Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Pengantin Pesanan
"Awww" Zahira meringis kesakitan saat mencoba untuk bangkit dengan tubuh yang sudah tak bertenaga dan penuh luka. Sungguh miris kondisinya saat ini.
Ditambah perutnya sudah keroncongan karena seharian ini belum ada yang mengganjal perutnya, jangankan makanan, segelas air putih saja terasa langka baginya dan kini tenggorokannya terasa kering dan butuh air putih.
Zahira meneteskan air matanya menatap kearah jendela, dimana langit sudah terlihat gelap dan malam mulai menyapanya. Dia sungguh takut berada di tempat tersebut.
"Ayah, ibu, bawa Zahira pergi bersama kalian..hiks..hiks..." lirih Zahira dengan tubuh bergetar diiringi isak tangis, bahkan kedua kakinya terasa lemas tak bertenaga.
"Akkhhhh"
Zahira kembali terjatuh, dia hanya mampu menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Tak ada yang bisa diperbuat, ia hanya mampu meratapi nasibnya. Bahkan sampai malam hari tak ada tanda-tanda ia akan keluar dari tempat tersebut.
Lama merenungi nasibnya, akhirnya Zahira sadar bahwa dia memiliki sang pencipta yang akan selalu menjaga dan melindunginya dimanapun ia berada. Dia tidak boleh putus asa, masih ada secercah harapan untuk meminta pertolongan kepada sang pencipta.
"Aku tidak mau mati mengenaskan di tempat ini. Ya Tuhan, aku hanya memohon kepadamu untuk melindungi hamba mu yang tidak berdaya ini. Semoga suamiku segera datang menolongku, berilah petunjuk untuknya agar selalu mengingat ku dimanapun dia berada" ucap Zahira dengan perasaan sesak berderai air mata.
Zahira sangat berharap agar Louis datang menolongnya dan membawanya keluar dari tempat tersebut. Karena tak ada keluarga yang dimilikinya di dunia ini selain sosok pria yang sudah memesan atau membelinya di aplikasi biro jodoh.
"Aku harus kuat, bukankah sedari dulu aku selalu mendapatkan penyiksaan dari mereka." Ucap Zahira menyemangati dirinya sambil mengusap kasar air matanya dan lagi-lagi ia meringis kesakitan yang tak sengaja menyentuh lebam di pipinya gara-gara tonjokan ibu tirinya.
Zahira menghela nafas panjang lalu mencoba untuk bangkit, dia meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa ia bisa keluar dari tempat tersebut.
"Selama aku masih bernafas, aku masih bisa memiliki kekuatan untuk melawan siapapun, termasuk Delisa dan ibunya" ucap Zahira dingin dengan sorot mata tajam dan berhasil berdiri sambil berpegangan pada dinding berlumut, mengingat atap dari bangunan tersebut sudah bocor kemana-mana dan bisa saja ambruk diterjang angin kencang.
"Aku tidak tahu bagaimana nasib ku selanjutnya, tapi aku percaya pada Tuhan bahwa aku bisa keluar dari sini untuk membalas perbuatan mereka!" ucap Zahira sambil menatap langit lewat atap bangunan yang bocor.
Zahira mulai melangkah mengelilingi ruangan tersebut untuk mencari jalan keluar agar ia bisa keluar dari tempat tersebut. Apalagi dia merupakan sosok wanita pemberani dan tak kenal takut, walaupun ia di ujung kematian sekalipun nyali nya masih gencar untuk bertahan hidup.
🍁🍁🍁🍁
Sementara Louis masih berada di rumah sakit menemani sang ibu menjaga ayahnya yang terbaring lemah di ruang ICU dan belum juga siuman sampai detik ini.
Louis tampak mondar-mandir di depan pintu ruang ICU dan sesekali menatap ke dalam sana dimana ibunya sedang menjaga ayahnya dengan memakai pakaian steril khas rumah sakit. Seharian ini dia tak mengabari Zahira bahwa sedang berada di rumah sakit.
Bosan mondar-mandir, Louis memilih duduk kembali di kursi tunggu hingga orang kepercayaannya datang menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Louis heran melihat raut wajah Sean tampak tegang.
"Tuan, nona Zahira menghilang" jawab Sean dengan entengnya.
"Apa!"
Louis terlonjat kaget mendengar ucapan orang kepercayaannya. Kenapa baru sekarang Sean mengatakannya.
"Saya baru saja mendapat kabar dari Henri bahwa nona Zahira tidak ada di rumah. Para penjaga baru menyadarinya saat rumah sepi tanpa cahaya lampu di malam hari. Kebetulan pagi tadi Nyonya Margaretha juga keluar kota bersama asistennya karena ada hal yang harus diurus. Para penjaga sudah berusaha mencari nona Zahira kemana-mana terutama disekitaran hutan, namun tidak berhasil menemukannya, tuan." jelas Sean menjelaskan sesuai informasi yang didapatkannya.
Kebetulan Nyonya Margaretha tak mengetahui kondisi putranya saat ini perihal sakit yang diderita tuan Smith, karena selama ini tuan Smith selalu merahasiakan sakitnya dari keluarganya.
Louis mengusap wajahnya kasar lalu meninju dinding di sampingnya. Louis begitu marah besar yang baru saja mengetahui informasi tentang istrinya yang menghilang. Selama ini hubungannya dengan Zahira aman-aman saja, walau dia aku masih sering melakukan perdebatan.
"Argghh! temukan Zahira, Sean. Aku tidak mau tau! istriku harus ditemukan!" ucap Louis dengan suara meninggi bahkan tidak menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit.
"Baik tuan, saya sudah berusaha mencarinya!" sahut Sean dengan hati-hati.
"Kumpulkan semua orang-orang kita untuk mencarinya. Sisir seluruh kota, sampai istriku ditemukan. Aku yakin dia belum kabur ke luar negeri" ucap Louis dingin dengan sorot mata tajam mengeluarkan titahnya.
"Baik tuan, secepatnya saya akan temukan nona Zahira" ucap Sean dengan penuh hormat akan janji yang diucapkannya, ia lalu pamit undur diri untuk segera mencari nona mudanya.
Louis mendekati jendela lalu menatap langit malam yang tampak gelap gulita. Ia berusaha untuk tenang dan mencoba mengalihkan perhatiannya dengan musibah yang menimpanya sekaligus. Namun tetap saja pikirannya terus tertuju pada istrinya.
"Sial, aku tidak bisa tinggal diam. Zahira tidak boleh pergi dari sisiku, selamanya dia harus menjadi wanitaku" ucap Louis yang sudah mengklaim Zahira sebagai wanitanya.
Louis mulai cemas memikirkan Zahira sampai dia tidak menyadari ibunya sudah berdiri di hadapannya.
"Louis, apa yang sedang kamu pikirkan nak" ucap Nyonya Natalie sambil menyentuh pundak putranya.
"Tak ada ma, aku hanya kepikiran dengan Papa" ucap Louis mengelak menatap hangat ibunya.
"Yakin, kamu tidak mau cerita." sahut Nyonya Natalie sambil menghembuskan nafas kasar dan Louis hanya mampu mengangguk menanggapi ucapan ibunya.
"Jangan membohongi mama Louis, karena mama mampu membaca mimik wajahmu. Sekarang kamu terlihat semakin gusar saja, nak." ucap Nyonya Natalie lemah lembut, karena selama ini putranya selalu menjauh darinya.
"Sebenarnya aku sedang memiliki masalah ma. Tapi, aku belum bisa menceritakannya kepada mama." ucap Louis dengan tatapan sendu, dia sungguh tak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini yang seolah kehilangan hal yang berharga dalam hidupnya.
"Baiklah jika itu keinginanmu, nak. Mama akan tunggu kamu bercerita" timpal Nyonya Natalie tersenyum tipis.
"Ma, aku sedang ada urusan, aku harus pergi. Jika terjadi sesuatu kepada papa, cepat telpon aku" ucap Louis dengan wajah gusar dan perasaannya tidak tenang saat mendengar kabar bahwa istrinya menghilang.
"Iya sayang, biar mama yang jagain papa. Semoga masalah mu cepat selesai." ucap Nyonya Natalie merangkul pundak putranya membuat Louis kembali memeluk ibunya sekaligus berpamitan padanya.
Louis melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit. Dia pun sampai berlari ke parkiran mencari mobil ibunya, kebetulan mobilnya sedang dibawa pergi oleh Sean untuk mencari istrinya, makanya dia akan memakai mobil ibunya.
Dengan ragu Louis membuka pintu mobil ibunya. Selama kejadian sepuluh tahun yang lalu, dia tidak pernah berkendara, hanya Sean supirnya kemanapun ia pergi.
Louis memejamkan matanya dan kembali terlintas di pikirannya kejadian sepuluh tahun yang lalu layaknya memori rusak menari-nari di pikirannya.
"Tidak, aku harus menemukan Zahira!" ucap Louis mencengkram kuat pintu mobil lalu bergegas masuk ke dalam mobil dan mulai mengendarai mobil ibunya dengan kecepatan tinggi.
*
*
*
Bersambung.....
Jangan lupa dukungannya teman-teman 🙏