Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari H
Zea dan Al Jovano berjalan seiring dengan Ame di tengah mereka, bertiga menuju rumah sakit tempat Alpha di rawat, Papanya Alpha memintanya langsung datang karena kondisi darurat yang mengharuskan semua keluarga berkumpul.
"Sayang, ada apa ya???" Al Jovano bertanya-tanya dalam perjalanan, mendadak dirinya khawatir.
"Jangan-jangan Kak Alpha kritis lagi." Ucap Al Jovano lagi.
"Dan sekarang mau berpesan-pesan atau mau meminta maaf karena udah jadi pebinor tersembunyi selama ini." Ujar Al Jovano makin berpikir kemana-mana.
Zea tersenyum pada Al Jovano yang ternyata meski marah masih khawatir juga pada Kakak kandungnya itu.
"Aishhh, Papa kenapa juga gak jelasin ada apanya sih." Umpat Al Jovano lagi perasaan langkahnya menuju ruang Alpha terasa semakin berat saja dan terasa masih jauh.
"Sayang, kok kamu santai gitu sih????"
"Kamu seneng Kakak Alpha kenapa-kenapa???" Ucap Al Jovano makin gak jelas menurut Zea.
"Papa bisa tenang gak sih Ame jadi takut kalau Papa bicara aneh-aneh begitu. " Ame yang sedari tadi cemas merasa semakin cemas dan ingin menangis rasanya.
"Mungkin ada sesuatu yang penting yang akan kita lihat dan dengar di sana, Karena Kakak Alpha masih belum sehat betul dan masih perlu perawatan makanya kita di minta bertemu di sana." Ucap Zea menenangkan.
"Tapi Yanggg... " Al Jovano ingin protes namun Zea hentikan dengan kecupan di pipinya.
Cup
"Tenang, sikap Papa Al begini jadi contoh Ame loh." Ucap Zea kemudian sukses membuat Al Jovano diam dan mencoba tenang.
Keduanya pun melangkah ke ruang rawat Alpha sesuai alamat kamar yang Papa Al Jovano sekaligus Alpha kirimkan.
Ruang rawat sudah di depan mata, dada Al Jovano berdetak semakin keras takut jika Sang kakak meninggalkannya untuk selamanya, rasa bersalah karena sudah marah terlalu lama membuat dirinya semakin campur aduk rasanya.
Al Jovano dengan ragu-ragu membuka ruang rawat Alpha, sembari mengatur deru nafasnya juga jantungnya.
Di dalam semua orang sudah berkumpul, Al Jovano terkejut saat mendengar suara Alpha berucap di dalam sana, berhadapan dengan seorang pria paruh baya, di sisinya duduk Shafa dengan tampilan yang tidak biasa.
"Saya terima nikahnya Shafa Putri Asyifa binti Ardiansyah dengan mas kawin tersebut tunai." Ucap Alpha sekali nafas hal itu membuat Al Jovano melongo di tempatnya.
Sah
Sah
Sah
Semua saksi berucap membuat Al Jovano tersadar dari tempatnya, surprise yang tak Al Jovano sangka jika sang kakak akan sama dengan cerita awal mula dirinya menikah dengan baju pasien dan di rumah sakit pula.
Zea tersenyum bahagia menatap Shafa memberikan dukungan melalui tatapannya, sementara Shafa tak bisa berkata-kata selain meraih jari Alpha yang masih di gendongan untuk dia salimi ala kadarnya dan di cium dengan taklim.
Alpha raih kening yang kini sudah halal itu dengan kecupan perdananya, dadanya sukses bertalu-talu seperti ada banyak sengatan pada dirinya namun dari relung hatinya yang dalam dia sangat bahagia meski dia di paksa menikah oleh papanya pagi tadi dengan kondisi dirinya saat ini.
Shafa seperti lemas tak bertenaga begitu kecupan itu mendarat di keningnya, masih seperti mimpi jika masa lajangnya berakhir di tangan Bos dan Om Om ganteng yang sudah dia anggap sebagai Kakaknya karena sudah banyak membantu dirinya dengan saat sulit.
"Tunggu!!" Al Jovano tersadar dari keterkejutannya, sehingga membuat semua orang menoleh pada sumber suara.
