Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?
"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.
Note : update 2 hari sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 : Goldwing, Chapter 07.
.
"Pak Indra...!!"
Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!!
Banyak sekali peluruh meluncur ke arah punggungnya Indra, tapi pria itu sudah mengetahuinya sebelum Dita di dalam gendongannya berteriak kepadanya. Ia segera terbang turun untuk menghindari semua peluru yang terus berdatangan ke arahnya, gerakan Indra yang menurun membuat terbangnya menjadi cepat dan membuatnya terbang kembali naik ke atas, sampai-sampai Dita menutupi kedua matanya.
"Jangan hanya menghindar saja kau, Goldwing...!!" ucap pria besi yang terus menghujani Indra semua pelurunya.
Pria besi itu semakin kesal, karena semua peluru yang ia tembakan tak mengenai targetnya. Semua peluru meluncur entah ke arah mana, tentu saja, dia tidak peduli kalau semua pelurunya nyasar dan mengenai orang yang tak bersalah. Disamping itu, Indra juga merasa tak hanya khawatir kepada nona mudanya tapi juga orang-orang yang berada di bawah sana.
Sambil terbang dan terus menghindar terbang naik turun naik turun naik belok sana belok sini tak karuan. Pria bersayap ini hanya punya harapan semoga orang-orang di bawah tak kena peluru nyasar, andaikan jika kena, semoga saja hanya luka yang tak parah dan masih bisa ditolong. Indra juga berfikir, jika begini terus tidak akan selesainya jika tak segera dihentikan, secara pria besi itu terus terbang mengejarnya dan melepaskan semua pelurunya.
Pria itu semakin mempercepat gerakan kepakan kedua sayapnya, ia terbang secepat mungkin untuk menghindari pria besi itu. Pikirannya saat ini adalah membawa nona muda untuk pergi dari zona bahaya, Indra asal main terbang ke salah satu arah, karena bila ia membawa Dita pulang ke rumah orang tuanya, pasti pria besi itu mengejarnya sampai di tempat. Dan benar saja, pria besi itu terbang mengejarnya dan terus menerus menghujani Indra pelurunya.
"Kok pelurunya gak habis-habis sih...!!" Dalam laju dan gerakan terbangnya belok sana belok sini Indra bergumam.
Sambil terbang, Indra memandangi Dita yang sedang menutupi kedua matanya dan memeluknya dengan erat. "Nona, percayalah dengan saya, kau akan baik-baik saja." ucapnya.
"Hah, apa ?" tanya Dita berteriak karena kedua telinganya terhalang hembusan angin langit malam, jadi ia tak jelas mendengar kata-kata pria itu.
"Nona muda percayalah, setelah ini saya akan membawa nona pergi dari sini." balas Indra dengan keras.
"Percaya ? Apa maksudnya ?" sahut Dita yang mulai membuka kedua matanya dan langsung memandangi Indra.
Tanpa ragu dengan sekuat-kuatnya, Indra langsung melempar nona mudanya ke atas langit. Tentu saja Dita yang diperlakukan seperti itu berteriak ketakutan.
"Aaaaagggrrrhhh.....!!! Pak Indraaaa.....!!" teriaknya ketika tubuhnya terlempar ke atas.
Benar sekali, setelah melempar nona mudanya, pria langsung terbang dan berbalik arah dengan tajam. Dan juga sempat-sempatnya ia mengambil kacamata hitamnya dari saku kemejanya. Setelah dipakai kacamatanya, ia langsung mempercepat gerakan kepakan kedua sayapnya, Indra terbang ke arah pria besi itu dan memusatkan semua tenaganya di kepalan tangan kanannya.
Saat akan mendekat, Indra terpaksa menghindar, karena pria itu lagi-lagi melepaskan semua peluru ke arahnya. Tak ingin membuang waktu setelah melihat nona mudanya mulai jatuh ke arah bawah, ia segera mendekati lagi pria besi itu, tapi kali ini targetnya ke bagian lain. Selagi pria besi itu terus melepaskan semua pelurunya, Indra segera memutarkan tubuhnya dan menukik mendekat.
Melihat targetnya melewatinya lewat bawahnya, pria besi itu segera mengganti posisinya untuknya mengejarnya. Sayangnya setelah itu, dia tak melihat targetnya. "Kemana dia ?" gumamnya.
"Kau mencariku ?"
