Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
Keesokan harinya Ling Nana kembali lagi ke hutan melewati tembok yang dia lalui kemaren, tapi yang tidak dia ketahui ada seseorang yang memantau gerak geriknya.
Pria tersebut sangat terkejut apa yang di lakukan selir putra mahkota itu. Dia tak menyangka di balik orang yang pendiam ini ternyata memiliki hati yang liar.
Ketika sudah di dalam hutan terlarang Ling Nana merasa kegembiraan di hatinya. Misteri yang akan ku cari tahu, pikirnya. Karena selama ini dia mendengar hutan ini yang tidak bisa di masuki manusia biasa. Wah, aku manusia luar biasa dong, kekehnya dengan sumringah di bibirnya yang berwarna pech.
Selama dia tinggal di dalam istana dingin, dia tidak pernah memakai perias wajah. Karena memang semua tidak dibawa saat mereka di pindahkan ke sini.
Dengan sikap waspada dia memegang pedang di tangannya, yang sekali - kali dia gunakan untuk menebas dahan - dahan yang menghalangi jalannya. Sesekali dia bertemu ular dan dia hanya membuangnya jika ular itu tidak menyerangnya.
Sementara itu, pria yang mengikutinya merasa ketar ketir. Dia tidak menyangka sang Selir berani masuk ke dalam hutan terlarang ini. Dia sedikit heran saat melihat Selir mengeluarkan pedangnya. Apakah selir bisa berpedang? Pikirnya.
Tapi dia ke susahan mengikuti karena jika dia berpindah dari pohon ke pohon, pasti akan menemukan ular. Dia tidak berani terlalu dekat karena pasti akan ketahuan. Dan dia kira penyamarannya tertutup dengan sempurna.
Sementara itu Ling Nana sebenarnya mengetahui dia di ikuti, tapi dia tidak perduli karena dia merasa tidak ada aura membunuh dari pria itu.
Setengah berlari dia memasuki ke dalaman hutan, yang mengakibatkan pria yang mengikutinya tadi kelimpungan dan kehilangan jejaknya. Dan dia berusaha terus mencari ke depan tapi tidak ketemu.
Dia tidak menyadari bahwa Ling Nana melihatnya dari persembunyiannya. Lelaki itu sudah di darat dan celingak celinguk melihat sekitar, ke arah mana kira - kira wanita itu pergi.
Ling nana memperhatikan siapa laki - laki ini. Hmm sepertinya dia pengawal bayangan, pikirnya. Tapi siapa yang mengutusnya? Kalau dari kediaman Jendral tidak memiliki tanda bintang kecil di dadanya.
Apakah dari istana? Tapi dia tidak ambil pusing. Ketika lelaki itu berlari ke arah berlawanan dengannya dia merasa lega, dan melanjutkan perjalannya.
"Popo, apa kau melihat pria tadi?"
"Ya tuan"
"Kau mengenal dari mana dia itu?"
"Saya masih baru nona, jadi tidak begitu mengenal setiap orang. Tapi dari auranya dia di utus dari istana tuan."
"Sial! Apa mereka tidak puas sudah mengasingkanku? Malah memata - mataiku. Hah! Apa mereka ingin mencari kesalahanku lagi dan mencari hukuman mati untukku?"
"Saya akan membantu anda agar itu tidak terjadi tuan." Popo bertekad di dalam hatinya untuk membantu tuannya ini agar tidak terjatuh kedalam masalah.
"Tentu saja itu tidak akan terjadi. Karena saya akan membunuh mata - mata itu sebelum dia melapor." Dia mengeluarkan aura yang siap akan menghabisi seseorang.
"Sebaiknya jangan sekarang tuan." Ada kekuatiran di dalam hati popo
"Kenapa?"
"Karena di depan ada seekor macan kumbang mendekat." Popo memperingatkan bahwa seekor binatang buas mendekat.
"Hah?" Dengan cepat Ling Nana menjadi was -was memperhatikan sekeliling terutama arah depannya.
Ting
"Ada tugas baru tuan."
"Apa? Saat terjepit seperti ini? Kamu serius?"
"Dengar dulu tuan, jika anda berhasil membunuh macan kumbang ini, anda mendapat poin 20 tuan." Popo menjelaskan.
"Hmm, lumayan besar hadiahnya, ya.. nyawaku juga taruhannya kan." Dia berucap untung ruginya bagi dia.
"Jangan kuatir tuan, saya akan memberi semangat kepada anda agar semangat membunuh macan kumbang itu." Wajah bersemangat Popo yang di rasakan Ling Nana membuat dia sedikit jengkel.
Ling Nana memutar bola matanya, semua orang juga bisa memberi semangat dodol, pikirnya.
Tak berapa lama Macan kumbang besar sudah berdiri di depannya dengan tatapan membunuh. Dia menatap Ling Nana, begitu juga dengan wanita itu, menatap langsung kebola mata macan kumbang tersebut.
Dia merasa bulu di tengkuknya berdiri, biar bagaimanapun, ini adalah binatang buas yang liar. Pasti tenaganya sangat besar. Ling Nana dag dig dug, tapi dia berusaha untuk kuat, karena nyawa taruhannya. Tidak mungkin kan dia harus mati kedua kali lagi hanya karena hewan ini?
Dia menyemangati dirinya sendiri. Kamu bisa Nana.
karena hutan terlarang jadi gk ada yang menjelajahinya sehingga nampak menyeramkan