cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Apabila ada kesamaan nama dan tempat itu tidak ada unsur kesengajaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Mata Aulia kembali seperti biasanya. Dia mengingatnya, dulu sebelum bekerja dia sering melakukan puasa dan membaca kitabnya.Saat itu dia merasa ada yang bersamanya.
"Selain itu apa kamu masih mengingatnya lagi."
"..... "
"Aku cuma ingat saat bekerja pernah melantunkan sebuah sholawat dan bacaan, namun aku lupa. "
"Saat itu seakan aku bermimpi berada didalam sebuah makam, disana semua makhluk yang sudah meninggal dipindahkan dalam sebuah perahu. "
"tiba-tiba saja ada sebuah makhluk yang mendekati diriku, setelah itu ada seorang yang menghalanginya.Aku tidak tahu itu. "Ucap Aulia seraya mengingat mimpi itu.
"Aku rasa itu sudah lama, bahkan aku ingat baru akhir-akhir ini."
"Aku saat ini masih bingung dalam mimpi itu kepingan ingatan atau hanya mimpi semata. "
Guru Aulia hanya tersenyum dan berkata"Itu keduanya, mata batin mu terbuka.Mungkin saat itu indra kamu masih lemah."
"Kalau kamu melihat orang dengan kabur, diam saja seolah-olah, kamu tidak tahu. Jika melihat dan merasakan sesuatu yang tidak wajar diam saja."Ucap guru itu memberi pemahaman pada Aulia.
Beberapa kali guru itu memperingati semua yang terjadi.Aulia berusaha memahami akrab gurunya.
"Aku kadang tidak begitu mengerti maksud guru, namun aku akan mencari jawabannya satu persatu.Seakan hidupku ini sebuah misteri yang harus ku pecahkan."
"Guru, aku sudah lama di sini.Hari sudah agak sore.Aulia pamit dulu. "Pamit Aulia.
"Guru, apa yang guru minta sudah Arya lakukan. Sekarang aku bisa merasakan sesuatu hal yang menganggu kami.Selain itu sekarang aku bisa melihat makhluk-makhluk yang tidak kasad mata. "Ucap Arya kemudian.
"Apa kamu takut?. "Ucap sang guru spiritual.
"Aku hanya takut pada sang pemberi hidup. "Ucap Arya.
"Datanglah ke rumah ibu kalian, saat ini dia membutuhkan kalian.Jika ada rezeki tinggalkan untuk ibu kalian?. "
"Baik, guru.Arya pamit dulu."
Mereka berdua meninggalkan pesantren itu.Entah kenapa hati Aulia terasa sejuk. Semua ajaran guru itu membuat dirinya nyaman.Walau ingatan dia masih baru terbilang dua puluh lima persen.
Dalam perjalanan mereka tidak berbicara sama sekali hingga sampai dirumah.Arya menanyakan perihal semua yang dia pikirkan dan rasakan dalam perjalanannya.
"Mas, kita kerumah ibu besok saja. Aku ingin tahu apa yang tejadi selama aku sakit. "Ucap Aulia pada suaminya.
"...... "
"Aulia, sebenarnya aku ragu mengajak kamu ke tempat ibu kamu?. "Ucap Arya sedikit menunduk.
"apa karena kejadian aku itu?. "Tanya Aulia penuh tanda tanya.
"kamu sudah mengingatnya? "Tanya Arya balik dengan perasaan senang.
"Belum sepenuhnya sih, tapi mungkin kalau aku kesana mendapatkan jawabannya. "Jawab Aulia dengan tersenyum.
"Aku kan ijin lagi pada mandor ku. "Tanya Arya pada istrinya.
"Tidak usah, besok aku ditinggal saja ditempat ibu, baru pulangnya kita bersama-sama. "
"..... "
"Tidak usah ragu, aku percaya kok sama sang penciptaan. "Ucap Aulia menyakinkan Arya.
"Bila ada apa-apa, kita hadapi bersama. Jangan putuskan sendiri?."Ucap Arya dengan serius
Aulia mengangguk.
ha ha ha
" Kenapa kamu tertawa?. "
"Wajahmu itu kalau serius dan tegang sangat lucu. "
Arya baru pertama kali melihat istrinya tertawa lepas.
Sebenarnya Arya takut kalau kejadian yang lalu menimpa istrinya lagi.Dia benar-benar takut kehilangan Aulia.
Sore harinya Arya pergi ke tempat salah satu pamong desa, dia menyewa sepetak sawah seharga dua juta rupiah.
Tok tok tok
"Pak Bayan apa sibuk?. "Ucap Arya sebelum masuk ke rumahnya.
"Oh nak Arya, Ayo masuk!.. "Jawab pak Bayan setelah tahu kalau yang mengetuk pintu itu Arya.
Sebenarnya mereka masih terbilang keluarga. Pak Bayan adalah anak dari adik neneknya.
Arya masuk kerumah pak Bayan di desa itu dan dia duduk menunggu urusan pak Bayan dengan tamunya selesai.
"Nak Arya, Bagaimana kabar istri kamu?. Aku dengar dia sakit?. "Tanya pak Bayan.