Pria besi terkejut setelah mendengar suara yang datang ke arahnya. Bugh...!! Baru saja berbalik, dada besinya sudah terkena Bogeman keras dari targetnya. Pukulan dari pria bersayap itu berhasil membuatnya terdorong menjauh, mesin roket terbangnya pun tak berfungsi karena dada besinya rusak, pada akhirnya pria besi itu pun jatuh ke bawah. Disisi Indra yang telah berhasil membuat pria besi itu jatuh, segera turun ke bawa untuk mengejar nona muda yang akan sampai ke tanah.
"Huuuaaaa.....!! Aku akan mati !! Aku akan mati !! Aku akan mati !! Aku akan mati !! Papaaaahh....!! Mamaaahh....!!"
Gadis itu terus berteriak, sudah jelas sekali, mana ada orang yang tidak takut ketika jatuh dari langit tanpa parasut. Jangankan parasut, terjun bersama pendamping saja ia juga tidak akan mau. Dita terus berteriak dan menangis, ia juga terus menutup kedua matanya. Hap...!!
Tiba-tiba tubuhnya serasa ada yang menangkapnya, ia juga tak merasakan tubuhnya jatuh secepat tadi, Dita langsung memeluk erat tubuh dari sesosok yang menangkapnya, dan ia pun membuka kedua matanya. Pandangannya langsung terarah ke arah wajahnya Indra, ingin sekali marah, dan membentak supirnya ini. Ia marah bukan hanya karena dibuat jatuh dari langit, tapi juga melihat supirnya itu memakai kacamata.
Saat Dita ingin bersuara, tiba-tiba Indra berusaha lebih dulu. "Nona, kalau nona ingin marah, nanti saja setelah kita mendarat ya. Saat ini kita harus benar-benar pergi dari ini dan membawamu pulang ke rumah. Agar aman dari orang aneh itu lagi, aku akan mengambil arah memutar. Jadi nona sabar dulu yaaa." ucapnya panjang lebar dengan pandangannya terus fokus ke arah depan, ia berkata itu kepada nona mudanya agar tetap tenang.
Dan benar saja, Dita diam tak menjawab, gadis muda itu menurut, lalu ia melihat ke arah depan. Kedua matanya menyipit karena hembusan udara langit yang sedikit membuatnya perih. Jadi ia pun menutupi kedua matanya dengan salah satu tangannya, tapi mengintip di sela-sela jemarinya, karena baginya, saat ini adalah sesuatu yang langka, dan juga ia ingin melihat pemandangan kota di malam hari dari langit secara langsung.
.....
Sementara disisi lain, lebih tepatnya pria besi yang berhasil dibuat jatuh oleh Indra, kini berhasil mendarat dengan baik setelah ia membuka parasut darurat. Ia kini berada di tengah-tengah kota yang sedang kacau akibat ulahnya tadi. Karena mesin roket pendorongnya tak berfungsi, ia pun berjalan kaki, dan tak mempedulikan orang-orang berlarian menjauhinya.
Lalu beberapa lama kemudian, mobil-mobil polisi berdatangan dan mengepungnya, mereka segera keluar dari mobil dan langsung mengarahkan pistolnya ke arah pria besi itu.
"Baiklah pria besi, diam ditempat dan angkat kedua tanganmu...!!" ucap salah satu polisi dengan bantuan toa atau megafon untuk mengeraskan suaranya. "Cepatlah atau kami dengan terpaksa harus menembakimu."
Sosok dari balik pakaian besinya itu tertawa, lalu ia segera mengarahkan kedua tangan mekanisnya. Mesin roket terbangnya memang rusak, tapi bukan berarti senjatanya ikut rusak, dengan brutalnya. Panik pastinya, semua polisi segera mengambil posisi, ada yang sembunyi di balik pintu mobil mereka, ada yang menunduk, ada juga yang tengkurap di aspal. Mereka lakukan itu agar tak kena semua serangan dari pria itu.
Meski sudah berhasil bertahan, sayangnya mereka melupakan sesuatu, dan ketika menyadarinya, para polisi menoleh dan seketika mereka terbelalak setelah melihatnya, karena banyak orang umum yang tergeletak. Orang-orang yang tak bersalah mati karena terkena semua tembakan peluru yang dilepaskan pria besi itu.
