MY HOT AND SEXY HUBBY

Sudah tiga hari semenjak kepergian Bara, Jingga di landa kesepian. Rasanya ia ingin menyusul suaminya, tetapi takut kena marahnya. Sedangkan Mommy Aminah tiba-tiba harus ke Jogjakarta, karena Ibundanya sakit keras. Pertemuan dengan Kakek Bara dari pihak ayahnya, harus di undur untuk waktu yang tidak bisa di tentukan. Ternyata ribet banget jadi orang kaya, harus ada janji dulu untuk bertemu.

Sudah seharian Jingga beraktivitas, dari menonton drakor, membaca novel kesayangannya juga belajar memasak pada bi Minah tapi tetap hatinya merasa sepi. Kabar dari Bara hanya ia terima ketika bangun tidur, atau menjelang malam. Ia tau kesibukan seorang pemilik perusahaan, yang di tuntut untuk bisa memajukan dan mensejahterakan karyawannya.

Iseng-iseng Jingga membuka sosial media, melihat-lihat postingan beberapa temannya. Ternyata Mela sedang berada di Malaysia, untuk mengikuti fashion show. Ia bersyukur sahabatnya itu sudah pulih dari sakitnya dan dapat kembali berkecimpung di dunia modeling. Pantas saja selama ini, Mela sulit di hubungi ternyata sudah kembali bekerja. Jingga pikir dia sakit hati karena melihat Bara menikah, walau itu juga atas anjuran dari Mela sendiri. Ada juga postingan dari Hana yang sedang makan-makan di cafe yang baru di buka, bersama dengan beberapa rekan tenan satu divisinya. Jingga jadi rindu dengan suasana kantor dan kesibukannya. Apalagi kalau sudah mendekati tanggal muda, pastilah pekerjaan akan bertumpuk dan di tuntut atasan agar terpenuhi target produksi, demi cuan yang akan mengalir ke kantong mereka.

Bosan melihat postingan teman-temannya, Jingga men stalker sosial media milik Bara. Barangkali saja bisa menemukan sesuatu yang bisa jadi petunjuk, kegiatan suaminya di luar sana. Tetapi yang ditemukannya hanya gambar-gambar rumah dan apartemen, yang di bangun dan akan di jualnya. Ternyata lelaki yang jadi suaminya sama seperti pria-pria di luaran sana, jarang memposting kegiatan pribadinya. Berbeda dengan wanita yang selalu up date, memposting foto atau kegiatan sehari-hari mereka.

Jingga menutup sosial medianya, lalu meletakkan ponselnya di nakas. Berguling-guling di tempat tidur, dan membaui wangi tubuh Bara yang tertinggal di bantal. Ia berpindah tempat ke sebelah kanan, yang biasa suaminya tiduri. Memeluk guling serta mendekapnya, seolah sang suami berada di sisinya.

Terdengar sebuah notifikasi masuk gawainya, segera ia memeriksanya barangkali saja itu pesan dari Bara. Namun ia harus kecewa, ternyata pesan nyasar yang masuk dari nomor tak dikenal. Beberapa foto terlihat di layar ponselnya, segera ia membukanya dengan rasa penasaran yang besar. Ada foto-foto Bara tengah berada di sebuah hotel, dengan tangan memeluk pinggang seseorang. Foto-foto itu diambil dari jarak yang cukup jauh, hingga Jingga tak mengenali siapa perempuan yang di peluk suaminya. Di bawahnya terdapat caption, yang membuat hatinya panas bergejolak.

"Lihatlah, suami mu bersama selingkuhannya. Jangan percaya mulut manis seorang lelaki, di sana dia bersenang-senang sedangkan kamu menunggunya dengan setia. Malang sekali diri mu, sebagai istri yang di tinggal bisnis suaminya padahal mereka tengah bersenang-senang."

Jingga geram bukan main, siapa orang yang sedang mempermainkannya? Segera ia menghubungi nomor yang mengirimkan WhatsApp padanya, tetapi tidak diangkat malah nomornya di blokir. Tak kehabisan akal, Jingga mengirimkan foto-foto pada Bara dan menanyakan kebenarannya. Tapi sekali lagi ia harus kecewa, pesan yang di kirimnya ceklis satu berarti suaminya sedang offline.

Merasa frustasi, Jingga segera bangkit dari ranjang dan mengganti dasternya dengan jeans dan kaos berbentuk V line. Memesan taksi online dan menghubungi Hana, untuk bertemu di cafe depan kantor.

Hana sudah duduk manis di cafe dengan minuman dingin di depannya, seperti biasa gadis itu begitu ceria ketika bertemu.

"Adu...duh, pengantin baru auranya memikat banget!" serunya heboh.

Jingga reflek segera menutup mulut Hana, dan memandang sekeliling. Ia takut ada karyawan suaminya yang mendengar, padahal pernikahan mereka begitu tertutup hanya segelintir orang tau. Hana tau darimana? ia sudah menikah. Pasti ada yang membocorkan nya, tapi siapa orangnya?

"Jangan keras-keras!" serunya dengan mulut ter katup.

"Kenapa sih?" tanyanya heran. "Bukannya hari bahagia, harus semua orang tau. "

"Bukannya gitu! Tapi duduk dulu aja, gue bakal ceritain" bujuk Jingga.

"Ish, lo tuh benar-benar sahabat gue yang paling menyebalkan" ucap Hana mendelik ke arah wajah Jingga yang muram.

"Lo tau darimana gue udah nikah?" tanya Jingga penasaran. "Perasaan, gak ada yang gue undang."

"Harusnya dari lo tapi gue tanya pak Bima, kenapa keluar kerja tanpa pemberitahuan?Kata beliau lo resign, dengan alasan untuk menikah. Lagian, lo nekad juga ninggalin kerjaan bertumpuk. Mana gak ada pamit, sama temen-temen satu divisi" ujar Hana panjang lebar. "Kalo boleh tau, lo nikah sama siapa sih? Temen sekantor pastinya gak mungkin? terus sama siapa dong?" tanyanya gemas.

"Yang pasti mah, gue nikah sama cowok" jawab Jingga seenaknya.

"Ya iyalah, emangnya lo udah belok."

"Idih amit-amit deh, orangtua gue bisa bangkit dari kuburnya kalo punya kelainan kayak gitu" ucapnya bergidik ngeri.

"Cowok lo itu bukan pak Bara, kan!" tebak Hana asal.

"Banyak yang lebih baik dari bos arogan itu, lagian beliau kan udah punya kekasih. Yang semua orang tau, namanya Mela Anjani model ternama tanah air."

"Betul juga ya, lo mah gak ada tampang bisa menarik bos besar."

"Oo ya, kenapa jam segini lo belum kembali masuk kantor? harusnya istirahat sudah berakhir satu jam yang lalu."

"Lo gak tau, kalo pak Bima ikut bos Bara kunjungan kerja ke Malaysia."

"Yee...mana gue tau! Gue kan udah bukan karyawan di sana lagi" kilah Jingga. "Kalo boleh tau, dengan siapa aja mereka berangkat?" lanjutnya kepo.

"Pak Bara bersama manager dan sekretarisnya yang cetar Mbak Silvi, malah ada gosip kalo Mela juga sedang fashion show di sana. Kayaknya sih, pak bos sudah menikah dengan sepupunya itu diam-diam. Buktinya pak Bara melanjutkan kerjasama yang hampir batal demi mengikuti impian kekasihnya berkarir di negara tetangga" tutur Hana menggebu-gebu.

'Deg!' Hati Jingga panas seketika, membara laksana api yang akan membakar jiwanya. Pantas saja Bara tak mau menyebutkan negara mana, yang jadi tujuan bisnisnya ketika ia menanyakan. Ternyata... janji-janji lelaki itu penuh dengan kebohongan. Bertekad ingin menjauhi Mela, nyatanya malah semakin mendekatinya. Lalu untuk apa? Bara mengikat janji suci bersamanya, bila akan di ingkari.

"Jangan kebanyakan bengong, lo tau ayam tetangga gue mati ketabrak karena banyak melamun."

"Ish, lo tuh ya!"

"Apa?"

"Enggak jadi, lupa lagi!"

"Lo banyak dosa sama gue, makanya jadi pelupa."

"Sotoy!"

'Ugh! Tak taukah Hana? Gue ngelamun, karena pak tua itu bohong lagi' bisik hati Jingga ngenes.

...     ****...