bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana di Mulai.
Hari yang di tunggu Andine pun tiba, hari ini Andine dan tante sulis akan terbang menuju new zealand untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Sebelum berangkat om darma memberitahukan jadwal sidang selanjutnya pada Andine dan memintanya memberikan tanda tangan surat kuasa untuk kasus perceraiannya.
"jadwal sidang kamu minggu depan Ndine, tepatnya hari Rabu jam sepuluh pagi. Dan ini, tolong di tanda tangani dulu sebelum kamu pergi" kata om darma yang langsung di angguki oleh Andine.
"baiklah om, segera urus saja semuanya. Mudah-mudahan dengan tidak datang nya Andine bisa membuat mas Rudi tidak berkutik lagi, apalagi membantah semua tuduhan karna kita bicara dengan bukti. Iyakan om?" kata Andine membuat om darma menganggukan kepala.
"yaa kamu benar Ndine, rencana kamu habis pulang dari new zealand apa? Apa kamu akan kembali masuk kekantor dan tinggal dirumah kedua orangtua kamu?" tanya om darma yang tentu saja langsung membuat Andine tersenyum.
"iyaa dong om, tentu saja aku akan kembali keperusahaan dan tinggal di rumah itu. Kalau bukan aku yang tinggal disana, siapa lagi om. Lagian rumah itu sudah terlalu lama tidak ditempati, meskipun ada para maid yang tinggal disana. Tetap saja, rumah itu kosong tanpa penghuni" kata Andine yang juga di benarkan oleh tante sulis.
"kamu benar Ndine, lebih baik kamu tinggal disana. Yaa bukannya apa-apa ya Ndine, tanta senang sekali kamu bisa tinggal di sini terus cuma kan sebaiknya kamu tinggal di rumah orangtua kamu sendiri supaya rumah itu tidak terlalu lama kosong" kata tante sulis. Andine pun menganggukan kepala sebagai jawaban.
"iyaa tante, Andine juga berfikir seperti itu. Lagi pula, Andine memang sudah berniat kembali kesana apalagi kalau mami sama papi mau pulang ke indonesia" kata Andine dengan senyum mengembang.
"justru lebih bagus lagi dong itu, iya kan pah?" kata tante sulis yang juga di angguki oleh om darma.
"iyaaa bener mah, ohya Ndine kata tante sulis kamu berencana mau ambil alih rumah sakit yang hampir bangkrut di kota sebelah itu?" kata om darma.
"iyaa om, rencananya si gitu. Tapi nanti kalau Anak bandel itu sudah pulang, bukannya dia ambil dua fakultas sekaligus? Makanya nanti Andine akan minta dia ngurus rumah sakit itu, kan bagus jadinya perusahaan punya rumah sakit yang bernaung dibawahnya" kata Andine membuat om darma menganggukan kepala.
"sebetulnya, gak perlu repot seperti itu Ndine. Om yakin, Radit juga gak akan mau kalau langsung di kasih jabatan untuk memimpin rumah sakit itu" kata om darma membuat Andine melirik ke arah dua orang itu.
"kenapa?" tanya Andine dengan dahi menyerit heran.
"Kami tau sekali bagaimana anak itu Ndine, dia pasti akan menolak kalau di kasih jabatan tinggi langsung seperti itu." kata tante sulis.
"tapi tante, om disana juga dia harus mengubah sistem management om. itu tugas awal dia nantinya, walaupun sebagai direktur rumah sakit itu tapi ada tugas berat yang menunggu dia dari nol. Dan menurut Andine itu sama dengan dia memulai semuanya dari bawah" kata Andine membuat keduanya saling pandang.
"baiklah kalau begitu, sebaiknya kamu bicarakan dulu dengan mami sama papi mu. Lagipula Ndine, rumah sakit itu sudah di cap buruk bukan hanya karna dari managementnya tapi juga dari pelayanannya" kata om darma membuat Andine tersenyum kecil.
"kalau soal itu gampang om, seiring berjalannya waktu nanti pasti pelayanannya akan di rubah juga mengikuti management yang baru. Bukannya itu saling bersambungan" kata Andine dengan senyum mengembang.
"baiklah kalau begitu, terserah kamu saja. Lagi pula Radit masih enam bulan sampai satu tahun lagi Ndine!" kata om darma.
"iyaaa makanya itu Andine mulai memikirkan itu dari sekarang, kalau dalam waktu dekat kita bisa mengambil alih rumah sakit itu bukannya kita lebih gampang mengevaluasi apa yang salah hehehe" kata Andine membuat om darma menghela nafas sementara tante sulis hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Andine yang sangat baik.
"yaayaa baiklah terserah kamu saja, memang beda kalau anak pembisnis pasti om akan kalah bicara sama kamu" kata om darma membuat Andine terkekeh senang.
