menceritakan pemuda tampan minim ekspresi, tapi sialnya wajahnya begitu tampan bak dewa Yunani, ditambah diusianya yang masih begitu muda dia sudah menjadi CEO diperusahaan keluarganya sendiri membuatnya begitu didambakan kaum hawa di sekitarnya, tapi sayangnya pesonanya tak mampu membuat seorang gadis pindahan dari Jerman yang bahkan tak meliriknya sedikitpun.
"minggir",
"kenapa harus gue yang minggir",
"cowok ribet",
"menarik".
akankah gadis bar bar nan galak itu akan membuka hatinya untuk sang CEO muda, ataukah malah pada akhirnya si gadis yang akan dibuat bucin dengan si CEO muda itu?
yuk ikuti kisah cinta mereka berdua,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
pukul 3 pagi, chiara terbangun ada yang mendesak kandung kemihnya dan ingin segera dikeluarkan, dan juga sudah waktunya dia ganti pembalut sebelum terjadi banjir kemana mana.
"lov, mau kemana?", tanya axelio yang juga ikut terbangun karena pergerakan Chiara,
"toilet", Chiara hendak turun dari ranjang, tapi axelio dengan sigap menggendongnya,
"lio, aku bisa jalan sendiri", pekik kaget Chiara,
"iya aku tahu", jawab asal axelio, Sampai di toilet axelio menurunkan Chiara, agar dia bisa menuntaskan hajatnya dan dia akan nunggu diluar.
"lov, aku ambilkan air hangat sebentar ya", kata axelio yang jawab deheman oleh Chiara,
menuju dapur mengambilkan Chiara air hangat, karena kata mommy Selena tadi Chiara harus banyak minum air hangat, segalanya harus banyak minum air putih.
Kembali kemarin Chiara sudah duduk di atas ranjang, axelio menyerahkan gelas berisi air hangat tersebut dan membantu Chiara minum,
"kamu Udah makan malam Lio, dari semalam kamu disini terus jagain aku?", tanya Chiara,
"udah sayang, Aku makan nasi tim kamu kemarin" jawab Axelio membawa Chiara dalam dekapannya,
"lio, itu kan sisa aku, harusnya kamu beli makanan aja", kata Chiara,
"gak pa pa sayang, perutnya masih sakit", tanya lembut seraya mengelus perut Chiara,
"masih nyeri tapi sedikit, udah biasa nanti 2 hari baru benar benar hilang", kata Chiara,
" 2 hari sayang?", tanya axelio tak percaya chiara mengangguk.
"ya Udah, tidur lagi yuk sayang, ini masih jam 3 pagi, yuk aku peluk lagi sekalian aku usap usap perut dan punggungnya",
Chiara menurut, dia tidur sambil memeluk axelio, sedangkan axelio dengan setia mengusap usap perut Chiara.
nyaman, itulah yang dirasakan Chiara, dia kembali terlelap, dan axelio beberapa kali mencium puncak kepala chiara, Tidak bisa membayangkan Chiara akan merasakan nyeri diperutnya Sampai 2 hari.
Pagi pun datang, axelio lebih dulu bangun, dengan perlahan dia turun dari ranjang Chiara agar Tidak menganggu tidur Chiara, dia akan membicarakan Chiara sampai bangun Dengan sendirinya, kalaupun Chiara memilih Tidak masuk sekolah dia akan membiarkan Chiara istirahat di kamarnya.
axelio kembali kekamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap kesekolah, dia akan meminta Mike untuk membelikan sarapan untuknya dan juga Chiara, hingga pukul 7 axelio kembali ke unit Chiara dan ternyata Chiara sudah siap pula Dengan seragam sekolahnya.
"sayang, kamu gak pa pa masuk sekolah?", tanya axelio memeluk Chiara,
"gak pa pa Lio, aku udah biasa kayak gini, dan aku selalu sekolah kok kalau nyeri datang bulan", jelas Chiara,
"ya sudah, nanti kalau perutnya gak nyaman izin ke UKS aja ya", kata Axelio Chiara mengangguk patuh,
"ya sudah kita sarapan dulu, tadi aku minta Mike beliin kita sarapan", axelio membimbing langkah Chiara menuju meja makan dan disana sudah ada Makanan yang tadi dibelikan Mike, axelio menyiapkan semuanya dan mereka sarapan dengan tenang, setelah selesai mereka pun berangkat ke sekolah bersama.
