Lanjutan Cerita Harumi, harap membaca cerita tersebut, agar bisa nyambung dengan cerita berikut.
Mia tak menyangka, jika selama ini, sekertaris CEO yang terkenal dingin dan irit bicara, menaruh hati padanya.
Mia menerima cinta Jaka, sayangnya belum sampai satu bulan menjalani hubungan, Mia harus menghadapi kenyataan pahit.
Akankah keduanya bisa tetap bersama, dan hubungan mereka berakhir dengan bahagia?
Yuk baca ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin
Mia sampai pusing sendiri mendengar wejangan panjang lebar yang terlontar dari mulut calon suaminya. Di dalam taksi dari hotel menuju pabrik tak henti-hentinya Jaka mewanti-wanti padanya untuk tak memberikan celah pada siapapun, yang mengancam hubungan mereka.
Semalam pria itu diam membisu, tapi pagi ini justru sebaliknya. Andai saja Mia tak memiliki hubungan khusus dengan Jaka, dia benar-benar tak akan pernah tau kalau pria yang mendapatkan julukan 'kanebo kering' itu layaknya emak-emak pada anaknya. Cerewet, julid dan tukang ngatur.
Bagi staf kantor di pabrik, tak ada larangan layaknya kantor pusat di Jakarta. Hanya sebatas aturan pada umumnya sebuah perusahaan. Di sana diperbolehkan memakai rok dan memiliki hubungan asmara di tempat kerja.
"Kamu harus kirim foto kamu setiap hari, aku nggak mau kamu pakai rok, yang memperlihatkan betis kamu. Ngerti?"
Padahal Mia membawa Rok dan dress, yang dia bawa langsung dari rumahnya di Cikarang. "Iya-iya, apa masih ada wejangan lagi?"
"Untuk kali ini cukup."
"Oke, udah mau sampai." Mia meraih tangan Jaka dan mengecup punggung tangan itu.
Jaka gantian mengecup punggung tangan gadisnya, tapi dia menambahkan mengecup dahi. "Baik-baik kamu di sini, ingat pesan ku."
"Iya ... Mas Jaka ..."
Taksi berhenti tepat di sisi jalan tak jauh dari gerbang Pabrik. "Pak, bisa merem dulu, nggak? Saya mau cium calon istri." Pinta Jaka pada pengemudi Taksi.
"Mas, jangan gil ..."
Jaka langsung membungkam mulut gadisnya, dia menyesapnya, melum*tnya kuat. Dan baru melepaskannya, ketika Mia menepuk pundaknya.
"Malu Mas!" Mia mendelik, memberikan peringatan.
Jaka menyentuh bibir itu, "Aku pasti kangen banget sama ini, pokoknya kalau aku nggak ada kerjaan. Jumat malam pekan depan, aku kesini lagi."
"Nggak usah, sayang uang tiket pesawatnya. Mending ditabung buat nikah."
Jaka tak menanggapi, dia merogoh saku celana formalnya. Jaka mengeluarkan kotak beludru berwarna hitam, dan membukanya. "Harusnya aku pakaikan ini di depan mama kamu, tapi berhubung ada cowok yang deketin kamu, jadi kamu harus pakai ini." Dia memasangnya di jari manis calon istrinya.
Mia hanya bisa menganga melihat cincin bermata biru kecil, yang melingkar di jari manisnya. "Nih pasangin buat aku juga." Jaka menyodorkan kotak beludru, masih tersisa cincin berwarna silver polos.
"Hah ...?"
"Cepat sayang, nanti aku ketinggalan pesawat."
Mau tak mau, Mia mengambil cincin itu dan memakaikannya di jari manis kekasihnya. "Sini foto dulu, aku mau upload di reels IG."
Jaka meminta Mia untuk menaruh tangan di pahanya berdampingan dengan tangan besarnya. Lalu memotretnya. "Cantik." Gumamnya. "Kamu nanti aku tag, jadi kamu harus komen di kolom komentar."
"Mas ... Itu sama aja mengumumkan hubungan kita." Mia merasa keberatan. "Aku nggak mau, IG ku jadi rame."
Lagi Jaka tak menanggapi, dia justru mencium pipi Mia. "Kamu mau turun, atau mau ikut aku pulang ke Jakarta."
"Ya udah aku turun, tapi tolong jangan tag aku. Please!" Mia menyatukan kedua tangannya.
"Dadah ... Sayang! Jangan genit yaa ..."
Mia hanya bisa mendelik, dia membuka kemudian menutup pintu taksi, dan melambaikan tangannya. Baginya percuma berbicara pada 'kanebo kering'.
***
Mia mengembuskan napas lega, karena hanya mengupload tanpa men-tag-nya. Bisa gawat kalau sampai staf divisi lain mengetahui hubungannya dengan sekertaris CEO.
Setelah Rumi yang ternyata dinikahi CEO secara diam-diam, lalu Anggita yang juga dinikahi oleh asisten CEO, dan kini dirinya malah dilamar oleh sekertaris CEO.
Peraturan soal larangan hubungan asmara yang dibuat oleh CEO dan asistennya bertahun-tahun lalu, dilanggar oleh si empunya sendiri.
Dari divisi lain hanya Monica dan Lala yang mengetahui hubungannya dengan Jaka, juga Leon yang merupakan manajer pemasaran. Jangan sampai yang lain tau, sebelum dia dan Jaka resmi menikah.
