Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Kram Perut Liona
Cakra yang duduk di atas ranjang tersenyum menyambut Liona yang datang menemuinya di dalam kamar.
"Aku masih setia menunggumu, sayang." ucap Cakra sambil memeluk Liona yang ikut duduk bersamanya di atas ranjang. Liona mengatakan pada Cakra tentang kepulangan Alvaro.
"Artinya, kita akan jarang ketemu dong," ucap Cakra sambil menatap wajah Liona. Lalu Cakra teringat akan kehamilan Liona dan menanyakan tentang kejujuran Liona pada Alvaro.
"Apa kamu sudah mengatakan tentang kehamilanmu pada Alvaro?" tanya Cakra yang ingin memastikan kejujuran Liona.
"Belum, saat ini Alvaro sedang sibuk mengurus perceraian adiknya, Elvira." jawab Liona sambil menghela nafas panjang. Cakra merasa Liona hanya mempermainkan cintanya saja.
"Liona, jangan main main dengan cintaku. Kamu hanya menghubungiku saat kamu membutuhkan aku." ucap Cakra yang mulai kesal.
"Bukannya dari awal kamu sudah tahu aku sudah punya suami? Jadi, kamu harus paham dengan situasiku." jawab Liona dengan tegas. Cakra menatap Liona, seakan berusaha memahami perkataan Liona. Yang dari awal Cakra tahu bahwa Liona telah memiliki seorang suami. Cakra juga sadar,mungkin Liona hanya menjadikannya sebagai pelampiasan untuk memuaskan hasratnya yang tidak di berikan oleh Alvaro. Namun, Cakra tetap bisa menerima status Liona yang bersuami,karena perasaan cintanya yang cukup besar terhadap Liona,wanita idamannya sejak dulu.
"Liona, aku hanya ingin bersamamu sepanjang waktu. Bukan bertemu dengan diam diam seperti ini." ucap Cakra sambil menatap mata, dan memegang tangan Liona. Tatapan mata Cakra yang begitu tulus membuat Liona terharu dan tanpa Liona sadari air matanya mulai menetes. Liona terisak dan menyandarkan kepalanya di pundak Cakra yang kekar.
"Cakra, sejak awal kita berdua sudah melakukan kesalahan." ucap Liona dengan mata yang berkaca kaca.
"Apa kamu menyesali hubungan kita?" tanya Cakra yang meragukan Liona.
"Aku tidak tahu, Cakra." jawab Liona sambil menatap Cakra dengan mata yang masih berkaca kaca. Liona merasa terjebak dalam menjalin hubungan dengan Cakra. Kepuasan batin yang ingin dia dapatkan dari suaminya sendiri, ternyata dia dapatkan dari pria lain yaitu Cakra.
"Aku berterima kasih padamu, Cakra. Kamu telah menanamkan benih di kandunganku." ucap Liona sambil memegang perutnya. Seorang anak yang sangat Liona dambakan sejak lama, kini telah dia dapatkan dari Cakra. Kepuasan batin yang Cakra berikan juga telah membuat Liona ketagihan pada Cakra.
"Sudahlah, jangan menangis lagi. Hari ini aku akan memberikan kepuasan padamu, sayang." ucap Cakra sambil menghapus airmata Liona yang menetes di kedua pipinya. Siang itu mereka kembali bercinta layaknya sepasang suami istri. Kedatangan Alvaro tidak menghalangi Liona untuk bertemu dan bercinta dengan Cakra. Bagi Liona, dirinya tidak akan cemas lagi tentang kepuasan batinnya. Jika Alvaro tidak bisa memberikannya, maka Cakra yang akan memberikannya. Setelah dua jam berlalu,Liona dan Cakra telah selesai. Mereka kembali mengenakan pakaian mereka. Tiba tiba Liona merasakan sakit di perutnya,Liona memegang perutnya di depan Cakra.
"Aduuuh!! Aaaa!" teriak Liona sambil memegang perutnya dengan mimik wajah yang menahan sakit.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Cakra dengan panik yang melihat Liona sedang memegang perutnya.