"Alhamdulillah, sudah baikan pak Bayan. "
"Ada apa kamu mencari ku, tumben sekali. "
"Begini pak, aku mau coba belajar bertani. Jadi kalau ada sawah yang bisa disewa mau aku sewa. "
"kebetulan, nak Arya. ini mungkin rejeki kamu. Begini sepetak sawah dekat jalan raya itu sudah selesai masa sewanya."
"..... tapi kamu harus menyewa satu sanggan dan itu cukup mahal. "
"Kalau boleh tahu berapa ya?. "
"Lima juta setahun. "
".... "
"Itupun kalau nak Arya setuju. "
"...... "
"Kalau aku ambil setahun dulu, terus mau nambah lagi itu bagaimana pak caranya. "
"Oh, biar tidak naik nanti kamu dua bulan sebelum masa sewa habis kamu bayar lagi. Kalau tidak berarti ku sewakan lagi. "
"Disana itu pengairan nya dekat jadi cocok untuk ditanami padi, sayur dan yang lainnya. "
"Baiklah pak, aku sewa itu. "
"kmu mau bayar uang mukanya dulu atau kamu bayar keseluruhan nya. "
"kalau dengan mencicil kamu akan dikenai jasa, kalau dengan bayar cash kamu akan mendapat potongan lima persen. "
"Aku mau bayar cash, sekarang bisa. "
"kamu bawa identitas?. "
"Bawa pak Bayan. "
Pak Bayan memproses surat sawah di desa ini. dan dia memasukkan Arya sebagai anggota petani baru.
"Ini aku masukkan kamu menjadi kesatuan petani di kabupaten ini, siapa tahu nanti kamu beruntung. "
Arya hanya tersenyum dan mengangguk, karena dia belum mengerti bagaimana menjadi seorang petani.Sesampai dirumah Arya menceritakan semuanya pada istrinya.
"Aulia, aku menyewa satu sanggan sawah dekat jalan.Kira-kira kau mulai mengerjakan kapan ya. "
"Mas, kalau kamu sudah siap ya kamu kerjakan saja mulai besok begitu. "
"Kita coba tanam apa ya untuk pertama kalinya?. "
"Mas, kamu kan bisa tanya teman atau orang yang mau melakukan sesuatu disini?. "
"oh iya, aku akan ke tempat pak Yono, dia itu baik. "
Arya yang baru pulang pergi lagi ke tempat pak Yono, Dia memberikan penjelasan tentang bagaimana mengelola sawah.
"Aulia, aku lupa menanyakan sesuai pada kamu. " Ucap Arya yang baru tiba ke rumahnya.
"Aku tahu, kamu pasti heran kenapa aku punya uang sebanyak itu. Padahal uang asuransi belum keluar kan?."
Arya mengangguk,
"Sebenarnya, aku sendiri juga bingung kenapa aku masih punya simpanan. " Ucap Aulia sambil tersenyum.
"Nanti kalau sudah ingat aku beri tahu sama kamu Mas.Asal kamu tahu uang yang kamu gunakan untuk Sewa itu uang yang ada di ATM ini. " Ucap Aulia menunjukkan sebuah ATM pada Aulia.
"Aku masih belum tahu dari mana uang ini.Rencananya aku besok akan tanya ke bank terkait."
"Apa pelu aku temani, " Tanya Arya.
"Tidak usah biar aku sendiri saja yang kesana. "
"Mas, asal kamu tahu, aku mau mencari sesuatu dirumah ibu.Sepertinya aku menyimpan sesuatu disana. Aku tidak tahu apa itu?. " Batin Aulia.
"Baiklah, mas Ayo kita makan dulu atau mau beribadah dulu?. "
"Kita beribadah dulu, baru kita makan. setelah itu kita berbincang. Ada yang mau ke ceritakan pada kamu Aulia. "
"Baiklah, " Ucap Aulia sambil menyiapkan tempat dan perlengkapan beribadah.
Mereka berdua menjalankan beribadah bersama-sama.Entah mengapa Aulia meneteskan air mata. Dia merasa kalau ini yang selalu Aulia tunggu selama ini.
Keesokan harinya Arya mengantarkan istrinya kerumah ibunya.Aulia seperti ketakutan. Entah mengapa Aulia takut berada dalam rumah.
"Apa kamu takut?. " Ucap Arya.
"Berangkat lah, disini rumahku kan. Aku rasa aku tidak boleh takut. "
"Bibi Aulia datang,bibi kenapa bibi sudah lama tidak datang ke sini. Pasti paman tidak mengijinkan ya. "
Aulia merasakan kedekatan dengan anak itu. Dia tersenyum.Dia memandang anak itu entah kenapa ada kerinduan dalam hati ini.Aulia sedang menyelidiki jati dirinya yang sebenarnya.
Dia merasa kalau kepingan itu akan muncul hingga sekarang.Walau sang guru berkata jangan memaksakan diri. Dia akan berpura-pura kalau dia mengingat semua keluarganya.
"Bibi Aulia, kita sudah lama tidak renang. Ayo renang bi?. "
"..... "
"Bagaimana, aku panggil anak ini?. "
"Kamu sendiri?. Sama siapa?."
"Sama adik, nenek pergi berjualan."
"Anak sekecil ini ditinggal sendirian, apa tidak takut terjadi sesuatu?. "
Aulia masuk kedalam rumah. Dia merasakan ketakutan yang amat sangat.