Mr Soldier Is Mine

Suatu tempat yang dirahasiakan

Wira berjalan mengendap-endap bersama dengan Wesley Butter dan Martin menuju lokasi yang disebut sebagai 'markas musuh'. Pria itu bersenjata lengkap itu tiba di rumah musuh dan mulai mengintip dengan menggunakan alat canggih untuk melihat kondisi di dalam dari jendela. Ketiganya merunduk agar tidak terlihat.

"Clear?" bisik Martin.

"Ada dua orang di depan, dua orang di pintu belakang. Kita berpencar !" Wira memberikan kode agar mereka untuk berpencar.

"Aku ambil depan!" ucap Wesley.

"Aku belakang," jawab Wira.

"Aku melindungi kalian berdua!" jawab Martin.

***

Princeton University, New Jersey

Mandasari menatap dosen pembimbingnya yang sedang membaca bab dua tesisnya. Sebenarnya Mandasari tidak suka dengan dosen pembimbingnya karena sangat killer tapi dia tahu, justru yang killer itu yang paling menantang.

"Sudah oke. Apa kamu serius mau menjadi dosen?" tanya dosen pembimbingnya.

"Yes Sir. Saya sudah niat menjadi dosen di Tokyo University."

Dosen pembimbingnya mengangguk. "Buat bab tiga kamu dan kamu bisa wisuda cepat."

Mandasari tersenyum senang. "Thank you Sir." Alhamdulillah.

***

Tempat Rahasia

Wira manyun sambil tiduran diatas tempat tidur lipatnya karena misi hari ini sangat membuatnya lelah plus dia tidak boleh memegang ponselnya. Begitu juga dengan Martin dan Wesley yang tidak bisa menghubungi pasangan masing-masing.

"Aku kangen istriku," gumam Martin.

"Aku kangen tunanganku," timpal Wesley.

"Aku ibuku." Dan kangen nona amburadul.

Kedua rekannya menoleh. "Ibumu di Jakarta?"

"Tidak, ibuku di Solo," jawab Wira.

"Ibumu kerja?" tanya Wesley yang baru tahu soal Wira karena jarang mengobrol soal pribadi. Wira memang tertutup orangnya.

"Ibuku memiliki rumah makan penyetan di Solo. Beliau suka memasak dan sudah membuka sejak ayahku masih hidup buat tambahan pemasukan. Kalian tahu sendiri kan gaji tentara berapa?" senyum Wira. "Ayahku meninggal dalam tugas, ibuku semakin fokus membuka bisnisnya hingga ada dua cabang sekarang."

"Penyetan itu apa Wira ?" tanya Martin yang bingung dengan istilah aneh-aneh negara istrinya.

"Penyetan adalah hidangan yang terdiri dari lauk pauk yang dipenyet atau dihancurkan bersama sambal. Penyetan umumnya menggunakan ayam, ikan, atau tempe sebagai lauknya. Ciri khas penyetan menggunakan sambal yang pedas dan kaya rasa, mudah disajikan, fleksibel dalam pemilihan menu, memberikan sensasi makan yang unik dan menggugah selera. Tahu sendiri kan orang Indonesia paling tidak bisa makan kalau tidak ada sambal?" senyum Wira.

"Wah, kalau aku ada waktu ke Solo bersama istriku, aku mampir ke rumah makan tempat mu," ucap Martin.

"Kamu harus coba! Jangan lupa dengan teh wasgitelnya," promo Wira.

Suara sirine berbunyi menandakan semau prajurit harus berkumpul. Ketiga orang yang berada dalam satu barak itu pun, bergegas menuju lokasi berkumpul untuk mengikuti briefing selanjutnya.

Wira hanya berharap semuanya segera selesai dan dia mendapatkan ponselnya untuk bisa mengganggu nona Pratomo. Aku kangen jawaban random gadis itu.

***

Taman Princeton University

"Haaaattssyyyyiiinnngg!" Mandasari menyusut hidungnya yang tiba-tiba gatal, membuat Oscar, sahabatnya, terkejut.

"Astagaaa ! Sari !" seru Oscar dengan gaya centilnya karena dia memang g@y. Mandasari sudah mengenal Oscar sejak SMA dan mereka pun menjadi sahabat baik hingga sama-sama masuk Princeton. Oscar memilih Experimental Psychology karena dia merasa patut menjadi bahan eksperimen, membuat Mandasari setuju dengan keputusan sahabatnya yang memang otaknya tidak beres.

"Sorry, tiba-tiba hidungku gatal !" Mandasari mengambil tissue dari dalam tasnya dan mengusap hidungnya dengan tidak anggun.

"Yang benar saja sayang, kamu itu cewek! Harusnya yang anggunly !" omel Oscar.

"Dengar Oscar The Kadal, memang kamu pernah lihat aku bisa anggun?" tanya Mandasari.

"Pernah ! Waktu kamu mengajak aku nonton pameran lukisan tantemu di The Metropolitan Museum of Art dan kamu pakai kebaya ! Itu baru tampak anggunly !" jawab Oscar penuh semangat.

Mandasari menatap wajah Oscar yang sebenarnya tampan tapi sayangnya belok. Bahkan Oscar pernah hampir dihajar Mandaka karena merayu pria itu meskipun mengakui kalau Oscar sahabat terbaik Mandasari. Drama Oscar adalah kalau putus cinta, bisa menangis tiap hari selama seminggu di apartemen Mandasari.

"Ya itu kan terpaksa karena Tante Ska maunya keponakannya datang dengan pakaian tradisional Indonesia. Karena Daka dan kamu pakai batik, aku pakai kebaya lah!" jawab Mandasari cuek.

"Eh Sari sayang, yakin kembaran kamu normal?" kerling Oscar membuat Mandasari menoyor kening sahabatnya itu.

"Dia normal bodoh !" bentak Mandasari kesal.

"Hanya bertanya ...." Oscar memasang wajah tidak berdosa.

"Terkadang aku tidak habis pikir, bagaimana aku bisa berteman denganmu yang otaknya agak miring macam trapesium," gerutu Mandasari.

"Sari, mana ada otak manusia itu miring ? Tengkorak kita itu bulat," eyel Oscar.

"Khusus otakmu, posisinya miring !"

Oscar langsung memegang dadanya dramatis. "Sari darling, apa perlu aku perlihatkan anatomi manusia ?"

Mandasari lalu memasang wajah usil. "Bagaimana jika kepala kamu di scanner ? Aku yakin posisinya miring."

Keduanya saling berpandangan lalu tertawa bersama. "Oh ya ampun, kita sama-sama gila dengan tesis dan skripsi masing-masing," kekeh Mandasari.

"Itulah kenapa aku suka kamu Sari. Karena sama gilanya denganku !" gelak Oscar.

"Memang kamu itu virus !" balas Mandasari yang kemudian memulai mengerjakan bab tiganya sementara Oscar mulai dengan skripsinya.

***

Wira akhirnya merasa lega karena akhirnya acara latihan militer bersama pun selesai. Pria itu lalu menyalakan ponselnya dan sudah pasti, bersaing suara notifikasi masuk dari ponselnya dan rekan-rekannya. Wajah pria itu pun manyun karena tidak ada DM sama sekali dari Mandasari.

"Apa nona amburadul itu benar-benar tidak mau berhubungan denganku?" gumam Wira sambil memanggul tas ranselnya dan masuk ke dalam mobil Hummer yang akan membawanya ke lapangan udara militer yang akan membawanya kembali ke Fort Polk Louisiana.

"Ada apa Wira ?" tanya Wesley. "Apakah ibumu tidak menghubungi kamu ?"

"Oh, ibuku menghubungi aku ...."

"Apakah dia baik-baik saja?"

Wira menoleh ke Wesley. "Kenapa kamu tanya begitu ?"

"Karena wajah kamu kusut. Aku mengira ada berita tidak baik pada ibumu," jawab Wesley apa adanya. "Karena aku sudah tidak ada ibu sejak junior high school. Jadi aku sedikit sensitif kalau berhubungan dengan yang namanya ibu."

"Oh, I'm sorry to hear that," ucap Wira tulus.

"Thanks. Tapi kamu yakin kan ibumu baik-baik saja?"

"Positif!" jawab Wira sambil tersenyum menenangkan. Hanya saja aku mengharapkan ada yang mengirimkan DM dengan pertanyaan random.

Tiba-tiba suara notifikasi pun masuk dan Wira tahu jika itu adalah notifikasi Instagram. Pria itu membuka ponselnya dan tersenyum saat membaca pesan disana.

📩 manda_sari_prtm : Apa kamu yakin kapak kamu tidak dipakai oleh Thor?

📩 Wirasana Gardapati : Stormbreaker maksud anda?

📩 manda_sari_prtm : oh namanya sudah ganti ya dari Naga Geni 212

Kali ini Wira tidak bisa menahan tawanya.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️