NovelToon NovelToon
Is This A Perfect Marriage?

Is This A Perfect Marriage?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Byerlyan

Adelia Kirani seorang mahasiswi cantik terpaksa menikahi Azzam Prasetyo mantan kekasihnya, karena sebuah jebakan.
Mereka putus karena Azzam terlalu mengekang dan berani bermain api di belakangnya.
Akankah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana cara Adel bertahan dengan sikap Azzam yang tidak pernah Ia ketahui?

Yuk simak terus kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byerlyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Sinar matahari mengintip malu malu di balik gorden kamar. Membuat Adel terusik dari tidur panjangnya. Mengerjap mata pelan, dengan badan yang lemas dia bersandar pada head board ranjang.

"Kenapa badanku tiba tiba lemas" gumam Adel mengelus tengkuk lehernya.

Sedang fokus memijit ringan badannya, Seketika perutnya mual serasa di aduk aduk. Adel melompat turun ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi tergesa gesa.

Berdiri di depan wastafel memuntahkan semua yang ada di perutnya, tapi yang keluar hanya cairan putih. Melihat wajahnya sendiri di depan cermin, memperhatikan bibirnya yang biasa merah muda alami kini pucat nyaris seperti warna kulitnya sendiri.

Melangkah pelan Adel keluar kamar mandi bersamaan dengan Azzam yang masuk membawa nampan berisi makanan.

"Sayang..." Azzam kembali panik melihat raut wajah Adel.

Meletakkan nampan itu di atas meja nakas, Azzam menghampiri Adel lalu menuntunnya untuk duduk di tepi ranjang.

"Kenapa hem.." mengusap usap rambut Adel yang basah karena keringat. Adel hanya menggeleng, di peluknya tubuh suaminya erat.

"Sayang, ayo makan"

"Tidak mau, aku mual Azzam" jawab Adel.

"Sedikit saja, tiga suap ya. Kasihan dedek bayinya, butuh nutrisi yang banyak. Ini masakan Mama loh, makan ya mommy" bujuk Azzam.

"Mama kesini? Kok mereka tau."

"Iya, Mama masih di bawah sama Papa. Kabar baik tidak boleh ditunda tunda." Azzam menarik gemas hidung bangir Adel.

"Ayah sama Ibu tidak datang?"

"Belum, Pesannya juga belum di balas. Nanti kita yang kesana, kalau mommy sudah sehat."

"Jangan panggil aku mommy, malu tau! Sudah kayak punya sugar baby" rajuk Adel.

Azzam hanya tertawa mendengar protesan istrinya. Dia menyuapi Adel dengan telaten. "Kita harus membiasakan sayang."

Adel cemberut, dia menerima suap tiap suap dari tangan suaminya. Walau harus berusaha menahan mual yang datang. Tanpa terasa hampir satu piring dapat di habiskan Adel.

"Habis! Pintarnya" seru Azzam mencium kening Adel.

"Sekarang, ayo mandi dan siap siap" titah Azzam yang langsung di patuhi Adel. Dia tidak sabar melihat bentuk calon buah hati mereka.

Pasutri ini menuruni tangga saling bergandengan, dengan wajah sangat cerah. Adel sudah berdandan tipis menutupi muka pucat nya.

"Sayang, Adel" Mama segera menyongsong dengan pelukan ketika menantunya tiba dihadapannya.

"Sudah sudah, Mama kasihan itu perut Adel kegencet" tegur Papa Juan memisahkan Adel dan Mama Sinta.

"Papa kebiasaan deh! Tidak bisa lihat Mama seneng sedikit."

"Bukan be-"

"Haduh, Mama sama Papa kalau mau ribut mending jangan ikut deh" Azzam memotong pembicaraan, dia sudah pusing menghadapi kedua orang tuanya.

Papa hanya cengengesan di tegur anaknya. Mereka berjalan keluar, menemui dokter kandungan yang telah Mama siapkan.

...****************...

Ruangan dokter terlihat sunyi dan sepi, hanya terdengar suara denting jam dinding di setiap detiknya. Berbagai alat alat kandungan tersedia disini, yang tak pernah diragukan kualitasnya. Hanya Adel dan Azzam yang masuk, Mama dan Papa menunggu diluar ruangan.

Adel berbaring di atas brankar pasien, sementara Azzam berdiri di sisi Adel dengan tangan yang saling bertaut. Perut Adel di oles gel, dengan perlahan transducer itu di gerakan mengelilingi permukaan perut.

Mereka berdua memandang tegang ke arah monitor, melihat dimana anaknya berada. Sama sama saling membisu sejenak sebelum seorang dokter wanita memecah keheningan yang ada.

"Wah, Lihat itu pak Azzam dan bu Azzam. Bentuknya seperti kacang merah, di perkirakan usianya delapan minggu. Apa kalian ingin mendengar detak jantungnya?"

Adel dan Azzam mengangguk antusias. Melihat pancaran kebahagian pasutri di hadapannya membuat sang dokter tersenyum.

Deg

Deg

Deg

Ini adalah suara kedua yang paling Azzam sukai selain cerewetnya Adel. Sungguh dia sangat bahagia, sampai tak bisa membendung tangisnya. Mengelap kasar air mata yang turun ke pipi dengan tangannya. Azzam menoleh menatap Adel, lalu menunduk.

"Anak kita" bisiknya. Adel menoleh, sehingga kedua manik mata itu bertemu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Little Sister
mampir di novelku jg kak
Little Sister
lanjut lg kak, episode selanjutnya
byerlyan: Update besok ya kak
Thank you!
total 1 replies
I'm your.hero
semua anak ttp jd anak kecil dihadapan orang tuanya
I'm your.hero
kayaknya emaknya adel bener² definisi emak² di Indonesia, klo liat jam dilebihin/Sob//Sob/
seftiningseh@gmail.com
wah novel ini tuh menurut aku bagus bgt
dan tak membosankan kan sama sekali
oh ya jangan lupa dukungan nya di novel ku judul nya
istri kecil tuan mafia dan juga
dia imam ku Jagan lupa mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!