"Mbak Mia dekat, ya! Sama Pak Jaka?" Sandi memundurkan kursi beroda nya, mendekat ke arah staf mutasi di ruangan itu.
"Kenapa emang?"
"Lah wong aku tanya, kenapa Mbak Mia balik nanya."
Mia mengedarkan tatapnya ke seluruh ruang, juga sedikit mendongak melihat ke arah kaca di samping pintu masuk ruangan. Di sana hanya mereka berdua, karena yang lain sedang ada rapat dengan kepala pabrik dan staf pengembangan produk.
"Nih ..." Mia menunjukkan cincin yang tersemat di jari manisnya. "Aku dilamar, tapi tolong kamu jangan kasih tau siapa-siapa." bisiknya pelan.
Gadis asli Malang itu, sampai menutup mulutnya, dan menatap cincin bermata biru yang dikenakan rekan satu ruang kerjanya. "Kirain aku, si 'kanebo kering' nggak suka sama cewek! Di sini tuh rumor negatif tentang Pak Jaka, mungkin sebelum aku masuk kerja."
Dulu Mia juga sempat mengira Jaka memiliki penyimpangan, mengingat pria itu nyaris tak pernah menunjukkan ekspresinya. Tapi setelah menjalin kasih semua itu terbantahkan. Andai pertahanan Mia tidak kuat, mungkin sudah sejak awal mereka merajut kasih, pria itu akan berhasil menidurinya.
"Terus-terus si DuRen, gimana? Aku tebak, dia suka sama kamu, Mbak." Sandi berpendapat.
Mia kembali menatap layar komputernya. "Dia mantan pacar ku waktu kuliah." Sahutnya tanpa melihat rekannya.
"Apa????" Sandi nyaris berteriak, tapi Mia mendelik padanya. "Kamu serius, Mbak?"
Mia mengangguk, kalau nggak percaya tanya sendiri, gih!" Katanya santai.
"Ihhh ... Mbak Mia, aku iri ... Kenapa kamu dekat sama cowok ganteng? Aku sampai Segede ini masih aja jomblo, ngenes banget, kan Aku?"
Mia akui Aji adalah lelaki tampan, baik dulu ataupun sekarang. Tapi kalau calon suaminya? Bagaimana pendapat orang lain?
Menurutnya, Jaka memang tampan, manis dan menyimpan pesona tersendiri. Andai saja sikap Jaka ramah, mungkin akan ada banyak yang menaruh rasa padanya.
"Menurut kamu, Mas Jaka ganteng nggak, San?"
"Ganteng lah, mbak! Jujur aku lebih suka cowok kulit eksotis seperti Pak Jaka, kayaknya lebih seksi dan menggoda aja, gitu!" Mata gadis berumur pertengahan dua puluhan itu, terlihat berbinar-binar.
Mia setuju dengan pendapat Sandi, Jaka memang terlihat seksi dan menggoda. Apalagi jika sedang Shirtless, dada bidang dengan tubuh berotot, jangan lupa tato di punggungnya, yang menambah kadar pesona pria itu. Untungnya hanya dirinya yang tau.
***
Di tempat dan waktu berbeda.
Jam makan siang, Jaka bergabung bersama Haris dan Ringgo makan siang di luar. Sebuah warung soto yang letaknya di pinggir jalan samping gedung kantor mereka.
"Grecep juga, Lo!" cetus Haris, dia hendak memeras jeruk nipis ke dalam makanan berkuah di depannya.
"Haruslah, tadinya mau gue Tag. Tapi Mia nggak bolehin, karena dia nggak mau direct message nya rame."
"Gue paham maksud Lo kayak gitu, ini soal Raisa, kan?" Tanya Ringgo. "Padahal gue udah pernah kasih tau, kalau Lo itu udah punya calon istri, tapi kayaknya dia emang ndablek!"
"Hati-hati Lo, Ka! Kayaknya Raisa orangnya obsesif." Haris memperingatkan.
Jaka menganggukkan kepalanya sembari menyuapkan makanan ke mulutnya. "Gue sengaja ngajak kalian makan bareng, karena ada yang mau gue omongin."
Lalu Jaka menceritakan tentang rencana lamaran dan pernikahan yang akan dilaksanakan sekembalinya Mia dari Surabaya.
"Coba entar gue tanya Rania, soal WO-nya. Tapi Lo ada budget mentok nggak?" Tanya Ringgo.
Jaka menggeleng, "Terserah dananya berapa, gue nggak peduli. Yang penting kasih rekomendasi WO profesional, entar biar Mia sama Mamanya yang putuskan pakai konsep apa."
Saat sedang terlibat pembicaraan serius, seseorang datang, merecoki makan siang tiga lelaki dewasa itu.
tunjukkan kalo kamu beneran dalam circle orang pemaksa... 😆
othor jangan lama2 dunk update nya...
semangat ya thor... 💪
sblum nanti kamu d kejar scara ugal²an lg sm pak sekertaris/Grin/
kasiaaaan nasib ari,dia baik ke tmn² unge, tp jd kaya bahan bakar d hubungan mrk.yg sll mnjdikan pasangannya kebakaran jenggot tiap kali melihat mrka jalan sama ari./Facepalm//Facepalm//Facepalm/
tp cuma jg bodoh²in unge²an itu.toh buktinya hidup unge skrng lbh bahagia dpt suami yg lbh kaya dr ari lbh bs memuaskan d ranjang lagi/Facepalm//Facepalm/ (gitukan ya thor awal mulanya hubungan mrka? dr ranjang/Chuckle/)