Itu memang salah mereka sendiri, karena sudah paham ada bahaya, bukannya menghindar, yang ada orang-orang ini memilih untuk berdiam dan melihat apa yang sedang terjadi. Parahnya mereka ada yang mendekat karena sangat penasaran siapa yang sedang dilawan para penegak hukum. Sempat-sempatnya mereka ingin mengabadikan momen tersebut dengan menyalakan ponsel pintarnya.
Tapi mereka yang akan merekam kejadian tersebut harus kehilangan nyawa, sungguh disayangkan, bukannya menghindar dan mencari tempat yang aman, mereka malah memilih mendekat untuk merekam kejadian ini, hingga akhirnya mereka harus mati konyol. Sudah paham keadaan tidak aman, nyatanya mereka termakan rasa keponya sehingga jadi begini semua, meski ada yang terluka parah tapi jika dibiarkan maka habislah sudah.
"Matilah kalian semua..!! Hahahahaha...!!"
Pria besi itu terus menembaki orang-orang yang ada di hadapannya, entah itu polisi, atau orang-orang umum, yang jelas ia merasa senang atas tindakan gilanya itu.
Disisi pria berjas hitam, ia tengah bersembunyi di balik mobil sambil memegang pistolnya. Ia bersembunyi bersama salah satu anak buahnya.
"Dasar orang gila, mau sampai kapan dia begitu terus. Kenapa pelurunya gak ada habisnya sih...!!" gumamnya.
"Bos, kita harus bagaimana ? Kalau begini terus, korban akan terus bertambah." ucap anak buahnya.
"Sepertinya, kita tak punya pilihan lain selain berharap siluman burung itu datang untuk menghentikannya."
"Tapi bos, bukankah dia sudah radang tadi di tkp sebelumnya ? Terus sekarang dia pergi kemana ya ?"
Bosnya pun teringat. "Tadi aku sempat lihat dia terbang sambil membawa seorang gadis."
"Wah, sempat-sempatnya dia malah berpacaran. Eh kayanya gak mungkin deh, mungkin saja dia sedang membawa gadis itu ke tempat yang aman."
"Aku gak habis pikir, siapa orang gila yang berada di balik baju besi itu. Bisa-bisanya orang gila ini menggila di tengah kota."
Lalu terlihat sebuah helikopter datang mendekat, kendaraan terbang itu perlahan menurun tepat di bawahnya pria besi itu. Lalu terlihat sebuah tali jatuh dan langsung mengaitkan pria besi itu.
"Hahahahaha, sampai jumpa, aku akan menghabisi kalian lagi kalau masih berani mengganggu bisnisku." ucap pria besi itu sambil ditarik naik ke atas dan menghentikan tembakannya.
Semua orang melihatnya, karena angin kencang yang dari baling-baling helikopter itu membuat mereka menutupi kedua mata mereka. Setelahnya, helikopter itu naik terbang dan pergi entah kemana setelah berhasil membawa pria besi tadi.
.....
Disisi lain, terlihat pria tengah terbang dilangit dengan kedua sayap emasnya. Dia membawa seorang gadis di dalam gendongannya, mereka yang tak lain Indra dan Dita. Kini mereka akan sampai di tempat tujuan, lebih tepatnya berada di villa yang ada puncak. Villa itu adalah tempat kediaman milik dari Deni, Dita 'lah menunjukan tempat ini kepada Indra.
Dita telah turun dan lepas dari gendongannya Indra setelah turun mendarat. Setelahnya, keda sayap Indra bersinar dan hilang bagaikan debu berkilauan.
"Kemanakan sayapmu ?" tanya Dita penasaran.
"Saya hilangkan nona, lagian kita sudah mendarat." jawab Indra.
"Bisa enggak, jangan bicara formal sama aku." kata Dita meminta.
"Baiklah, kalau nona yang minta." sahut Indra sambil menganggukkan kepalanya.
Mereka pun masuk ke dalam villa yang baru saja pintunya dibuka oleh ART. Indra memilih duduk kursi yang ada di ruang tamu, sebenarnya bukan keinginannya untuk datang kemari, tapi nona mudanya yang meminta, dan katanya tempat ini akan aman untuknya. Dan nona mudanya kini tengah meneleponnya orang tuanya, dan menjelaskan semuanya kecuali kekuatan milik Indra.
