usah takut " ucap Fino perlahan, kepalanya mulai mendekati wajah Nayla dia hendak mencium Nayla. Karena saking takutnya Nayla secara tidak sadar menampar Fino dengan keras dan mendorongnya, sehingga membuat Fino mundur dan hampir terjatuh, Nayla segera bangkit dia mencoba berlari keluar dari ruangan 507 tersebut.
Sementara Fino dia sedikit tertegun, pasalnya ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan tamparan dari seorang wanita yang menganggapnya kurang ajar, Fino tidak marah tapi dia justru tersenyum dan merasa terkesan, dia makin memantapkan hatinya untuk mendapatkan Nayla.
Fino dengan cepat bangun dan mengejar Nayla yang masih berada dekat pintu, dia menarik lengan Nayla kembali dan mendorong paksa hingga merapat ke dingding, Fino masih berusaha untuk mencium Nayla, dia tidak bisa meraih bibir Nayla karena terus berontak dan bergerak sehingga dia hanya bisa mencium leher dan telinga saja.
" lepas tuan jangan kurang ajar.. !!, tolong.. tolong... tolong... !! " teriak Nay
Pada saat Fino tengah menciumi ceruk leher Nayla, tiba tiba pintu ruangan tersebut terbuka dan Lusi langsung masuk dan memukul kepala Fino dengan batang Besi yang panjangnya kurang lebih duapuluh centimeter.
" aww... " Fino meringis kesakitan Lusi menarik Fino dari tubuh Nayla hingga jatuh dan dia langsung menarik Nayla keluar dari ruangan tersebut dan lari.
Fino memegang kepala belakangnya yang terkena pukulan yang lumayan keras, tangannya terasa basah dan setelah dilihat ternyata itu adalah darah, Fino masih berusaha bersikap tenang walaupun dia merasa kesakitan, dia mengambil ponsel dari saku nya dan memencet nomor dengan asal untuk meminta batuan.
.
.
.
" badan gue sakit semua, lu tega bener Ga aku kan nggak ikut urusan sama mereka kenapa aku juga ikut kena getahnya " Saga hanya tersenyum smirk ketika mendengar keluhan dari Galang.
" iya Ga tega banget, dasar bos nggak ada ahlak, besok aku ijin nggak masuk kerja kalau gitu " protes tomi pada Saga.
" boleh tapi bulan ini kamu nggak akan dapat bonus " ucapnya yang memberikan ancaman pada Tomi.
" jangan gitu dong Ga, bulan ini aku udah kerja keras banget, dan udah banyak lemburnya masa bonus nggak dikasih sih "
" kamu itu seorang calon pewaris perusahaan besar, dan kamu masih mengharapkan bonus dariku, padahal kamu bisa mengahasilkan uang berkali kali lipat dari perusahaanmu "
" aku masih belum siap kalau harus mimpin perusahaan enakan kerja, bisa dapat gaji, apalagi kerja sama lu Ga enak banget banyak bonusnya, aku akan berhenti kerja kalau perusahaan mu bangkrut "
" sialan " umpat Saga sambil melempar handuk kecil kearah wajah Tomi, namun Tomi dengan sigap menangkap handuk tersebut. Ketika mereka masih bersenda gurau tiba tiba ponsel Tomi berdering di lihat nama si pemanggil adalah Fino.
" Hallo Fin kamu ada dimana, enak banget lu maen pergi gitu aja, sementara kita disini sampai babak belur kena lemparan si Saga, kita udah jadi kayak karung beras tahu nggak?? " ucap Tomi misuh misuh. Fino terkekeh mendengar keluhan dari Tomi, lalu beberapa saat kemudian dia meringis kembali karena luka dikepalanya makin terasa sakit dan seperti darahnya tambah banyak, dan sepertinya juga dia harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.
Mendengar ringisan dari sebrang telepon membuat Tomi penasaran dan juga khawatir.
" Fin kamu kenapa Fin, kayak lagi kesakitan ada apa sebenarnya?? " ucap Tomi dengan khawatir. Saga, Galang dan juga Juna seketika langsung menoleh ke arah Tomi dengan tatapan yang penuh dengan penasaran
" aku ada di club nya Heri, dan sekarang kepalaku terluka, tolong bawa aku kerumah sakit sekarang ... " belum sempat Fino melanjutkan perkataan nya dia keberuntungan pingsan.
" halo..halo.. Fin.. hallo.. " telpon masih tersambung tapi suara Fino sudah tidak terdengar, Galang dan Saga mendekati Tomi dan bertanya ada kejadian apa.
" itu si Fino sepertinya ada yang main main dengannya kita harus segera kesana sebelum terlambat " ucap Tomi dengan panik dan bergegas keluar disusul oleh Saga, Galang dan juga Juna
aihhh utong lu aja main masuk lobang Mulu ,,masa kawin busehhh kata itu kaya buat bintang masa kawin