Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima Perjodohan
Lin Sha yang pendengar perkataan penatua Lin Xiotin hanya bisa menggertakkan gigi menahan amarah, Lin Sha sama sekali tak menyangka usahanya untuk menggagalkan Lin Yan dalam mengikuti kompetisi sekte, pada akhirnya tak berhasil.
Lin Sha kemudian berkata kepada guru Lin Wang yang ada di dekatnya.
"Saat ini Lin Yan bukanlah seorang sampah seperti dahulu, melainkan seorang cultivator yang memiliki kemampuan untuk bertarung".
"Guru aku tak ingin kalah darinya saat bertemu dengannya di dalam arena pertarungan, apakah guru memiliki cara agar aku dapat mengalahkannya saat bertemu dengan nya nanti?" tanya Lin Sha.
"Aku sebenarnya tak menyangka jika Lin Yan masih bisa memiliki kemampuan setelah aku menghancurkan dantiannya, aku pastikan kau akan memenangkan pertarungan saat menghadapinya, karena aku memiliki sesuatu yang dapat membuatnya binasa di tangan mu saat pertandingan nanti," jawab guru Lin Wang.
"Apakah itu guru, dapatkah aku mengetahuinya?" tanya Lin Sha kembali.
Guru Lin Wang kemudian mengeluarkan sebuah kotak kayu, kemudian menyerahkan kotak kayu itu kepada Lin Sha sambil berkata.
"Pil ini adalah pil yang akan meningkatkan kekuatan mu berkali-kali lipat, gunakanlah di saat kau telah terdesak hebat karena dengan menelan pil ini kau akan memiliki kemampuan yang mampu mengalahkan Lin Yan, tapi ingat kau harus menggunakannya secara sembunyi-sembunyi jangan sampai ada dari petinggi sekte yang melihatmu menelan pil ini, karena jika hal itu terlihat oleh mereka maka dengan sendirinya kau akan didiskualifikasi dari dalam kompetisi," jawab guru Lin Wang.
"Aku akan mendengarkan perkataan guru dan terima kasih," ucap Lin Sha kemudian meraih kotak kayu pemberian sang guru dan menyimpannya.
Semua peserta yang akan mengikuti kompetisi telah diumumkan, dan tentu saja pertandingan itu akan dimulai esok hari.
Seluruh penonton sangat penasaran ingin menyaksikan pertarungan esok hari, karena pertarungan yang akan terjadi merupakan tontonan yang sangat menghibur, apalagi pertarungan itu akan diikuti oleh semua kalangan murid terpilih dari sekte Linyu.
Tiba tiba guru Lin Wang masuk ke dalam arena pertarungan, yang tentu saja seluruh penonton menunggu-nunggu pengumuman apa yang akan diberitahukan oleh guru Lin Wang.
Guru lain Wang yang sudah berada di dalam arena pertarungan kemudian berkata.
"Ada satu pengumuman penting yang akan ku informasikan kepada kalian semua, di mana saat ini putra mahkota negara awan telah meminang putri ketua sekte Linyu Lin Hua".
"Saat ini pangeran Xing Xiang bersama nona Lin Hua telah berada dalam perjalanan menuju sekte Linyu, dan mereka berdua akan meramaikan kompetisi esok hari," ucap guru Lin Wang.
Bisik bisik kemudian terdengar di antara para penonton, mereka semua mempertanyakan mengapa pangeran dari negeri awan bisa ikut dalam kompetisi esok hari, dan bisik-bisik dari para penonton pada akhirnya sampai ke telinga guru Lin Wang, yang membuat gitu Lin Wang kembali berkata.
"Saudara semua pasti mempertanyakan mengenai status pangeran negeri awan yang dapat mengikuti kompetisi esok hari, maka aku akan menjawabnya".
"Saat ini pinangan putra mahkota negeri awan telah diterima, dan tentu saja di masa depan akan terjadi pernikahan antara pangeran Xing Xiang dan nona Lin Hua, sedari itu status pangeran Xing Xiang telah berubah menjadi bagian dari sekte Linyu, dan tentu saja pangeran Xing Xiang dapat mengikuti kompetisi yang akan berlangsung esok hari," ucap guru Lin Wang.
Penjelasan yang disampaikan guru Lin Wang dapat diterima oleh para penonton, hingga mereka semua kembali terdiam tanpa ada yang saling berbisik satu dengan yang lainnya.
Lin Yan yang merasa tak terima dengan penjelasan guru Lin Wang, diapun kembali memasuki arena pertarungan dan berkata.
"Pertunangan itu tak akan pernah terjadi mengingat dari satu sisi tak pernah menginginkan pertunangan itu. Aku ingin bertanya kepada guru Lin Wang apakah pinangan itu telah disetujui oleh nona Lin Hua, ataukah pinangan itu hanya disetujui dari para petinggi sekte Linyu tanpa adanya pemberitahuan kepada nona Lin Hua!?".
"Kalau memang tak ada persetujuan dari nona Lin Hua mengenai pertunangan itu, bukankah hal berindikasi jika seluruh petinggi sekte Linyu telah semena-mena menindas nona Lin Hua dengan satu tujuan yang tentunya akan menguntungkan sekte Linyu," ucap Lin Yan tanpa sedikitpun rasa gentar berkata seperti itu yang didengarkan oleh semua orang.
Kembali di tribun penonton menjadi ramai setelah Lin Yan berkata seperti itu, seluruh penonton saat ini mengecap sekte Linyu sebagai sekte diktator bagi seluruh anggotanya, yang akan menindas anggota sekte selama itu menguntungkan sekte Linyu.
Mengetahui perkataan Lin Yan merupakan provokasi menjelekkan nama sekte Linyu, tentu saja membuat ketua sekte turun tangan langsung untuk menengahinya.
"Pinangan itu benar adanya dan saat ini putriku telah menyetujui pinangan tersebut, sehingga tak ada lagi yang menyatakan jika petinggi sekte Linyu selalu menindas anggotanya demi kepentingan sekte Linyu," ucap ketua sekte.
Setelah berkata seperti itu ketua sekte kemudian meninggalkan tribun utama, yang diikuti oleh seluruh petinggi sekte.
Guru Lin Wang juga telah berlalu dari hadapan Lin Yan, tampak tawa kepuasan terlihat di wajahnya, yang membuat tubuh Lin Yan bergetar menahan amarah.
Lin Yan memutuskan untuk pergi meninggalkan arena dengan rasa kesal di dalam hatinya.
Tengah malam rombongan pangeran Xing Xiang dan putri Lin Hua telah tiba, tampak ke akraban terlihat di antara keduanya.
Seluruh petinggi sekte Linyu hadir untuk menyambut kedatangan putra mahkota negara awan, dan tentu saja penyambutan itu dibuat sebagus dan sesimpel mungkin.
Dari jauh Lin Yan yang mengunakan tubuh halusnya begitu sangat cemburu melihat keakraban sang pangeran dan Lin Hua, namun Lin Yan tak bisa berkata apa-apa mengingat keakraban itu terjadi karena Lin Hua juga menginginkannya.
Lin Yan pada akhirnya kembali ke penginapan dengan perasaan yang hancur luluh, namun Lin Yan merasa jika itu merupakan takdir dan tak bisa untuk di lawannya, hingga pada akhirnya Lin Yan mengikhlaskan hatinya untuk Lin Hua bersama orang lain.
Sementara itu terjadi perdebatan antara ayah dan anak, di mana Lin Hua bersih keras tak menyetujui pertunangan itu.
"Ayah telah merawat dan mendidik mu hingga kau sebesar ini setelah ibumu tiada, dan ayah ingin meminta satu permintaan yaitu menerima pertunangan dari negara awan, karena dengan adanya pertunangan itu tak akan ada lagi sekte-sekte besar yang akan menindas sekte Lin Yu," ucap ketua sekte.
"Ayah aku telah memiliki pemuda yang ku sayangi dan kucintai, dan aku ingin ayah menghargai pilihanku itu. Selama ini aku akrab dengan Xing Xiang karena dia merupakan temanku di dalam akademi awan langit, dan bukan karena aku menaruh rasa cinta kepadanya.
Apakah dengan ayah memaksakan kehendak padaku di masa depan kehidupanku akan bahagia?" tanya Lin Hua.
"Ayah mu dahulu juga dijodohkan dengan ibumu, namun lambat laun dalam perjalanan berrumah tangga ayah bisa mencintai ibumu, dan hal yang sama pun akan terjadi padamu jika kau telah berumah tangga dan memahami pasangan mu," jawab ketua sekte.
"Ayah egois...!!, aku tetap tak ingin menerima perjodohan ini!!" pekik Lin Hua meluapkan kekesalannya.
"Plak...!!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Lin Hua, yang membuatnya harus terhempas ke lantai ruangan.
Dengan menunjuk ke arah Lin Hua, ketua sekte kemudian berkata.
"Aku hanya meminta padamu untuk menerima pertunangan ini demi sekte Linyu, dan jika kau tak menerimanya maka lebih baik ayah mati di hadapan mu," ucap ketua sekte kemudian menancapkan belati ke dadanya.
Kepanikan terlihat di wajah Lin Hua saat sang ayah benar-benar nekat menyakiti dirinya sendiri, darah segar yang mengalir di tubuh sang ayah membuat Lin Hua pada akhirnya luluh dan mengiyakan perjodohan itu.
Bersambung.