Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam.
Ring ring ring
Ponsel Reifan berdering. Reifan segera mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.
"Halo..."
"Halo Pak Reifan. Saya baru mendengar informasi , kalau jadwal pemberangkatan pesawat anda hari ini dibatalkan karena cuaca buruk."
"Apa! jadi saya tidak bisa terbang sekarang?"
"Iya Pak Reifan."
"Ya sudah, terimakasih informasinya. Saya akan tunggu sampai besok."
Reifan menutup saluran telponnya. Dia kemudian menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.
"Penerbanganku dibatalkan hari ini. Kalau begitu, aku masih punya kesempatan untuk bertemu Kayla besok," gumam Reifan.
Reifan menatap jendela kamarnya. Dia kemudian melangkah mendekati jendela. Reifan menatap ke luar jendela.
"Apa benar, cuaca hari ini sedang tidak baik," ucap Reifan.
Reifan menatap ke langit. Langit malam ini memang tampak mendung. Tidak ada cahaya bulan dan cahaya bintang yang bertaburan di sana.
Tiba-tiba, Reifan teringat dengan Amira.
"Amira lagi ngapain ya sekarang. Dia sekarang sudah menikah dengan Aditya. Apa jangan-jangan, mereka sudah melakukan malam pertama," gumam Reifan.
Entah kenapa Reifan merasa tidak nyaman saat mengingat Amira dan Aditya. Tiba-tiba Reifan merasa khawatir, bagaimana seandainya Aditya dan Amira tidak mau bercerai.
"Aku yakin, sama Aditya dan Amira. Mereka tidak akan pernah mengkhianati perjanjian ini. Kalau sampai mereka berkhianat, aku tidak akan pernah memaafkan mereka," gumam Reifan.
Di sela-sela Reifan melamun, tiba-tiba ketukan pintu dari luar kamar terdengar.
"Kak... Kak Rei..." seru Desti dari luar kamar Reifan.
Reifan melangkah untuk membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?"
"Kak, kakak mau berangkat sekarang?" tanya Desti.
Reifan menggeleng.
"Nggak jadi sekarang. Penerbangannya di tunda besok."
"Oh."
"Ada apa? ngapain kamu ke sini?" tanya Reifan.
"Kak, ada Kak Hana di bawah. Dia pengin ketemu Kakak katanya."
"Hana lagi? ngapain dia ke sini. Nggak ada bosan-bosannya di ngejar-ngejar aku."
"Kak, jangan gitu dong. Kasihan Kak Hana. Sepertinya, Kak Hana itu beneran suka deh sama kakak. Dan kakak nggak boleh mengabaikannya. Menurut aku, kalian itu pasangan yang serasi."
"Ah, tahu apa kamu ini tentang aku dan Hana."
"Kak, kakak mau temuin Kak Hana kan. Kasihan Kak, sekali ini aja lah, kakak memberikan kesempatan Kak Hana untuk dekat dengan kakak."
Reifan sejenak diam. Setelah itu dia melangkah pergi meninggalkan Desti. Desti tidak tinggal diam. Dia mengikuti kemana Kakaknya pergi.
Reifan turun ke bawah. Sesampainya di ruang tengah, Reifan menghentikan langkahnya saat dia melihat Hana dan ibunya.
"Mau ngapain kamu ke sini?" tanya Reifan ketus.
Hana bangkit dari duduknya. Setelah itu dia mendekat ke arah Reifan.
"Mas Reifan. Aku dengar kamu mau ke luar negeri. Dan kamu mau berangkat sekarang?"
"Aku nggak jadi berangkat sekarang. Penerbanganku ditunda besok."
"Bagus dong kalau begitu, jadi Hana masih punya kesempatan untuk ngobrol sama kamu. Kenapa kalian nggak makan malam saja. Jadi kan lebih enak ngobrolnya," usul Bu Rianti.
"Siapa yang mau ngajak Hana makan malam Ma. Malam ini aku mau istirahat. Aku nggak mau ke mana-mana," ucap Reifan.
"Ayolah Reifan. Sekali ini saja. Lagian nggak ada salahnya kan kalau sekali-kali kalian jalan keluar. Biar kalian bisa lebih dekat dan bisa lebih saling kenal."
Reifan terkejut saat Hana meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
"Mas Reifan, sekali ini aja ya Mas, mau maka malam sama aku. Beri aku kesempatan untuk dekat sama kamu sekali ini saja Mas. Jangan salah paham dengan maksud aku. Aku hanya ingin kita berteman. Nggak ada maksud lain," ucap Hana.
Setelah lama Hana Bu Rianti dan Desti membujuk Reifan, akhirnya Reifan pun mengiyakan permintaan mereka untuk makan malam dengan Hana.
"Baiklah. Kali ini aja ya."
Hana tersenyum.
"Aku mau siap-siap dulu," ucap Reifan.
Setelah itu Reifan pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.
"Wah Kak Hana. Kak Reifan sudah setuju tuh untuk makan malam sama kakak. Jangan sia-siakan kesempatan ini Kak. Kak Hana harus bisa mengambil hatinya Kak Reifan," ucap Desti.
Hana tersenyum. "Iya. Aku tahu apa yang harus aku lakukan," ucap Hana.
Setelah siap, Reifan keluar dari kamarnya dan menghampiri Hana. Setelah berpamitan pada Bu Rianti dan Desti, mereka kemudian pergi.
"Kita mau ke mana?" tanya Reifan di sela-sela menyetirnya.
"Ke mana aja deh Mas, terserah kamu," ucap Hana.
Reifan dan Hana akhirnya sampai di depan cafe. Reifan menghentikan laju mobilnya setelah dia sampai di tempat parkir. Reifan dan Hana kemudian turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam cafe. Mereka kemudian mencari tempat duduk. Setelah itu, mereka pun memesan makan.
Di sisi lain, Aditya menatap Reifan dari kejauhan. Ternyata Aditya juga makan malam di cafe yang sama dengan Reifan.
Itu seperti Pak Reifan, tapi siapa wanita itu. Bukankah dia wanita yang tempo hari datang ke kantor membawa bekal makanan untuk Pak Reifan. Pak Reifan belum pernah menceritakan tentang wanita itu padaku, batin Aditya.
"Dit, kamu ngelihatin apa sih?" tanya Amira.
"Nggak. Nggak ada apa-apa kok. Ayo kita lanjut makan."
Amira mengangguk.
Setelah menghabiskan makanannya, Amira menatap Aditya.
"Dit, kita pulang yuk. Sudah lama kita di sini, aku takut Kayla sudah lelah," ucap Amira sembari menatap Kayla lekat.
"Iya iya. Kamu tunggu di sini. Aku mau bayar dulu makanan ini," ucap Aditya.
Aditya bangkit dari duduknya. Setelah itu dia pergi ke kasir untuk membayar makanannya. Sementara Amira menatap sekeliling. Dia terkejut saat melihat Reifan bersama seorang wanita.
"Mas Reifan sama siapa? siapa wanita itu? apa pacar barunya Mas Reifan. Katanya dia mau rujuk sama aku. Tapi kenapa dia malah sudah gandeng wanita lain," gumam Amira.
Beberapa saat kemudian, Aditya datang dan duduk kembali di dekat Amira.
"Amira, kamu kenapa?" tanya Aditya.
"Mas Reifan ternyata ada di sini ya, tapi dia sama seorang wanita. Kamu kenal nggak Dit wanita itu?" tanya Amira.
"Aku nggak kenal sama wanita itu. Mungkin itu wanita yang mau dijodohkan dengan Pak Reifan. Karena yang aku tahu, Bu Rianti itu lagi nyari jodoh untuk Pak Reifan. Tapi Pak Reifan belum mau membuka hatinya untuk wanita lain. Karena Pak Reifan masih mencintai kamu Amira," ucap Aditya.
Amira diam. Entah apa yang sedang dia fikirkan.
"Kenapa Amira? kamu cemburu melihat mereka?" tanya Aditya.
"Oh, nggak kok. Aku malah senang kalau Mas Reifan mau melupakan aku dan menemukan wanita pengganti aku. Lagian, aku sudah nggak punya rasa apa-apa sama dia."
Aditya tersenyum. "Kamu yakin? udah nggak cinta sama Reifan."
Amira menggeleng. "Nggak."