NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Kini kawannya sudah berada didepan kos adrian ia mengetuk namun tak ada jawaban, sehingga mencoba lagi dengan ketukan yang kuat.

Tok, tok, tok, hingga ia pun memanggil nama adrian.

"Adrian!." teriaknya takut jika temannya terjadi sesuatu.

"Oh iya bang ada apa?, maaf jika sudah ganggu mari masuk." ucapnya setelah membukakan pintu. Sehingga temannya pun masuk dan terlihat semua kamar adrian berantakan.

"Lo kenapa bro!." ucapnya, sambil mendekati adrian yang sedang duduk di sudut sofa sambil menundukkan kepalanya.

"Gu-gue nggak apa-apa bro." jawabnya sebenernya hatinya sedang kebaran api cemburu.

"Kalau ada apa-apa lo cerita ma gue, meskipun itu pribadi lo sendiri bagus lo ceritakan aja. Dari pada lo nanti yang tertekan batin juga pikiran." tawarnya tulus karna biarpun bukan sedarah, tapi prikemanusia'an harus ada saling membantu, Sontak adrian memeluk temannya itu.

"Bro kita ini dirantauan jadi apapun masalamu di indo ceritakan aja sama temanmu, karna jika kamu bercerita maka pikiran kamu akan sedikit tenang, asal jangan cari kawan macam jo dia orang nya yang bisa dipercaya?." sambungnya lagi, membuat adrian tersenyum namun hatinya juga sedikit tenang setelah mendengar ucapan kawannya.

"Riz maaf ya tadi aku membuat mu kaget, mungkin ini liburmu jadi karna aku kamu terganggu deh." lirih adrian pada temannya. Namun rizky justru tersenyum lalu menepuk pundak adrian.

"Nggak apa-apa lah dri, asal kamu tau ya setiap orang di rantauan itu harus memiliki teman, termasuk teman bercerita, namun kamu harus berhati-hati juga memilih lawan bicaramu, yang mau menerima cerita mu, jadi sekarang kenapa kamu? Kok sampai kamar berantakan begini?." kini rizky pun menerangkan dan kini ia pun mulai menyakan kepada adrian perihal masalah yang ia rasakan.

Kini adrian pun minum air putih dan menegaknya hingga habis, dan mulai lah bercerita soal foto juga andi di indonesia. Namun kening rizky bertautan sebab foto nya asli bukan editan.

"Emang kamu seyakin itu kalau dia berselingkuh, atau main dibelakang kamu, sedangkan andi yang kamu maksutkan itu sudah berjanji pada mu untuk dia melindunginya. Jadi apa kamu sudah menanyakan sama calon tunangan mu." jelas rizky yang membuat adrian mengangguk yakin.

"Apa yang membuatmu seyakin itu?" tanyanya.

"Aku sempat dengar, saat itu jika andi bilang banyak lelaki yang mengejar ulfa termasuk dirinya sendiri?." terang adrian yang menceritakan soal pas dirinya bertemu ulfa juga andi di sebuah taman rumasakit.

Kini rizy mencoba membantu perihal nomor yang di buat ngirim foto itu keponsel adrian.

"Oke baik kalau gitu baik kamu berangkat kerja karna hampir jam 8 ini, soal nomor itu nanti kirim ke sku aja aku ada kenalan yang bisa lacak tu nomor." kata rizky yang mengingatkan adrian akan pekerjaan nya.

"Oh iyasudah, aku mau mandi lalau berangkat kerja?." jawab adrian lalu rizky pun pamitan.

Adrian kini menyempatkan membuka whatsap nya, namun saat membaca notif dari kekasihnya ia pun tak membalasnya hingga mengabaikan nya.

***

Berbeda di sebrang pulau yang kini sejak tadi menunggu balasan dari kekasihnya. Ia pun mencoba menelpon namun tak diangkat nya, sebenernya ulfa ingin menjelaskan andi itu siapanya malah ia dibikin adrian tersiksa dengan keadaan ia tak menggubrisnya.

