6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 12 - Tidak Mau
'Apa? Mama Balu?' batin Ansara saat mendengar celotehan anak manis tersebut. suaranya memang terdengar sangat menggemaskan, tapi entah kenapa justru terasa merremas hatinya.
Ansara tak mampu menjawab apapun, juga dengan Juan yang hanya diam saja.
"Cetiap Naula datang ke cini, Naula tidak pelnah melihat tante-tante cantik. Jadi Naula pikil Tante adalah calon mama balu Naula," kata anak kecil itu lagi, cerewet sekali bicaranya.
"Ti-tidak Nona, saya adalah sekretaris pribadi tuan Adrian."
"Tante macih kecil kok udah kelja?" tanya Naura lagi dan membuat Juan ingin tertawa, namun Juan tahan sekuat tenaga.
Sedangkan Ansara mencebik sedih, bisa-bisanya dia disebut masih kecil, padahal umurnya sudah 25 tahun.
Ternyata anak dan ayah ini memiliki perangai yang sama, selalu meledek tentang tinggi badannya, pikir Ansaran.
"Nona, Tante Naura bukan masih kecil, tapi memang memiliki tubuh yang kecil," jelas Juan, akhirnya ikut buka suara agar pembicaraannya tidak kemana-mana.
"Oh, kilain Naula Tante itu macih cekolah."
"Namanya Tante Ansara," ucap Juan.
"Sengsala?"
"Ansara."
"Angsala."
"An-sa-ra."
"Ang-sa-la," ulang Naura salah-salah.
"Tidak apa-apakan asisten Juan, Angsala juga tidak apa-apa," sahut Ansara nelangsa.
Juan mengangguk.
Sampai akhirnya Adrian keluar dari dalam kamar dan melihat semua orang berada di ruang tengah.
"Papa!" panggil Naura, semangat sekali anak itu berlari ke arah kakaknya dan Adrian segera berjongkok seraya merentangkan kedua tangan untuk menyambut dengan pelukan hangat.
"Papa punya cekletalic Balu ya?" tanya Naura pula, Naura memang banyak sekali bicaranya. Semua hal yang ada di dunia ini seperti ingin ditanyakan semua.
"Iya Sayang."
"Naula udah kenalan, Tante Angsala cantik."
"Memang cantik," balas Adrian yang juga tersenyum sama seperti Naura.
Mendengar pujian itu Ansara justru kembali mencebik, tidak berdebar.
Setelahnya mereka semua menuju meja makan, Adrian, Naura dan Ansara. Sedangkan asisten Juan sudah pergi lebih dulu.
Karena Naura sudah sarapan di rumah, jadi dia tidak ikut makan. Hanya menemani sang kakak.
Ansara sebenarnya ingin kembali ke apartemennya sendiri, tapi Adrian memintanya untuk tetap tinggal dan sarapan di sini.
"Papa, Naula mau cicip dong," pinta Naura. Awalnya Naura memang tidak mau makan, tapi melihat sang kakak makan dengan lahap dia jadi ingin juga.
Adrian kemudian menyuapi sang adik dengan sendok miliknya.
"Enak ya Pa, cama sepelti macakan Ibu," kata Naura.
Deg! Jantung Ansara makin tak menentu saat mendengar hal tersebut. Bagaimana bisa masakannya mirip dengan ibunya Naura, istrinya Adrian.
Mungkinkah karena alasan ini pula Adrian selalu memintanya untuk membuat makanan, karena tiap masakan yang dia sajikan membuat Adrian teringat akan sang istri.
'Jahat sekali kamu Adrian, memangnya aku ini apa?' batin Ansara, merasa hanya jadi cadangan.
"Iya Sayang, masakan Tante Ansara memang enak. Sama seperti masakan ibu," jawab Adrian, malah menegaskan dan makin remuklah hati Ansara dibuatnya.
"Naula pikil tadi Tante Angsala calon mama balu Naula," celotehnya lagi.
Adrian hanya tersenyum.
"Nanti Naula jadi punya ibu dan juga mama, gitu ya Pa?"
Adrian mengangguk. Ibu Aruni memang sudah berulang kali mengingatkan agar menegur saat Naura memanggilnya papa. Tapi Adrian merasa tak tega untuk melakukannya, karena jika dia melarang maka Naura akan merasa tidak disayang.
Karena itulah Adrian selalu menuruti adiknya, selalu menuruti apapun keinginan Naura.
Sebuah sikap yang membuat Naura jadi nyaman berada di samping sang kakak, sampai kadang Naura lebih menurut pada Adrian daripada ibu dan ayah mereka.
Mereka terus bicara sampai tak sadar jika Ansara sangat terpojok, kesulitan menelan makanannya sendiri.
Dan Ansara ingin tersedak saat Naura mengajukan sebuah pertanyaan padanya ...
"Tante Angsala, mau tidak jadi mamanya Naula?"
Agar tidak tersedak, Ansara langsung minum. "Tidak Nona, saya tidak mau," jawab Ansara dengan tegas.
"Yah, tidak mau." Naura mengerucut.
Sementara Adrian menatap Ansara dengan tajam.
makanya ans tanya ans tanya sama Adrian biar kamu ga menduga2 terus
ga mudah di tindas
dari kecil udah kenyang sama hal2 seperti ini
tenang ans itu tak ada sangkutanya sama hubungan mu.
lanjut