"Perut aku sakit, Cakra." ucap Liona dengan mimik wajah yang menahan sakit. Peluh Liona terlihat di wajahnya, menandakan bahwa dia sedang menahan sakit yang luar biasa di perutnya. Melihat Liona yang sedang kesakitan,Cakra sangat cemas dan berniat membawa Liona ke rumah sakit terdekat.
"Kita ke rumah sakit, ya? Aku takut terjadi apa apa dengan kandunganmu," pinta Cakra yang cemas dengan kandungan Liona.
"Iya Cakra, tolong bawa aku ke rumah sakit. Aku tidak mau kandunganku bermasalah." jawab Liona. Akhirnya, Cakra membantu Liona dengan memapahnya berjalan keluar dari kamar itu sampai menuju lift. Sampai di depan lift,Cakra memencet tombol lift dan masih membantu memapah Liona memasuki ruangan lift. Sesaat kemudian, mereka keluar dari dalam lift dan menuju ke halaman hotel,tempat mobil mereka di parkir. Cakra membuka pintu mobilnya,lalu membantu Liona masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil,Liona masih memegang perutnya dan sedang menahan sakit. Sambil menyetir,Cakra terus mengawasi Liona dengan tatapan mata yang penuh kecemasan. Cakra tidak mau terjadi sesuatu dengan bayi yang ada dalam kandungan Liona,karena bayi itu adalah darah dagingnya. Sekitar 15 menit Cakra dan Liona sampai ke rumah sakit. Cakra membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil,lalu membukakan pintu mobil untuk Liona dan membantunya berjalan sampai masuk ke dalam ruangan rumah sakit. Beberapa suster yang berlalu lalang di lobby rumah sakit melihat mereka. Salah seorang suster menghampiri mereka,lalu bertanya kepada Cakra.
"Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya suster muda itu sambil menatap ke arah Liona yang sedang menahan sakit. Cakra lalu mengatakan pada suster muda itu tentang keadaan Liona. Dengan cepat suster itu membawa Liona masuk ke ruang IGD. Cakra yang ikut masuk ke ruang IGD melihat seorang dokter jaga yang mulai memeriksa perut Liona dengan teliti. Cakra berdoa di dalam hatinya,meminta Tuhan menjaga bayinya dan Liona. Setelah beberapa menit,dokter telah selesai memeriksa Liona. Dokter itu mengira Cakra adalah suami Liona. Lalu mendekati Cakra.
"Istri anda mengalami kram perut." kata dokter itu. Cakra yang tidak mengerti dengan perkataan dokter,meminta dokter menjelaskannya.
"Maaf, dokter. Saya tidak mengerti. Tolong jelaskan lebih detail." ucap Cakra. Sebelum dokter menjelaskan lebih detail,dokter menanyakan sesuatu kepada Cakra dengan perasaan yang tidak nyaman.
"Maaf, saya ingin bertanya sesuatu kepada bapak." ucap dokter itu. Cakra menjadi penasaran.
"Silahkan, dokter. Mau tanya apa?" tanya Cakra.
"Maaf, apakah bapak dan ibu habis melakukan hubungan intim?" tanya dokter itu. Cakra kaget,karena dokter itu tahu. Dengan wajah yang malu malu,Cakra menganggukan kepalanya.
"Kram perut terjadi,karena adanya perubahan hormon atau kegiatan seks yang berlebihan. Jadi, saya sarankan melakukan hubungan intim dengan hati hati,agar tidak membahayakan janin." jawab dokter dengan sangat jelas. Cakra dan Liona yang mendengar penjelasan dokter sangat malu,karena dokter itu tahu tentang kegiatan yang baru saja mereka lakukan. Lalu Cakra meminta saran dokter tentang kram perut yang dialami Liona. Dokter menyarankan,agar Liona di rawat beberapa hari di rumah sakit untuk menghentikan pendarahan yang dialami Liona.
"Ya Tuhan... Tapi,bagaimana dengan bayi kami, Dokter?" tanya Cakra dengan wajah panik.
"Bayinya tidak apa apa. Hanya saja perlu penanganan lebih intensif." jawab dokter. Awalnya,Liona tidak mau di rawat. Tapi demi keselamatan bayinya,akhirnya Liona setuju. Dengan persetujuan Liona dan Cakra,akhirnya suster memindahkan Liona ke ruang rawat inap VIP.
***