"Kak??? Kamu gak bisa kreatif dikit nikahnya biar gak plagiat."
"Mentang-mentang dulu aku nikah di rumah sakit terus kamu ikut-ikutan."
Ucapan Al Jovano sukses mengundang gelak tawa semua yang ada kecuali Oma yang kekeuh tak ingin menerima pernikahan cucunya dengan wanita kasta bawah apalagi tidak memiliki orang tua dan tidak jelas asal usulnya, namun karena kalah suara Oma hanya bisa menyimpan ketidak setujuan itu dari tatapan mata dan hatinya.
"Ckkk, kamu datang??? udah gak marah??? " Tanya Alpha kesal acara sakralnya rusak gara-gara ucapan Al Jovano barusan.
"Kagak, selamat ya Kak, cepat sembuh biar bisa merasakan surganya dunia." Kata Al Jovano terlalu blak-blakan sehingga mendapat tatapan tajam Alpha seandainya tangannya tidak sakit mungkin bantal di ranjang pasien itu akan dia lempar tak peduli banyak orang.
Melihat tatapan Alpha pada dirinya Al Jovano hanya meletakan dua jarinya di wajah seolah hanya bercanda, Alpha pun tersenyum masam sejujurnya hatinya lega Al Jovano datang menjenguk dan melihat bagaimana dirinya menikah.
Zea mendatangi Shafa lalu memeluknya hangat, "Selamat ya semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah."Kata Zea yang di jawab senyum oleh Shafa yang berurai air mata.
"Aamiin." Shafa mengamini meski entah bagaimana kisah pernikahannya nanti yang pasti Shafa tak akan pernah pergi jika bukan Alpha yang memintanya.
Zea juga mengucap selamat pada Kakak Iparnya yang sedang berpelukan dengan suaminya itu.
"Selamat ya Kak, ku harap ini bukan main-main." Kata Zea pada Alpha yang di jawab senyum tipis Alpha.
"Kamu gak akan memeluk diriku juga sama seperti kamu memeluk Shafa??" Ucap Alpha bercanda yang sukses membuat Al Jovano meremas pundaknya keras.
"Aaaaaahhhhsssss Sakit Pe ak!!! Becanda elah!!!" Alpha berkata sembari terus mengaduh hingga Shafa mengelus lembut pundaknya yang sakit.
"Cieee." Goda Zea sambil tersenyum senang.
"Tuh dah dapet obat."
"Pulang gih terus pada unboxing!"
Al Jovano kadang-kadang memang suka memancing emosi Alpha mungkin tak akan pernah bisa mereka berbicara tanpa harus mengejek satu sama lain seperti ini, namun hal ini justru membuat Papa dari mereka bersyukur setidaknya putra-putranya tak lagi saling mendiamkan satu sama lain.
Papa Zahfar tersenyum lalu memeluk kedua putranya sayang "Terimakasih sudah hadir di kehidupan Papa tetap saling menerima dan jangan lagi bertengkar apapun masalah kalian."Ucap Papa Zahfar Papa dari kedua putranya.
Melihat mereka semua Zea bahagia memeluk Ameria dan Shafa berharap tak ada lagi rasa yang tersimpan untuk dirinya dari Kakak iparnya, Zea berharap mulai hari ini Alpha benar-benar akan mengunci hatinya untuk istrinya seorang dan tak akan menyisakan perasaannya pada dirinya ataupun pada orang lain.
Sedangkan Shafa hanya bisa terus berdoa agar nama suaminya yang dia sebutkan dalam setiap doanya akan mengukir namanya seorang sebagai wanita halal yang di cintainya.
"Ya Allah ijinkan aku sedikit serakah, karena aku ingin di hatinya ada diriku seorang yang lambat laun memenuhi hatinya, cukupkan diriku untuk memenuhi segala haus rasa dari suamiku. Palingkan matanya dan hatinya dari melihat wanita selain diriku." Doa Shafa dalam diamnya.
Sementara para penonton lain di ruang rawat Alpha itu hanya bisa ikut berbahagia atas kebahagiaan mereka semua yang berpelukan.
...__***__...
Up lagi jangan lupa like dan jejak baiknya ya🙏🙏😍
Aq blm tav vaf nih 🤭