NovelToon NovelToon
Anhe : Teratai Air Yang Damai

Anhe : Teratai Air Yang Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Impian dua pembunuh

Tinggi Raja kecil Ying sekitar seratus delapan puluh lima centimeter. Sedangkan tinggi badan Li Anhe hanya seratus lima puluh lima centimeter. Gadis kecil dengan tinggi jauh berbeda dari suaminya itu seperti tidak merasakan berat. Meskipun dia membopong tubuh suaminya sepanjang perjalanan hingga di atas jembatan. Gadis itu membiarkan Raja kecil Ying duduk di pembatas jembatan dan tubuh kecilnya sebagai tumpuan di depan suaminya.

Beberapa orang tertawa setiap melihat pasangan aneh itu. Li Anhe justru mendekatkan dirinya agar suaminya tidak terjatuh kearah sungai.

Rasa malu Raja kecil Ying sudah tidak dapat di bendung lagi. Dia seperti gadis muda yang tengah bermanja dengan kekasihnya. "Yi er, bisakah kami menurunkan ku?"

Li Anhe menatap kesekitarnya dia mendapati semua orang tengah memperhatikan mereka berdua. "Baik." Dia menurunkan suaminya perlahan. "Pegang tubuh ku dengan baik."

"Baik." Pria muda itu hanya dapat merangkul tubuh istrinya dan berpegangan pada pembatas jembatan. "Baru kali ini selama bertahun-tahun aku dapat berjalan santai di luar ruangan." Istrinya menatapnya. "Saat di luar pandangan semua orang akan segan namun ada rasa merendahkan yang mereka perlihatkan. Mungkin juga karena keadaan ku yang tidak dapat berdiri sendiri. Masih membutuhkan bantuan orang lain." Entah mengapa dia ingin sekali mengatakan isi hatinya kepada gadis di sampingnya itu.

"Hidup akan terasa melelahkan jika terus memperhatikan bagaimana pandangan orang lain terhadap kita. Menjalani kehidupan seperti yang kita inginkan bukankah lebih menenangkan?" Li Anhe tersenyum menatap suaminya. Saat dia melihat kearah jalan bagian kanan di bawah jembatan. Gadis itu melihat seseorang yang selalu ingin dia temukan. Dia telah menyebar beberapa orang untuk mencarinya tapi selalu nihil. Kini dia ada di Ibu Kota. Setelah memastikan kemana arah orang itu pergi. Dia berkata, "Sudah waktunya kita kembali."

"Baik."

Gadis itu dengan sangat hati-hati memapah suaminya menuruni setiap tangga jembatan. Setelah suaminya duduk tenang di kursi roda. Dia menuntunnya perlahan menuju ke kediaman Li. Membutuhkan waktu sekitar empat puluh menitan dari jembatan tempat mereka berada hingga ke kediaman Li. Tepat di depan pintu masuk kediaman Li Anhe menghentikan langkahnya. "Aku lupa membeli kue yang aku inginkan. Apa kamu tidak masalah ada di kediaman tanpa aku?"

Raja kecil Ying mengangguk setuju. "Jangan terlalu lama. Aku tidak terlalu terbiasa tanpa ada yang dapat di ajak bicara."

"Baik. Bawa suamiku masuk kedalam kediaman." Dia menatap salah satu pengawal di belakang. Pengawal itu dengan sigap maju mengambil alih mendorong Raja kecil Ying. Baru Li Anhe pergi menyusuri jalur utama untuk kedua kalinya. Dia pergi ke tempat terakhir dirinya melihat orang yang ia cari.

Paviliun itu terlihat lebih megah dari tempat lainnya. Gadis itu ingin melangkah masuk kedalam paviliun namun langkahnya di hentikan para penjaga.

"Nona anda tidak dapat masuk. Tempat ini khusus untuk para pria yang butuh hiburan."

"Lebih baik Nona pergi."

Para penjaga itu menghadangkan tangan mereka.

"Minggir." Pria empat puluh tahunan berjalan sempoyongan menerobos keluar. Sekujur tubuhnya tercium bau alkohol yang sangat kuat. "Jangan menghalangi jalan ku. Apa kalian tidak tahu siapa aku?" Dia mendorong para penjaga agar menjauh memberinya jalan. Dia terus berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya berjalan ke arah gang sempit. "Auuaakk..." Dia memuntahkan semua isi di perutnya. Baru di saat dia ingin memalingkan wajahnya.

Pakk...

Seseorang memukul dari arah belakang membuat pria itu pingsan seketika. Setelah cukup lama pingsan dia bangun mendapati bajunya sudah di ambil orang lain. Saat ini dia hanya menggunakan jubah bagian dalamnya. Hawa dingin menyergap begitu saja. "Siapa yang telah berani bertindak lancang dengan ku." Pria itu bangkit ingin mencari orang yang telah mengambil bajunya. Namun saat dia keluar dari dalam gang semua mata menatapnya. "Sial." Dia mengurungkan niat awalnya dan langsung pergi ke tempat lain. Menyembunyikan dirinya dengan baik hingga sampai di kediamannya.

Sedangkan pencuri itu telah masuk ke dalam paviliun yang dia inginkan. Dia mencari kesegala tempat.

Brukk...

Dia mendobrak paksa pintu salah satu ruangan.

