Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin dimensi
Hingga matanya melirik pada gadis berambut perak yang datang bersama dengan seorang prajurit tampan.
'Akhirnya datang juga pemeran utama dalam novel ini.' Batin Alana.
...****************...
Akhirnya pesta perburuan akan segera dimulai, tentunya dengan kata sambutan dari Rion dan juga yang mulia kaisar. Pria yang menjadi kaisar itu sebenarnya sangat berbeda jauh dari Rion, Karena kaisar memiliki wajah yang biasa saja sedangkan Rion memiliki wajah yang luar biasa. Sepertinya gennya itu turun dari yang mulia permaisuri. Jadi Alana memikirkan secantik apa permaisuri pertama.
"Hei kau jangan melamun, tugasmu nanti membawa hewan buruan yang ku dapat." Ujar Rion.
"Tapi yang mulia, jika anda mendapat beruang bagaimana ? tidak mungkin saya bisa membawanya." Ujar Alana. Pria ini ingin membunuhnya dengan memerintahkan hal tidak masuk akal seperti itu.
"Siapa yang memintamu untuk mengangkat buruan itu." Ujar Rion.
"Jadi bagaimana saya membawanya ?"Tanya Alana.
"Ambil ini." Rion melempar sebuah benda padanya.
"Cincin ?anda melamar saya ?"Tanya Alana yang membuat Rion melototkan matanya.
"Kau gila ! Itu adalah ruang dimensi. Jadi nanti masukkan semua hewan yang kudapat ke dalam sana." Ujar Rion. Sepertinya ia harus banyak bersabar dengan wanita ini.
"Caranya yang mulia ?" Tanya Alana.
"Itu gampang, kau hanya perlu mengusap permatanya lalu arahkan pada hewan yang akan kau masukkan kedalamnya." Jelas Rion.
"Ternyata begitu, saya paham." Ujar Alana dengan penuh semangat. Ia benar-benar tidak sabar untuk menggunakan benda ajaib ini pasti sangat menyenangkan.
Hingga perburuan benar-benar di mulai, para peserta mulai memasuki hutan untuk berburu. Rion memacu kudanya dengan pelan karena jika ia memacu kudanya dengan cepat maka hewan-hewan itu pasti akan berlari meninggalkannya. Lagipula wanita yang ia bawa ini akan mengoceh jika terlalu cepat.
"Yang mulia." Panggil Alana.
"Di tempat ini apa ada monster ?"Tanya Alana. Karena seingatnya akan ada monster yang muncul dan menyerang Olivia lalu Glen menyelamatkannya seperti biasa.
"Hmm tidak ada." Jawab Rion.
"Bagaimana bisa tidak ada, itu pasti ada." Ujar Alana.
"Sepertinya kau lebih tau dari pada aku, jadi kenapa bertanya." Ujar Rion.
"Saya hanya memastikan."
"Untuk apa memastikan jika kau sudah tau jawabannya." Ujar Rion.
"Yayaya maaf salah yang mulia. " Jawab Alana, ia harus mengalah jika masih sayang dengan nyawanya.
"Oh lihat itu, ada kelinci yang mulia !" Ujar Alana dengan menunjuk ke arah makhluk putih kecil tersebut.
"Ya itu kelinci." jawab Rion.
"Tunggu apalagi yang mulia, segera tangkap dia kita akan mendapatkan point nantinya." Ujar Alana.
"Kenapa kau justru yang sangat bersemangat ? kelinci itu pointnya hanya sedikit jadi membuang tenaga jika menangkapnya." Ujar Rion.
"Jadi anda mau menangkap apa ?"Tanya Alana.
"Tentu saja yang mengintai kelinci itu." Ujar Rion dengan mengarahkan pandangan pada seekor harimau yang juga mengintai kelinci kecil itu. Melihat harimau yang tidak jauh darinya membuat Alana hanya bisa menghela nafas dengan kuat. Seumur hidup ia baru pertama kali melihat harimau di luar kebun binatang.