Dita sudah paham, karena sebelumnya saat terbang pergi kemari, Indra menjelaskan kejadian yang ia alami sehingga memiliki kekuatan. Sebenarnya Indra tak ingin bercerita, tapi nona mudanya terus memaksanya untuk bercerita, dan akan mengancamnya ia akan membongkar identitasnya ke media, kalau saja pria ini orang jahat, pasti sudah ia lepaskan nona muda itu dari langit.
Pada akhirnya sambil terbang di langit menuju puncak, Indra menceritakan semuanya. Dita pun mengerti setelah sekali mendengarnya, dan ia menyimpulkan jika penampilan Indra yang terlihat muda itu karena efek dari kekuatan yang ia dapatkan. Pria itu sendiri malah kurang paham akan hal itu, karena selama ini ia jalani semuanya layaknya air mengalir dan tak mempedulikan kata-kata orang tentang penampilannya.
Setelah memberi kabar ke kedua orang tuanya, Dita berjalan ke arah sofa yang bersebrangan dengan Indra. "Papah sama mamah akan kesini."
"Malam-malam begini ?" sahut Indra.
"Ya, kau pasti taulah, secara mereka ingin ngeliat kondisiku." jawab Dita.
Indra hanya menghela nafasnya, ia bisa memahaminya, ditambah Dita anak kedua dari keluarga atasannya, dan dia merupakan anak perempuan yang paling disayang dan dimanja. Mana ada orang tua tega membiarkan anak gadisnya pergi jauh-jauh dari mereka.
"Kau sudah mengabari teman-temanmu ?" tanya Indra.
Dita menepuk jidatnya. "Owh..., benar juga." sahutnya, lalu ia meraih ponsel pintarnya.
"Sekalian juga pacar posesifmu itu dikabari, biar nanti dia nggak langsung memukulku kalau kita bertemu lagi." kata Indra sambil tersenyum datar ketika melihat Dita berdiri dari duduknya dan menjauh.
Dita langsung menoleh memandang tajam ke arah Indra, lalu ia segera pergi sedikit menjauh untuk memberi kabar teman-teman dan juga kekasihnya.
Indra yang sedang duduk santai pun tiba-tiba memikirkan nasib orang-orang di kota, dan juga aksi gila dari orang berpakaian besi. Jika bukan karena pekerjaan, ia pasti akan langsung pergi kesana. Ia memejamkan kedua matanya untuk mencari solusi, pada akhirnya ia pun tertidur sambil posisi duduk dan melibatkan kedua tangannya di dada.
.....
Sementara di tempat lain yang sangat rahasia, terlihat seorang pria dewasa keluar dari baju besinya. Benar, dia adalah pria gila yang membuat kekacauan besar-besaran beberapa saat yang lalu di kota, pria itu pun duduk sambil membuat cerutunya.
"Bos, ini laporan penjualan barang dagangan kita." ucap salah satu anak buahnya sambil memperlihatkan layar tabletnya.
Pria yang melihat laporan bisnisnya, ia tersenyum lebar, karena hari ini pengiriman barang dagangannya berjalan dengan baik.
"Beginilah seharusnya, jika memang aku harus turun tangan agar bisnisku lancar, aku tidak masalah. Hahahaha....!!"
Pria itu tertawa keras, karena tindakannya membuat kekacauan menjadi pusat perhatian. Bisa dikatakan dirinya menjadi umpan agar para penegak hukum di lapangan terpancing dan datang padanya, bisnisnya tak terganggu semua. Semua barang dagangannya berhasil terkirim sampai tujuan, karena selama ini hampir sebagian barang kirimannya selalu kena razia dan tertangkap.
Karena tak ingin terus-terusan seperti itu ditambah kehilangan anak-anak buahnya, ia merelakan sebagain hartanya untuk membuat pakaian robot besi yang dibekali senjata. Dengan dibekali kepandaiannya dalam bidang mekanik, dan bantuan dari beberapa anak buahnya yang pandai teknologi, jadilah baju besi layaknya robot yang bisa dikendalikan.
Hanya saja butuh satu orang saja untuk mengendalikannya, maka dari itu, pria itu yang merupakan bos mafia yang cukup kuat akan hukum-hukum di Indonesia. Benar, dialah sosok pilot dari armor yang ia pakai. Tak hanya ingin bisnisnya lancar, tapi ia juga ingin bertarung melawan sosok siluman burung yang selama ini mengganggu bisnisnya. Dan untuk aksinya tadi hanya uji coba baju mekanik miliknya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....