Hari ini jam pertama adalah mata pelajaran olahraga, Chiara dilarang axelio ikut, tapi kata Chiara dia hanya akan duduk dipinggir lapangan saja, kalau menunggu sendiri dikelas Pasti bosan.
axelio sudah mengizinkan pada guru olah raga, dan Chiara pun diizinkan tidak ikut olahraga hari ini, semua melakukan pemanasan tapi Chiara hanya duduk dipinggir lapangan menyaksikan teman temannya, ada Axelio cs juga disana, meskipun pemilik sekolah Tidak membuat Axelio pilih pilih pelajaran yang diikuti, dia mengikuti semua mata pelajaran tanpa terkecuali.
Materi hari ini adalah bola basket, satu persatu diajarkan seluruh materi yang ada dalam pelajaran bola basket, disekolah itu meskipun ada lapangan indoor tapi untuk mata pelajaran olahraga pasti akan memakai lapangan outdoor, apalagi masih jam pertama dan masih pagi, udara dan sinar matahari baik untuk kesehatan.
Chiara duduk ditemani yang lain, kini giliran Gabby yang sedang praktik,
"gimana, sakit banget masian?", Tanya Beverly, Chiara menggeleng,
"udah mendingan", jawabnya,
"obatnya kalau tinggal dikit langsung telpon mommy suruh kirim kesini, paket dadi Jerman kesini butuh waktu berhari hari bahkan Minggu, jadi jangan Sampai habis baru bilang", ucap Beverly,
"iya eve", jawab Chiara,
"jangan makan sembarangan, jangan minum manis, perbanyak minum air putih, gak usah makan pedes, gak usah bertingkah yang aneh aneh, lo kalau dapet tuh suka nyebelin", kata beverly lagi,
"iya eve iya", jengah Chiara,
"jangan iya iya aja, dengerin, gue tahu banget gimana Lo kalau sakit, manjanya gak ketulungan, dan Disini gak ada mommy yang bisa manjain Lo", omel Beverly,
"iya eve iya, ya ampun Lo kayak emak tiri tahu gak", sungut kesal Chiara, axelio tidak ikut bicara bicarakan Beverly yang menasehati dan mengomeli Chiara, karena kalau dia yang ngomong pasti yang ada malah Chiara akan marah,
"Lo kalau lagi dapet mood Lo tuh Suka berubah ubah, marah marah gak jelas, nangis nangis, nanti merengek, Axel pesan gue kalau Lo gak sanggup silahkan lambaikan tangan, karena gue tahu banget gimana super duper menyebalkannya nih anak saat dapet kayak gini", kata Beverly, Chiara semakin merengek dan matanya mulai berkaca kaca, yang lain mati Matian menahan tawa melihat Chiara diomeli beverly, memang benar kata Chiara, Beverly lebih mirip Emak tiri kalau lagi ngomel.
"nah nah nah, kan mulai nangis nangis, entar marah marah, kan kan kan", ucap Beverly menunjuk kearah Chiara, membuat yang lain semakin ingin tertawa,
"lio,,, huwaaaa eve jahat kayak Mak tiri, dia ngatain aku Lio huwaa", rengek Chiara mengadu pada axelio membuat Beverly memutar mata malas, axelio Berusaha agar tawanya tidak pecah, dia berusaha membujuk Chiara,
"sayang, udah jangan nangis, dilihatin teman teman yang lain itu" ucapan axelio, Chiara memanyunkan bibir cemberut membuat axelio ingin sekali tertawa.
"Lo kalian ngomelin chia kayak ngomelin anak Lo eve", kata virgo,
"gue temenan ma tuh anak sejak TK, gue tahu banget gimana dia, hapal banget gue", jawab eve,
"bener kata chia, Lo kayak emak tiri", sahut kiano membuatnya mendapat tatapan tajam dari Beverly,
"diam Lo piano rusak, suara Lo merusak telinga gue", bentak Beverly, bukannya diam kiano malah tertawa, virgo ikut tertawa, entahlah setiap kiano dan Beverly adu mulut virgo pasti Tidak bisa menahan tawanya, sedangkan Zean hanya bisa menghembuskan nafas kasar, selalu saja seperti itu, batin zean.
Jam olah raga akan segera berakhir, semua kembali berkumpul di lapangan, Chiara kini hanya duduk sekarang diri dipinggir lapangan, pak guru masih menyampaikan beberapa materi dan kata siswa pun menyimak, Chiara merasa tak nyaman, mungkin pembalutnya sudah mulai penuh, dia memutuskan untuk pergi ketoilet lebih dulu sebelum nanti akan antre teman temannya berganti baju.
Berjalan sendirian menyusuri pinggiran lapangan yang mulai terik.
"CHIARA...."
"Aaaaaaaaaaaa",
Brak....