Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Ulang Tahun Mey 2
"Halo cemuana, ade mau peltenaltan dili ya? talna tadi opa da cebut nama ade. Jadi nama ade, Maggie Pladania Adipaty. Talo panggil Maggie caja ya? telima tacih cemuana" ucap Maggie dengan cadelnya membuat semua yang tadi sedih kembali tertawa kecuali Alfa yang semakin teriris melihat kecerdasan puteri kecilnya yang tidak pernah dia anggap.
Apalagi Maggie yang menyebut nama belakangnya masih tetap melekat Adipaty semakin membuat dadanya bergemuruh.
*****
Alfa yang sudah tidak tahan lagi memilih untuk memisahkan diri dari undangan lainnya dan berdiri dibagian belakang yang cahayanya agak remang, di sanalah air matanya mulai menetes.
Alfa bahkan tidak sanggup untuk pulang karena masih ingin melihat wanita yang pernah berstatus sebagai isterinya dan puterinya walaupun dari jauh.
Tuan Devid tetap dengan posisi yang sama sambil menggedong cucunya kembali mengambil mic untuk melanjutkan pembicaraannya.
"Seperti tadi penjelasanku tentang masa lalu aku dan puteriku yang terpisah dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga hari ini merupakan hari dimana aku merayakan ulang tahunnya untuk pertama kali. Selamat ulang tahun kesayangan ayah, mulailah untuk berbahagia dari sekarang" ucap tuan Devid sambil memeluk dan menghadiahkan satu kecupan sayang di pucuk kepala puterinya. Maggie yang tak mau kalah jadi ikut-ikutan memeluk dan mengecup kening mommynya sambil mengelus rambut mommynya.
Satu pemandangan yang sangat luar biasa apalagi Novi yang tak mau kalah langsung memeluk saudara angkatnya dengan sayang.
Suasana ballrom kembali riuh diikuti bunyi kembang api yang bersahutan dan bertebaran di angkasa membentuk HBD MEY yang disaksikan oleh semua orang melalui dinding kaca tempat acara berlangsung.
Seorang pria yang sejak tadi merasa tersisihkan diantara banyak orang yang bersuka cita malam ini tidak mampu berbuat apa-apa, menyesalpun tidak ada gunanya lagi.
Tuan Devid kembali melanjutkan pembicaraannya lagi.
"Hadirin sekalian, dipuncak acara malam ini, aku mau mengumumkan pemimpin Macquerie-Group yang baru yaitu puteriku sendiri Meylani Larasaty Smith. Jangan ragu akan kemampuannya karena dia sudah dididik secara khusus dan sudah melewati beberapa tahap tes bahkan sampai ke lapangan. Aku belum pensiun secara permanen karena itu aku masih tetap berada di belakangnya" ucap tuan Devid mengakhiri pembicaraannya
"Opa nebelin deh, bilangna pelusahaan nanti puna ade, tenapa tacih te mommy?" ucap Maggie yang masih mengingat janji opanya saat dia ikut bermain di perusahaan waktu itu, jika perusahaan miliknya jadi dia bisa beli boneka sepuasnya.
Ucapan itu terdengar oleh semua orang karena mic yang dipegang opanya sangat dekat dengannya.
Semua orang terkejut dengan ucapan polos gadis kecil itu.
"Maaf, cucuku kelewatan pintar dan memorynya jangka panjang jadi semua yang pernah aku janji untuknya masih dia ingat hahahha.. Nanti kalau ade dewasa baru mommy kasih ke ade" ucap tuan Devid tertawa geli sambil memberi penjelasan kepada para hadirin dan pengertian untuk cucunya yang masih dalam gendongannya membuat semua orang ikut tertawa kecuali Maggie yang memasang wajah angkernya.
"Tapi bica beli boneta beluang tan?" ucapnya memastikan agar opanya ingat selalu untuk membeli boneka beruang kecintaannya. Opa tersenyum gemas dan menjawab dengan anggukan, sehingga gadis kecil itu kembali ceria.
Novi dan Reno sudah tertawa terbahak-bahak sementara Mey menatap tajam puterinya tapi tidak dihiraukan.
