🥇 1st Winner [EVENT KONFLIK RUMAH TANGGA]
Calista Zalfa Olina, kaget saat melihat Elvan Rafisqy Fathaan, kekasihnya sedang bercinta di apartemen dengan wanita lain.
Merasa dikhianati, Calista mengadu pada Ghali Daniyal Bramantio, ayah dari Elvan tentang pengkhianatan anaknya.
Om Tio, ayah dari Elvan mendengarkan semua curhatan Calista tentang anaknya dengan penuh perhatian. Melihat perhatian Om Tio, Calista menjadi simpati.
Sejak pertemuan pertama itu, Om Tio sering menghubungi Calista hanya sekedar curhat sambil mengajak makan siang atau makan malam.
Berawal dari sana pernikahan Om Tio dan istrinya yang memang sedang di ujung tanduk membuat Om Tio menaruh hati kepada Calista yang berakhir pada sebuah perselingkuhan.
Om Tio dan Calista akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri.
Apakah rumah tangga mereka akan berjalan mulus? Apa yang terjadi jika istrinya om Tio mengetahui pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua puluh. SDCM.
Tio menghentikan langkahnya, saat melihat ada Elvan putranya di dekat Calista. Elvan tidak kalah kaget dengan dirinya.
"Papa, kenapa papa ada di sini? tanya Elvan.
"Kamu dengan siapa?" tanya Tio tanpa menjawab pertanyaan Elvan.
"Kenalkan, Pa. Ini Meidi."
"Jadi ini yang namanya Meidi. Kalian udah jadian. Syukurlah. Jangan main-main dengan wanita lain lagi. Cukup satu."
"Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Meidi selain pertemanan."
Meidi memandangi Om Tio dengan intens. Wanita itu baru pertama kali bertemu Tio. Ketampanan Tio membuat Meidi terpesona.
Papanya Elvan tampan banget. Masih muda. Aku kira papanya tua.
"Papa kenapa ada di sini? Kenapa papa tau ada Calista di sini?" tanya Elvan lagi.
Calista tampak terdiam. Dia tidak bisa berkata apa-apa.
"Tentu aja Papa tau jika Calista di sini, karena papa datang berdua dengan Calista."
"Papa dengan Calista? Maksudnya apa ini?" tanya Elvan lagi.
"Calista, mana baju yang kamu pilih. Sini Om bayar dulu."
Tanpa pedulikan Elvan dan Meidi, Tio mengambil tas yang berisi pakaian yang Calista pilih dan membayarnya.
Sementara Tio membayar baju yang Calista pilih, Meidi dan Elvan mendekatinya.
"Jangan bilang, yang kamu panggil Om itu papanya Elvan. Berarti kamu ada hubungan dengan Om Tio papanya Elvan?" tanya Meidi.
"Sejak kapan kamu dekat dengan papa? Pantas papa kemarin tanya tentang hubungan kita. Kamu mendekati papa sejak kita putus. Kamu ingin balas dendam denganku melalui papa?" tanya Elvan dengan suara yang ditahan. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Setelah membayar baju yang Calista pilih, Tio mendekati Elvan, Calista dan Meidi.
"Kita makan di restoran terdekat. Jika ada yang ingin kamu tanyakan, bisa nanti di restoran," ucap Tio.
"Kita ke restoran, perut kamu pasti udah lapar," ucap Tio sambil tersenyum dengan Calista.
Ketika Tio akan menggenggam tangannya, Calista mengelak. Tio yang paham, tidak memaksa. Dia berjalan di depan diikuti Calista, Elvan dan Meidi.
Sampai di restoran, Tio memilih ruangan VIP. Setelah memesan makanan, Tio memulai obrolan.
"Sekarang apa yang ingin kamu tau dan tanyakan.Silakan!" ucap Tio.
"Ada hubungan apa antara papa dan Calista?" tanya Elvan.
"Kamu ingin tau yang sebenarnya?"
"Tentu aja. Aku ingin papa jujur."
"Hubungan antara papa dan Calista, adalah hubungan antara pria dan wanita."
"Aku nggak ngerti. Jangan berbelit!"
Tio tidak menjawab ucapan Elvan. Dia menarik napasnya. Kebetulan pelayan datang membawa pesanan mereka, sehingga Tio ada waktu untuk berpikir, memberikan jawaban terbaik.
Setelah semua pesanan dihidangkan dan pelayan telah keluar dari ruangan, Tio kembali memulai ucapannya.
"Kamu pasti tau, jika hubungan papa dan Mama udah tidak baik. Kami jarang berkomunikasi, dan tidak ada waktu lagi untuk sekedar menyapa. Kami udah seperti orang asing."
"Terus, apa hubungannya dengan Calista."
"Dengar dulu perkataan papa. Setelah papa selesai, kamu bisa menyela atau bertanya."
Calista yang duduk di samping Tio hanya bisa menunduk. Dia memikirkan reaksi Elvan saat Tio mengatakan hubungan mereka.
"Papa sebagai seorang pria normal, tentu menginginkan pasangan untuk memenuhi kebutuhan biologis, maupun untuk mendampingi papa saat butuh teman cerita," ucap Tio. Dia kembali menjeda ucapannya.
"Semua nggak bisa dipenuhi mama kamu. Dia lebih sering di luar rumah, sibuk dengan urusannya. Papa telah menanti lebih dari sepuluh tahun, untuk mamamu berubah. Namun, hingga detik ini nggak ada yang berubah." Tio melirik ke arah Calista. Dia tau pastilah gadis itu saat ini sedang ketakutan.
"Papa akhirnya memutuskan untuk mencari penggantinya mama kamu, seorang wanita yang bisa mendampingi papa."
"Apa papa dan Mama akan berpisah?"
"Kami emang sudah lama berpisah ranjang. Kamu pasti tau itu. Kamu juga telah dewasa. Pasti mengerti semua yang seorang pria butuhkan."
"Terus apa hubungannya dengan Calista?" tanya Tio.
"Hubungannya ... hubungannya adalah, wanita yang papa pilih untuk mendampingi dan menemani hari-hari papa adalah Calista," ucap Tio dengan lantang.
"Apa maksud papa? Papa jangan bercanda. Aku sedang nggak ingin bercanda."
"Papa nggak becanda. Papa dan Calista akan menikah."
"Apa ...?" tanya Elvan dengan suara lantang. Dia kaget mendengar perkataan papanya.
Meidi yang duduk di samping Elvan tidak kalah kaget mendengar ucapan Tio.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
**Bersambung.
Pasti Elvan kaget dan tidak percaya dengan pernyataan papanya. Bagaimana reaksi Elvan selanjutnya? Nantikan terus kelanjutan dari novel ini. Terima kasih**.
ya wajar donk klo diceraiin sma suaminya.
udh nikah kuliah tetap jalan,KB dulu sampai selesai kuliah baru hamil.