"Aaa... Apa yang kamu lakukan?" Seorang wanita telah melepaskan baju luarnya dan bertingkah sangat intim dengan pria di dalam ruangan itu.

"Apa kamu ingin mati?" Teriak pria di dalam ruangan dengan kesal.

"Maaf." Li Anhe saat ini berhasil menyamar menjadi laki-laki masuk ke dalam paviliun kehangatan. Dia menutup kembali pintu kamar itu dan pergi mencari di tempat lain. "Jika aku membuka semua pintu di setiap ruangan. Hanya akan menimbulkan kehebohan." Dia diam melihat setiap tepat. Hingga dirinya menemukan orang yang ingin dia cari. Orang itu masuk ke salah satu ruangan. Li Anhe juga masuk ke dalamnya.

Ssreett...

Pedang tajam menghadang di depan. Dengan sigap Li Anhe menghindar menepis pedang menggunakan tangan kirinya. Dia meraih tangan orang di depannya membuat perlawanan sengit.

Deee...

Gerakannya membuat orang itu menghentikan serangan. "Kamu siapa?" tatapannya sangat tajam.

Li Anhe berdiri mengaitkan kedua tangannya di punggungnya. "Anhe menanti hari kepulangan. Kakak perempuan, aku kembali."

Tangan yang tengah memegang pedang bergetar mendegar jawaban dari gadis muda yang telah menyamar menjadi seorang laki-laki. "Anhe?" Dia ingin menginformasikan apa yang dia dengar. Gadis di depannya mengangguk. "Bagaimana bisa?" menatap tidak percaya. "Bukankah kamu telah meninggal. Dan," menatap wajah yang berbeda. "Kamu jauh lebih muda juga berbeda."

"Ada banyak keajaiban di saat aku terbangun kembali menjadi seorang gadis muda. Begitu banyak hal baru yang telah merubah hidup ku." Li Anhe mendekat. "Apa kamu masih menjalankan misi?"

Wanita di depannya mengangguk. "Aku bersembunyi menjadi penari di sini untuk mencari informasi seseorang. Baru setelah itu bertindak seperti yang tuan inginkan." Dia mendekat kearah Li Anhe menggenggam tangan lembut gadis muda di depannya. "Jika kamu tidak mengatakan kalimat itu tentu aku tidak akan percaya jika itu kamu."

Mereka duduk di kursi saling berhadapan. Li Anhe menceritakan keajaiban yang dia alami sehingga menjadi seorang Nona muda. Wanita di depannya mendengarkan dengan baik. Saat dia masih menjadi Anhe gadis pembunuh. Dirinya telah menduduki posisi menjadi ketua utama di bagian satu. Tempat paling di hormati semua orang yang ada di kamp pembunuh. Hampir seratus lebih bawahnya sangat mengandalkan dirinya. Dan wanita di depannya adalah satu-satunya tingkatan satu yang masih selamat selain dirinya di waktu itu.

Di dalam ruangan gelap terkadang tanpa sepengatahuan pengawas utama. Mereka berdua akan berbincang membicarakan kehidupan yang mereka inginkan. Impian yang sederhana dari kedua pembunuh nomor satu.

"Kurang lebih aku tahu maksud cerita mu. Syukurlah kamu telah kembali. Kali ini," wanita itu mendekat kearah Li Anhe. Dia mengatakan sebuah rahasia besar.

Gadis itu mengerutkan keningnya. "Kamu yakin?"

"Kamu tahu. Aku juga telah lelah hidup seperti ini. Perubahan besar yang terjadi setelah kamu pergi. Membuat murid di bawah kepemimpinan mu menjadi tertekan. Banyak yang di bunuh juga di berikan tugas mematikan. Anhe kamu harus segera pergi dari tempat ini. Sebentar lagi akan ada orang bagian satu memeriksa keadaan ku di sini. Jangan sampai mereka mengetahui keberadaan mu." Wanita itu menarik tangan Li Anhe untuk segera pergi.

Gadis itu bangkit, "Ternyata kematian ku memiliki maaf besar untuk mereka." Seringaian tajam itu terlintas di wajahnya sebelum keluar dari dalam ruangan kamar.

1
Cha Sumuk
belum bls dendam ke BP nya kok mlh dah pergi ga menarik ah cerita nya
Sri wulandari: Cerita tidak sepenuhnya jalan dalam satu tempat yang sama.
Sri wulandari: Saya membuat cerita bukan menyesuaikan keinginan pembaca. Tapi untuk menyalurkan hobi. Jadi suka atau tidaknya anda dengan cerita ini itu tidak ada kaitannya dengan saya.
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Rafly Aiman Syah
ku menunggu
Rafly Aiman Syah
author ku menunggu lanjutan cerita ini ya.
semangat dan sehat selalu
Sri wulandari: Sudah saya up kk. Masih dalam peninjauan. Sabar ya😊❤️
total 1 replies
Rafly Aiman Syah
cerita yg menarik dan alur yg tidak bertele-tele
Rafly Aiman Syah
thor terimakasih untuk cerita yg menarik.
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
Rafly Aiman Syah: sama² thor
Sri wulandari: Terima kasih atas dukungannya kk.😊❤️
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
lanjut Thor
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
lanjut
Sri wulandari: siap.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!