"Anda yakin dengan itu yang mulia ? bisa saja dia yang memakan kita." Ujar Alana.
"Tidak akan, lagipula dia tidak suka dengan daging manusia sepertimu." Ujar Rion.
"Kenapa ?"Tanya Alana.
"Dagingmu itu keras dan juga pahit mana mungkin dia mau memakanmu." Ejek Rion.
"Siapa yang anda katakan dagingnya keras dan juga pahit ? Saya ini sangat lembut dan juga manis." Ujarnya dengan menatap Rion yang masih duduk di atas kuda.
Mata mereka bertemu, Rion menatap wanita itu yang memiliki pipi chubby dan juga mata coklat dan rambut berwarna seirama. Jika di perhatikan memang Alana sangat manis dan lembut seperti kue yang baru saja mengembang dari oven.
Merasa pikirannya yang mulai tidak jelas membuat Rion menggelengkan kepala dengan kuat.
"Anda kenapa yang mulia ? Apa sakit ?"Tanya Alana.
"Tidak, jadi diamlah ! nanti dia kabur." Ujar Rion.
'Dasar aneh, tadi dia mengejekku tapi sekarang dia justru memarahiku.' Batin Alana. Memang sangat sulit untuk bisa mengerti apa yang dipikirkan oleh pria ini.
Hingga beberapa saat Rion berhasil melumpuhkan harimau itu. Alana benar-benar sangat takjub dengan reflek dan bidikan yang begitu bagus dari pria tersebut.
"Apa yang kau pikirkan ? cepat masukkan dia ke dalam cincin itu." Ujar Rion.
Dengan semangat Alana berlari ke tubuh harimau itu lalu memasukkannya ke dalam ruang dimensi.
"SLING."
"WOW INI LUAR BIASA !" Seru Alana.
Rion yang memperhatikan tingkah wanita itu hanya tersenyum tipis tanpa siapapun mengetahuinya.
"Sudah, jangan berisik dan cepat kemari !" Pintanya.
"Baik yang mulia" Alana berlari kembali ke arah Rion.
"Kita baru mengumpulkan satu, jadi kita harus mencari lebih banyak hewan lagi." Ujar Rion.
"Ya yang mulia." Jawab Alana dengan terus memperhatikan cincin dimensi tersebut. Ia bahkan tidak melirik sedikitpun pada Rion.
"Hei aku sedang berbicara dengan mu, jadi jangan terus melihat cincin itu !" Kelas Rion. Entah mengapa ia merasa sangat kesal saat wanita itu tidak memperhatikannya justru terus melihat pada cincin dimensi yang ia berikan.
"Ha ? baik yang mulia, maafkan saya." Ujar Alana dengan cepat. Mau bagaimana pun juga ia tidak punya pilihan selain harus terus mengikuti keinginan dari Rion.
"Hmm." Rion masih tampak kesal sehingga ia justru semakin mempercepat laju dari kuda miliknya.
"Yang mulia tunggu saya !" Ujar Alana yang dengan cepat mengejar Rion, ia tidak boleh terlalu jauh dari Rion jika tidak maka bisa saja hewan buas yang ada di tempat ini memangsanya.
Tapi mau secepat apapun dia berlari masih tertinggal dengan pria itu. Di tambah dengan dirinya yang sudah sangat lelah. Berlari bukanlah sesuatu yang mudah baginya, di tambah dengan fisik tubuh ini yang tidak terlalu bagus.
"Akh ! Terserah saja, jika dia meninggalkanku maka dia sendiri yang akan kebingungan untuk membawa buruannya." Gumam Alana. Jika ada binatang buas maka dia akan berteriak dengan sangat kuat hingga ada orang lain yang bisa menolongnya. Itu ide yang gila tapi mau bagaimana lagi ia sudah sangat lelah untuk mengejar Rion.
"GRRR." Geraman sosok yang terus memperhatikan gadis itu.
"Kok aku merasa merinding ya ? Ihh apa jangan-jangan ada demit lagi di sini." Gumamnya lalu mempercepat langkah kakinya.
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor