Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 04
Beberapa hari kemudian Jasmine sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit dan sudah mulai bekerja menjadi pelayan pengantar minuman di Club milik Madam Grace.
Sudah genap seminggu Jasmine bekerja sebagai pelayan pengantar minuman untuk para tamu VIP. Jasmine merasa cepat belajar, dan semuanya terasa lancar, ternyata menjadi pelayan di Club tidak seburuk itu.
Jasmine pikir semua yang bekerja di Club akan melayani dengan hal-hal yang aneh, namun nyatanya tidak, semua sudah memiliki tugas masing-masing, dan para pengunjung pun tidak boleh menyentuh pelayan atau pegawai Club sembarangan.
Awalnya Jasmine merasa telinga dan dadanya akan meledak setiap kali ia berada di dalam Club dengan suara musik yang kencang.
Namun, setelah beberapa hari ternyata ia cukup terbiasa, dan ia mulai menikmati setiap musik yang mengalun, terkadang musik yang di putar memiliki irama kencang seolah ingin menggemparkan seluruh Club namun terkadang DJ juga memutar musik yang pelan.
Dan kali ini musik di dalam Club berirama cepat, lampu-lampu yang berwana warni menyorot ke sana dan kemari, para pengunjung yang menari dan bergembira, menghabiskan uang mereka hanya untuk miras dan bersenang-senang menjadi pemandangan yang sudah biasa di mata Jasmine.
Namun, ia masih memikirkan perkataan Dokter Nathan jika Madam Grace tak akan pernah menjadi wanita yang murah hati.
Madam Grace di kenal sebagai wanita yang gigih dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, bahkan dia tidak segan-segan membayar siapapun agar apa yang dia inginkan tercapai, semua orang mengira Madam Grace adalah wanita single dan tak bersuami ataupun memiliki anak, namun ternyata rahasia besar yang tidak seorang pun tahu kecuali Jasmine, bahwa seorang Dokter tampan mengaku sebagai anak dari Madam Grace.
Saat itu Jasmine sedang berdiri di dekat meja bar, dan seseorang mengetuk meja yang ada di hadapannya.
"TUK... TUK... TUK...!!!"
Jasmine tersadar dan melihat siapa yang membuyarkan lamunannya.
"Kau melamun lagi Jasmine." Kata Steve.
Pria itu adalah pria tampan yang bekerja sebagai bartender, pria terkenal yang selalu di kerubuti oleh para pengunjung wanita.
"Aah.. Maafkan aku." Kata Jasmine.
Jasmine kembali pada kesadarannya, musik yang lantang kembali mengisi telinganya.
"Nampan mu sudah siap, kali ini kau mengantar pesanan untuk siapa?" Tanya Steve sedikit keras karena musik yang mengguncang membuat semua bersemangat.
"Mm... Ku rasa namanya adalah Tuan Van Elrond." Kata Jasmine.
"Tuan Van Elrond?" Tanya Steve berfikir sejenak.
Steve sudah lama bekerja di Club milik Madam Grace, dia juga di sebut sebagai seorang senior, ketangkasannya sebagai Bartender, dan ketampanannya pun selalu memikat para wanita kaya. Steve tahu semua hal gelap di Club.
Steve berfikir sejenak.
"Kenapa kau tidak mengemasi barang-barang mu dan pergi dari sini?" Steve kemudian memberikan beberapa lembar uang dan menaruhnya di genggaman Jasmine.
Pergi dengan uang ini sejauh mungkin hingga Madam Grace tidak bisa menemukanmu.
"Kenapa?" Jasmine pun mengembalikannya pada Steve.
"Berbahaya untuk tetap bekerja di sini." Kata Steve.
"Madam Grace sudah berjanji padaku, jika dia tidak akan menjualku." Kata Jasmine.
"Kau mempercayainya?" Tanya Steve.
Jasmine mengangguk ragu, sebenarnya jika pun Jasmine pergi, ia tidak tahu harus pergi kemana, ia tak memiliki tempat tinggal, di bandingkan jika dia bekerja di Club, dia bisa tinggal di Mess.
"Baiklah, ayo kita antar bersama." Kata Steve sembari mengambil satu botol alkohol lagi dan di taruh di atas nampan.
"Ini kesukaan Tuan Van Elrond." Kata Steve.
"Ah... Tidak Steve. Kau tidak bisa meninggalkan mejamu." Kata Jasmine.
"Tidak apa-apa, tidak akan lama." Kata Steve mengangkat nampan yang ada di hadapan Jasmine.
"Steve... Tunggu..." Jasmine pun mengejar Steve yang sudah pergi lebih dulu sembari membawa nampan berisi beberapa botol dan gelas.
Kemudian sesampainya di depan ruangan Vip, mereka berhadapan dengan beberapa pengawal Van Elrond.
"Aku mengantarkan pesanan." Kata Steve.
Pengawal itu melihat ke arah Jasmine.
"Hanya gadis itu yang di ijinkan masuk." Kata pengawal sambil melihat ke arah Jasmine.
"Aku juga ingin bertemu dengan Tuan Van Elrond, sudah lama aku tidak menemuinya." Kata Steve tersenyum lebar.
Sang pengawal ragu.
"Ayolah kau tahu kedekatanku dengan Tuan Van Elrond." Kata Steve.
Pengawal pun mengangguk.
Pengawal membuka pintu, mereka pun masuk dan terlihat sosok yang sudah duduk menyilangkan kakinya.
Van Elrond, pria yang memiliki tatapan kejam dan memiliki kekuatan apapun untuk menghancurkan siapapun yang menentangnya, ia pria yang di takuti. Wajahnya cukup tampan dan memiliki tubuh yang ideal meski terlihat lebih kurus untuk ukuran pria yang memiliki tubuh berotot.
Ketika masuk ke dalam ruangan Vip tersebut, Jasmine tidak berani memandang wajah pria tersebut. Namun, satu hal yang ia pahami, ia kembali mengingat perkataan Steve dan Dokter Nathan, jika Madam Grace bukanlah wanita yang bisa di percaya.
Jasmine melirik ke arah lain, ada satu ranjang berukuran besar, Jasmine tidak ingin memiliki pikiran buruk, namun perasaannya sudah memburuk, ia meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa Tuan Van Elrond hanya ingin bertemu dengan dirinya untuk sekedar di layani perihal minuman.
"Tuan Van Elrond, saya membawakan kesukaan anda." Kata Steve meletakkan nampan tersebut di atas meja.
Ruangan itu luas, memiliki satu ranjang berukuran besar, dan saat itu Van Elrond sedang duduk di sofa dengan tatapan dingin. Di dalamnya sudah ada beberapa pengawal yang berjaga.
"Siapa yang menyuruhmu untuk masuk?" Tanya Van dengan suara datar.
"Saya dengar anda datang ke Club, sudah lama anda tidak kemari." Kata Steve dengan senyuman sumringah.
Steve kemudian mengambil satu botol alkohol dan menuangkan nya ke gelas.
Steve pun memberikannya pada Van Elrond menaruhnya di atas meja.
Jasmine yang melihat itu, ia tahu ada ketegangan tak biasa dalam situasi tersebut. Sepertinya dia dan Steve telah menyinggung Tuan Van Elrond.
"Mendekat." Kata Van Elrond.
"Ya Tuan." Kata Steve mendekat.
Namun ketika Steve baru saja hendak mendekat, Van Elrond sudah menarik kepala Steve dan membenturkannya di meja.
"BRRAAKK!!!" Semua yang ada di atas meja berantakan.
"AAAAHHH STEVEEE...!!" Teriak Jasmine.
Dahi Steve seketika berdarah.
"ASTAGA APA YANG SUDAH ANDA LAKUKAN PADA STEVE!!!" Teriak Jasmine.
"Jasmine... Lari..." Kata Steve lemah sembari melihat pada Jasmine, darah di kepalanya sudah hampir menutupi wajah tampannya.
"Apa?" Jasmine tidak mengerti.
Van Elrond pun kemudian berdiri dan membuang mantelnya yang menganggantung di kedua bahunya, lalu mengambil satu botol alkohol.
"BUUAKKK!!!" Elrond memukulkan botol tersebut pada kepala Steve, membuat kepala Steve di penuhi dengan darah yang mengucur, hingga menetes ke atas lantai.
"Kau berlagak ingin jadi pahlawan?" Kata Elrond dengan suara rendah.
"Madam Grace aku harus mencari Madam Grace... " kata Jasmine.
"PERGIII!!! LAARIII JASMINEE... MADAM GRACE AKAN MENJUALMU PADA VAN ELROND!!" Teriak Steve dengan segenap tenaga.
Kedua mata Jasmine membulat, ia menelan ludahnya dan melirik ke arah Steve serta sekelilingnya, namun sayangnya para pengawal Elrond sudah berjaga.
Bersambung
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii