Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 26
Cia bersandar pada pundak sang bunda,sedangkan Arga tidur dengan beralaskan paha sang bunda.Sejak kecik tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu,membuat Arga menjadi lebih manja terhadap sang ibu tiri.Ia bahagia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sejak lama ia nantikan.Amel tidak pernah membedakan antara dirinya,Cia dan Dirga.Perlakuannya selalu sama dan itu membuat Arga dan Dirga semakin bahagia,apalagi Adrian yang merasa pilihannya begitu tepat.
"Pah.."
Panggilan Cia membuat Adrian menghentikan kegiatannya mengecek laporan-laporan yang di kirim sang asisten "Iya sayang ?"
"Sebenarnya selama Cia gak masuk sekolah apa yang terjadi?"
Bunda mengerutkan keningnya,ia melihat ke arah sang anak gadis "Memangnya ada apa nak?"
"Gak apa-apa bun,cuma Cia merasa suasana sekolah jadi beda "
"Beda gimana dek? Mereka masih jahatin kamu?" Refleks Arga langsung bangun dan menatap serius Cia.Ia tidak akan membiarkan sang adik di sakiti lagi.
"Ih bukan gitu bang " Cia menggoyangkan kedua telapak tangannya saat melihat wajah Arga yang terlihat serius.
"Terus bedanya kenapa sayang ?Coba cerita sama papa"
"Temen-temen jadi baik dan ramah sama aku,bahkan teman sekelas aku pada minta maaf sama aku.Aku gak ngerti kenapa mereka pada minta maaf sama aku terus mereka juga bilang katanya gak nyangka kalau aku sultan anak dari yang punya yayasan.Aku bingung kenapa mereka bilang kaya gitu sama aku"
Nampak ketiganya tersenyum melihat wajah Cia yang terlihat kebingungan."Cia tidak nyaman nak ?" Bunda mengusap pelan surai Cia.
"Bukan tidak nyaman bun,tapi mungkin tidak terbiasa.Biasanya mereka cuek dan menjauhi Cia,tapi sekarang semuanya berubah "
"Nak,dengarkan papa ya.Mulai sekarang jadilah Cia yang berdiri tegak,angkat kepala mu dan jangan takut dengan siapapun kecuali Tuhan dan orangtua mu.Kamu dan mereka sama,jangan takut jika kamu tidak salah jangan mau di tindas oleh siapa pun dan yang paling penting jangan mengkhawatirkan lagi masalah uang atau biaya sekolah ok "
"Tapi pah,soal mereka nyangka Cia anak pemilik sekolah dan anak sultan_"
"Ya itu emang bener dek " Arga merebahkan lagi badannya,ia menarik tangan sang bunda untuk kembali mengusap-usap kepalanya.
"Maksud abang ?"
"Kamu memang anak dari pemilik sekolah atau lebih tepatnya anak dari pemilik yayasan.Karena yayasan itu milik kakeh papa yang sekarang sudah pindah kepemilikan karena kakek dan ayah papa sudah meninggal jadi otomatis papa lah penerusnya walaupun yang terjuan langsung bang Dirga bukan papa "
Cia diam mematung,takdir apa lagi yang ia dapat Tuhan ? .Sungguh ini bukanlah mimpi yang ia bayangkan,ia hanya bermimpi mempunyai keluarga utuh yang bahagia.Itu sudah cukup bagi dirinya,namun ternyata Tuhan memberikannya bonus lebih.Siapa sangka dulu ia harus berjuang agar terus bertahan di sekolah namun sekarang tanpa ia harus bekerja keraspun sudah di pastikan ia akan terus berada di sekolah tersebut.
"Kenapa nak ? Kamu gak senang?" Adrian nampak kecewa melihat respon Cia yang hanya diam.Ia fikir anaknya akan antusias dan bahagian setelah mendengar fakta yang sesungguhnya.
"Cia bingung harus gimana pah" Terdengar suaranya lemah.
"Bingung gimana nak?"
"Ini terlalu mendadak dan mengejutkan bagi Cia.Cia gak pernah memimpikan hal besar seperti ini,cia bingung.Cia takut tidak bisa menjaga amanah ini pah karena Cia sudah terbiasa dengan kehidupan Cia yang sederhana,Cia takut buta pah.Takut lupa dengan asal Cia yang sebenarnya "
Adrian menyimpan ipadnya,ia berdiri dan menghampiri Cia yang ada di depannya.Ia duduk di sisi Cia dan mengusap pelan surai Cia. "Jangan seperti itu,bagi papa kamu bukan oranglain.Kamu anak papa jadi jangan takut,nikmatilah masa muda mu yang sempat terhalang kemarin.Kamu tidak pernah merasakan masa-masa remaja mu karena harus bekerja "
Cia diam mematung,apakah papa nya tau jika ia pernah bekerja part time di warung nasi.Cia menatap wajah sang papa.
"Papa dan abang tau semuanya sayang,betapa perjuangan kamu sangat perih demi memenuhi kebutuhan sekolah kamu karena kamu gak mau merepotkan bunda "
"Bunda " Cia beralih menatap sang bunda yang berkaca-kaca.
"Bunda juga tau,papa sudah kasih tau bunda sebelum menikah.Awalnya bunda syock dan merasa gagal sebagai seorang ibu karena membiarkan kamu kerja.Tapi papa meyakinkan bunda semuanya dan papa juga yang minta bunda untuk tetap pura-pura gak tau.Bunda juga baru tau ternyata seminggu sebelum menikah,papa menyuruh orang untuk mengawasi kamu dan bunda saat bekerja agar tidak terjadi sesuatu pada kita "
"Papa.." Cia berhambur memeluk erat Adrian,ia menumpahkan tangisnya.Ternyata sang papa begitu perhatian dan menyayanginya.Ia bersyukur mempunyai keluarganya yang sekarang.
Adrian membalas tak kalah erat sang anak,ia berkali-kali mengecup puncak kepala Cia "Jadi mulai sekarang nikmatilah masa mudamu tanpa mengkhawatirkan apapun.Papa dan kedua abangmu bekerja untuk kalian,jadi nikmatilah "
"Papa...makasih sudah hadir di hidup Cia.Cia sayang papa " Ucapnya dalam isak tangis membuat Adrian terpaku dan berkaca-kaca.Beginikah rasanya di sayangi seorang anak perempuan yang sejak dulu ia idamkan.
"Sama abang gak sayang?" Arga cemberut,ia juga ingin di peluk dan di bilang sayang oleh sang adik.
Cia terkekeh,ia mengusap airmatanya dan langsung memeluk Arga "Makasih abang udah jadi kaka terbaik buat Cia,Cia sayang banget sama abang "
"Abang juga lebih sayang sama kamu,jadi jangan pernah sembunyikan apapun dari abang karena abang bakal tau.Bilang kalo ada uang jahatin kamu Ok "
Cia mengangguk kemudian memberanikan diri mencium pipi Arga "Siap bos "
Cia menatap sang bunda yang sudah beruai air mata "Bunda,maafkan Cia "
Bunda memeluk Cia erat,ia begitu merasa sangat bersalah pada sang anak "Kamu gak salah,bunda yang salah.Maafkan bunda karena belum bisa membahagiakan kamu "
Cia menggeleng cepat "Enggak bun,Cia bahagia banget.Cia beruntung punya ibu seperti bunda,makasih karena sudah menjadi ibu yang sempurna untuk Cia "
"Untuk abang juga " Arga buru-buru ikut masuk kedalam pelukan sang bunda saat sang bunda merentangkan tangannya agar Arga ikut.
Adrian tersenyum,ia sangat bahagia melihat keluarga barunya yang begitu hangat Terimakasih Tuhan karena telah memberikan kebahagiaan untuk kami
Dua hari sudah Dirga pergi keluar kota,dan selama dua hari juga ia sama sekali tidak memberi kabar pada Cia membuat Cia galau dan terlihat murung.Ingin mengirim pesan duluan tapi ia malu dan takut mengganggu.Biasanya setelah makan malam mereka akan berkumpul di ruang keluarga,namun malam ini Cia tidak bersemangat dan lebih memilih untuk langsung masuk kedalam kamar.
Cia merebahkan tubuhnya,ia kembali membuka aplikasi pesan namun sayang tidak ada satupun pesan masuk dari Dirga.Hanya beberapa pesan saja dari grup sekolah dan beberapa temannya.Namun Cia samasekali enggan untuk membukanya.
Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam,matanya enggan untuk menutup.Hingga ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil minum dan beberapa cemilan.Ia memutuskan untuk menonton saja.
Dengan lemas ia berjalan menuruni tangga,di bawa nampak lampu masih hidup menandakan para penghuni masih belum tidur.Samar-samar ia masih mendengar suara percakapan,namun Cia sama sekali tidak tertarik hingga saat suara seseorang memanggilnya membuat Cia mengalihkan pandangannya ke arah ruang kelaurga.
Cia terpaku namun tak lama ia berlari "Abang " Cia berlari menghampiri Dirga yang nampak berdiri dan akan menghampirinya
"Jangan lari dek_" Peringatan Dirga telat karena Cia sudah menubruknya membuat tubuh Dirga sedikit terhuyung kebelakang.
"Abang kapan pulang?Kenapa gak kasih tau Cia,kirim pesan pun abang tidak " Cia seolah lupa jika mereka tidak berdua.Cia yang biasanya selalu menjaga sikap pada Dirga seolah lupa.
Dirga dan semua orang terkekeh mendengar protesan dari mulut Cia "Abang baru saja sampe,maaf abang sibuk dan ingin segera menyelesaikan pekerjaan abang biar bisa cepat pulang " Dirga membalas pelukan Cia tak kalah erat,beberapa kali ini mencium puncak kepala Cia dan juga menghirup dalam curuk leher Cia.Ia begitu rindu wangi tubuh sang adik.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
jangan lama up nya kk /Drool/