"kalian pesawat jam sebelas pagi ya?" tanya om darma membuat keduanya menganggukan kepala.
"iyaa om, kan om yang cariin tiketnya. Gimana sih" kata Andine mengerucutkan bibir.
"yaa om kan hanya tanya, siapa tau kalian rubah penerbangan" kata om darma.
"tidak kok, kita juga udah siapkan apa aja yang harus kita bawa. Nanti mama juga akan jenguk Radit sebelum pulang ke indonesia" kata tante sulis membuat om darma membelalakan mata.
"yaaahh semakin lama aja papa di tinggal dirumah ini mah!" jawabnya dengan wajah lesu.
"yailaah pah, mamah di australia juga cuma beberapa hari. Lagian kan papa bisa nyusul nanti kalau gak ada pekerjaan" kata tante sulis membuat om darma menghela nafas.
"papa sedang banyak kasus mah, banyak yang harus papa pelajari. Kayanya gak mungkin bisa nyusul ke ausi, papa titip aja salam untuk Radit" kata om darma membuat tante sulis menganggukan kepala.
"tante apa udah bilang sama Radit kalau kita akan kesana setelah dari new zealand?" tanya Andine disambut gelengan kepala oleh tante sulis.
"belum Ndine, biarin aja nanti kita kasih kabar kalau sudah di bandara. biar jadi kejutan hehehe" kata tante sulis membuat Andine menganggukan kepala.
"baiklah kalau begitu, papa ke ruang kerja dulu. Ada berkas yang harus papa pelajari, kalau sudah waktunya berangkat nanti panggil papa ya mah. Biar papa antar ke bandara" kata om darma membuat tante sulis menganggukan kepala dan tersenyum.
Om darma pun berjalan menuju ruang kerjanya dengan langkah tegas, tante sulis tersenyum lembut menatap suaminya.
"tante, boleh tau gak sih gimana respon om darma waktu tau si Radit ambil dua fakultas sekaligus?" tanya Andine.
"hmmm,, gimana ya Ndine, tadinya om kamu itu gak setuju. Apalagi keputusan yang di ambil Radit itu saat dia tengah menjalani S2 kedokterannya, jadi yang harusnya hanya satu atau dua tahun malah jadi tiga tahun lebih di ausi. Kamu tau kan waktu S1 aja dia sudah ke Amerika, lalu pulang keindonesia hanya satu atau dua bulan lalu ambil S2. jadi, selama hampir delapan tahun ini Radit seperti sengaja menjauhkan diri. Entah karna apa" kata tante sulis membuat Andine menganggukan kepala.
"apa tante sudah pernah bertanya pada Radit alasan dia study ke luar negri secara beruntun begitu tan? Bukannya biasanya kalau anak yang sudah lama berjauhan dari orangtuanya justru ingin selalu dekat?" kata Andine.
"tante juga sebetulnya bingung Ndine, cuma tante gak punya keberanian buat nanya sama Radit" kata tante sulis.
"hemm,, mudah-mudahan gak ada apa-apa ya tan hehe" kata Andine berusaha menghibur tante sulis.
"Aamin" jawabnya sambil tersenyum.
Andine pun memainkan ponselnya, ia berkirim pesan dengan salah satu temannya yang suaminya bekerja satu perusahaan dengan Rudi.
"kamu dari tadi kirim pesan sama siapa Ndine?" tanya tante sulis.
"ini tan temen Andine yang suaminya kerja satu perusahaan dengan Mas Rudi" kata Andine.
"kamu jadi ngelakuin hal yang waktu itu kamu bilang?" tanyanya, Andine pun menganggukan kepala.
"jadi tan, Andine minta temen Andine ini buat kirim bukti-bukti perselingkuhan mas Rudi dan perempuan itu ke sosial media menggunakan akun Anonim. Dan Andine juga meminta suaminya buat menyebarkan di grup perusahaan" kata Andine membuat tante sulis membelalakan mata.
"apa itu gak terlalu bahaya Ndine? temen kamu bisa di tuntut dengan undang undang ITE loh Ndine!" kata tante sulis.
"tenang aja tante, dia bisa bermain cantik. Begitu semua bukti itu tersebar ia akan menghilangkan akun anonim itu dan mengapusnya tanpa jejak, karna suaminya kebetulan ahli IT" kata Andine membuat tante sulis menganggukan kepala.
"syukurlah kalau kamu bisa mengatasinya, tante hanya takut terjadi apa-apa dengan kamu Ndine. Kalau dia tertangkap otomatis kan kamu akan terseret dalam kasus itu" kata tante sulis.
"tenang aja tante, Andine hanya memberikan mereka pelajaran kok. Dengan begitu bukan hanya hukuman bagi pezinah secara hukum, tapi juga secara moral pun mereka akan merasakannya!" kata Andine dengan senyum kecil.