Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Meminta Putus
“Gak papa” Jawab Nayla lalu masuk ke dalam mobil Rangga.
Sebelum mobil Rangga berjalan Nayla sempat menoleh ke arah Juan yang ternyata dia juga melihat ke arah Nayla. Nayla memutuskan pandangannya pada Juan dan melihat ke depan.
“Kamu suka nongkrong di situ juga Nay ?” Tanya Rangga setelah keheningan beberapa saat
“Ngga juga, Cuma sesekali aja” Jawab Nayla apa adanya
“Kamu tumben bawa mobil ?” Tanya Nayla
“Heheheh iya nih, sebenarnya males banget harus bawa mobil tapi tadi Nizar minta di anterin ke sekolah. Dia mana mau naik motor” Jawab Rangga
“Emang kenapa tidak mau naik motor ?” Tanya Nayla penasaran
“Dia gengsi, takut icarannya nggak mau di deketin” Jawab Rangga sambil tertewa lalu Nayla pun ikut tertawa
“Kamu tunggu di sini dulu ya, aku masuk dulu cari Nizar” Ucap Rangga lalu keluar dari mobilnya
“Oke” Jawab Nayla sambil menganggukkan kepala
Sambil menunggu Rangga dan Daniel di dalam mobil, lalu dia membuka ponselnya dan terdapat pesan masuk.
Juan {Di jemput sama siapa kamu ?, pantesan gak mau aku anterin}
Nayla {Teman, tadi gak sengaja ketemu di jalan}
Juan {Cewek atau cowok ?}
Nayla {Cowok}
Tak lama Juan menelpon Nayla, dia menggeser tombol untuk mengangkatnya.
“Hallo” Ucap Nayla
“Kamu dimana sekarang ?” Tanya Juan
“Masih di jalan, kenapa ?” Ucap Nayla
“Kamu gak mau aku antar pulang, karena kamu udah janjian sama teman cowok kamu itu kan ?” tanya Juan dengan suaranya meninggi
“Enggak” Jawab Nayla
“Gak usah berbohong sama kamu sama aku” Ucap Juan dengan suara tinggi
“Terserah kamu saja lah” Jawab Nayla lalu mematika telponnya sepihak dan dia langsung menonaktifkan handphonenya
“Sorry lama nunggunya” Ucap Rangga saat pintu mobil terbuka
“Kak Nay, kita mampir ke kedai es krim dulu ya. Nanti biar om Rangga yang mentraktirnya” Ujar Nizar sambil cengengesan
“Kok om jadi sasarannya ?” Tanya Rangga
“Gak papa om, sekali-kali teraktir kita es krim” Jawab Nizar
“Biar kakak aja yang mentraktir kamu es krim, kamu karena udah mendapatkan tumpangan gratis” Ucap Nayla
“Yeeaaayy, jajan eskrim gelato” Ucap heboh Nizar
Beberapa menit kemudian, mobil telah sampai di kedai penjual es krim. Mereka memesan rasa coklat, mathca, dan vanilla. Setelah menghabiskan es krim kami bersiap pulang ke rumah. Sepanjang jalan Daniel menceritakan jika pelajaran hari ini membuatnya pusing, sesekali Nayla dan Rangga menertawakan ocehan Nizar.
Sesampai di rumah Nayla, Nayla berpamitan dan mengucapkan terima kasih dan setelah itu Rangga pamit pulang ke rumah. Lalu Nayla masuk ke dalam rumahnya.
“Assalamu’alaikum mah” Ucap Nayla
“Wa’alaikumsalam, dari mana dek kok baru pulang. Tadi Juan ke sini cari kamu tapi kamu belum pulang dia langsung pamit untuk pulang kembali” Jawab Rasti
“Oh ya, kapan ke sini mah ?” Tanya Nayla
“Setengah jam yang lalu kayaknya, belum lama kok. Emangnya kamu dari mana ?” Ucap Rasti
“Mampir ke kedai es krim dulu mah” Jawab Nayla sambil tersenyum
Rasti menggelengkan kepalanya “Ya sudah sana ganti baju dulu, jangan lupa sholat” Titah Rasti
“Iya mamahku yang cantik jelita” Jawab Nayla lalu masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan melaksanakan sholat
*****
Nayla merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia meresa hubungannya dengan Juan memang sudah tidak baik lagi dan untuk apa di pertahankan. Dia mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya, dan menghidupkannya kembali. Dia mencari kontak Juan lalu menelponnya.
“Kak kita putus saja” Ucap Nayla
Hening, tidak ada percakapan selanjutnya. Nayla dan Juan sama-sama terdiam, hanya suara hembusan napas kami yang terdengar.
“Kamu mungkin Lelah, kita bicara lagi besok ya sayang. Kamu istirahat dulu, I love you” Ucap Juan lalu mematikan telponnya.
Nayla berbaring dan menutupi matanya lalu menangis, samapi tak terasa di ketiduran karena Lelah menangis.
Tidur Nayla terganggu ketika kepalanya di usah pelan.
“Bangun nak, udah magrib ini sayang” Ucap Rasti
“Capek banget ya, sampai tidurnya pules banget gitu” Lanjut Rasti
Nayla mengerjapkan matanya lalu memeluk perut mamanya yang duduk di pinggir ranjangnya.
“Jam berapa sih mah ?” Tanya Nayla dengan suara serak khas bagun tidur
“Jam 6 lewat 10 menit, bangun terus mandi biar segar lalu sholat magrib. Mama mau ke depan dulu, papa kayaknya udah pulang” Jawab Rasti
Dengan terpaksa Nayla melepaskan pelukannya pada perut mamanya, dia duduk dan melihat ponselnya. Banyak sekali chat dari grup sahabatnya, dan ada pesan dari Rangga dan Juan.
Di grup sahabatnya yang isinya Nayla, Sinta, Siska dan Rizky.
Siska {Guys, nanti nongki yuk di cafe kak Ali, udah lama gak nongki kita}
Sinta {Gas kuy, aku siap-siap dulu}
Nayla {Jam berapa kita kumpulnya guys ?}
Siska {Jam 7 udah OTW yah}
Sinta {Kemana Rizky Fbian ?}
Rizky {Hadir, kenapa lo nanyain gue ?. kangen ya lo sama gue ?}
Sinta {Ih amit-amit, siapa lagi yang kengen sama lo ?}
Nayla {Udah-udah jangan berteman}
Siska {Kita nanti kumpulnya jam 7 di café kak Ali}
Nayla {Oke siap}
Rizky {Siap bos}
Sinta {Aku siap-siap dulu guys}
*****
“Ma, pa, aku nanti mau ketemu temen-temen ya di café kak Ali” Ucap Nayla setelah bergabung di ruang keluarga
“Boleh, tapi pulangnya jangan malam-malam. Lebih dari jam 10, papah kunci pintu dan kamu tidur di luar saja” Jawab Handa
“Siap komandan laksanakan” Ucap Nayla sambil memberikan hormat
“Sama siapa ke sananya ?” Tanya Rasti
“Nanti di jemput Sinta mah, nanti Sinta nginap di sini gak papa kan” Jawab Nayla
“Gak papa, kalau dia pulang sendiri takut di jalan kenapa-napa terutama dia perempuan. kasihan” Ucap Rasti
“Ya sudah, aku siap-siap dulu ya bentar lagi Sinta sampai” Jawab Nayla lalu mendekati papahnya
“Papah hehehe, minta uang tambahan dong. Di dalam dompetku sisa 5 ribu, kurang pah” Ucap Nayla cengengesan
“Gak punya uang, kok nongkrong” Ucap Handa membuat Nayla cemberut
“Nanti papah transfer aja” Lanjut Handa merasa tidak tega melihat ekspresi Nayla
“Makasih papah” Jawab Nayla lalu mencim pipi papahnya
“Kalau ada maunya aja cium-cium” Gerutu Handa
“Anak kamu pah” Ucap Rasti mengulum senyum
“Anak kamu juga, orang kita bikinnya sama-sama” Jawab Handa frontal membuat pipi istrinya merona lalu mereka tertawa bersama