Interaksi antara keluarga bahagia di atas panggung itu tidak lepas dari pandangan pria yang lagi terpuruk di bawah sana, namun Mey dan Maggie sama sekali tidak sadar akan kehadiran pria itu di acara ini kecuali tuan Devid karena sudah mendapat info dari nyonya Ratna.
Sesi terakhir, pembawa acara memberi kesempatan kepada Mey untuk berbicara.
"Selamat malam semuanya. Tidak banyak yang aku bicarakan karena aku yakin sudah sangat jelas. Aku hanya ingin mengatakan Terima kasih untuk semua yang hadir malam ini dan rekan-rekan bisnis yang sudah menerimaku masuk dalam barisan kalian semua. Jadilah pebisnis-pebisnis luar biasa yang saling mensuport satu sama lain, jangan melihat seseorang dari usia, penampilan dan kepintarannya karena jika dia dipercayakan menjadi seorang pemimpin, itu karena dia bisa dan dia pasti menyiapkan senjata ampuh untuk melindungi diri sewaktu-waktu ada musuh menyerangnya" ucap Mey tegas karena dia sudah tahu siapa-siapa rekan bisnis ayahnya yang sedang berusaha untuk menumbangkan perusahaan raksasa itu.
Alfa yang melihat mantan isterinya berbeda dari yang selama ia tinggal di mansionnya kembali merasa sesak.
(Maaf, terlalu banyak luka yang aku beri sampai kamu terlihat selalu berwaspada dalam semua hal)
Tidak beda jauh dengan Alfa. Ryan dan Aldrich pun tertohok dengan berita trending malam ini. Mereka yang baru tahu jati diri Mey sesungguhnya merasa senang sekaligus tertantang karena ternyata wanita itu sudah menikah dan memiliki anak. Aldrich yang kepintarannya di atas rata-rata menyimpulkan sesuatu yang berbeda karena melihat ada suatu kejanggalan dimana sejak tadi tuan Devid tidak memperkenalkan siapa menantunya, suami dari puterinya.
(Apapun masa lalumu aku tidak peduli karena aku sudah jatuh hati saat pertama kali bertemu denganmu. Ternyata kamu puteri dari tuan Devid) batin Aldrich
(Maaf, aku pernah memandangmu sebagai wanita sembarangan karena kamu selalu menggandeng tuan Devid di acara-acara resmi) batin Ryan
Acara terus berlangsung hingga para undangan mulai meninggalkan ballroom hotel satu per satu. Alfa juga melangkah pergi tanpa pamit, bahkan kakinya enggan untuk melangkah. Berat rasanya menanggung semua yang terjadi malam ini. Alfa berharap ini hanya mimpi tapi apa daya yang terjadi malam ini memanglah sebuah kenyataan yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.
(Seperti inikah yang kalian rasakan selama tinggal di mansion? Maaf, aku sungguh minta maaf untuk kalian berdua. Apakah masih ada kesempatan untuk sekedar meminta maaf? Maafkan Daddy nak, daddy banyak salah sama kamu) batin Alfa diiringi tetesan air mata yang menghantar langkahnya sampai tiba di parkiran.
Bayang-bayang saat seorang gadis kecil menangis memohon sambil memeluk kakinya saat di restoran terakhir mereka bertemu kembali berputar di otaknya. Drama pagi hari saat anak itu menangis mengejarnya jika ingin ke kantor kembali menari-nari dipikirannya.
Sang sopir yang mengantarnya kembali ke hotel merasa bingung saat melihat tuannya yang tidak semangat sejak keluar dari tempat acara.
Setelah tiba di depan hotel tempatnya menginap, Alfa langsung turun dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun pada sang sopir yang mengantarnya.
Dengan langkah gontai Alfa melangkah menuju kamar hotel tempat ia menginap namun ia kembali dikejutkan dengan sosok yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya, dengan senyum yang meremehkan sambil melipat kedua tangan di dadanya.
Alfa heran kenapa orang tersebut bisa ada di sana.
"Mama" ucap Alfa dengan suara bergetar
-Bersambung-