"Hiks hiks, drian kamu kemana sih." ulfa pun mendadak dadanya sesak dan menangis di dalam kamar, sungguh tak tau lagi apa yang harus ia lakukan.

Dret, dret, dret,

Setelah pagi-pagi ulfa menangis kini ia menoleh kearah poselnya dengan cepat, dirinya kira adrian ternyata andi.

"Halo mas." jawabnya setelah memencet tombol hijau, namun terdengar parau.

"Gimana ke ada'an nya maaf mas sekarang ngga bisa jenguk kamu, soalnya mas diminta mamah ke jogja untuk acara dinas disana?." ujarnya.

"Aku baik kok mas, iya nggak apa-apa santai aja." jawabnya sesekali menahan air matanya dan menormalkan suaranya, namun seorang andi tidak bisa di bohongi.

"Kamu sedang nangis dek?." tanyanya cemas.

"Enggak kok mas, yasudah cepatlah kejogja mas, hati-hati ya nanti sampe sana kabarin aku, atau bunda ya, salam buat mamah." dustanya kini ulfa pun mengalihkan pembicara'annya.

"Mmmh.. Iya salam juga buat bunda, nanti sampaikan aja ya permintaan maaf dari mas belum sempat pamitan, Assalamu'alaikum." jawabnya.

"He-em Wa'allaikumsalam." akhirnya panggilan itu pun tertutup.

.

.

Kini setelah beberapa bulan adrian tidak menghubungi ulfa, hingga ulfa berulang kali sakit karna kekurangan asupan makan. Hingga shely datang pun merasakan iba pada calon adik iparnya sekaligus sahabatnya, namun berbagai cara sudah dilakukan hanya saja ulfa lemas, dan tidak berselera makan, setiap shely datang ia hanya makan dengan sedikit.

"Ulfa aku tau kamu sedih karna adrian, tapi aku minta kamu jangan kek gini dong?." namun nasehat shely tak didengarnya hanya saja sempat ulfa meliriknya dengan tatapan sayup.

(Hening.. )

"Ulfa mau sampai kapan sih kamu kek gini, aku yakin kok masalah yang ada pasti akan bisa teratasi, aku yakin adrian tak akan mau jika kamu terus begini, tolong lah isi perutmu kalau nggak dikiiiiit!? Aja, ya dikit." ucapnya sekali lagi, kali ini ulfa tak membantah hingga dikit demi sedikit ia mau makan.

"Nah gitu dong, lagian adrian pulang hanya tinggal bulan depan aja kok." perkataan shely pun mampu membuat ulfa tersenyum, meskipun hatinya berkata.

'Apakah ia akan memaafkanku? Atau dia juga mau menerimaku lagi? Apa dia marah sama aku? Apa dia mau mendengarkan apa yang ingin aku sampaikan? Tapi jika tidak aku coba kapan akan selesai permasalahan nya.' itulah saat ini yang ada dibenak ulfa sesungguh nya.

Hingga malam sudah tiba, kini shely berpamitan, karna malam susah larut, namun shely tak pulang sendiri ia ada bersama pak malik.

"fa aku pamit ya? Kita sambung lagi besok okey." ujarnya dengan mencubit pelan ulfa denhan gemas pada sahabat.

"Iya makasih udah sempetin kesini.?" ucapnya namun sesekali mengusap air matanya.

Beberapa hari kemudian kini ulfa sudah membaik, seperti biasanya beraktifitas seperti dulu, ya meskipun hatinya hampa tanpa adanya telepon dari adrian kekasihnya, biasanya setiap hari telepon vidio, walau hanya sehari 2x atau 4 x, pasti itu sudah membuat ulfa lega rasanya, tapi berbeda dengan sekarang yang sering kali bolak-balik cek ponsel tak ada telepon masuk sama sekali, hingga membuat nya menitihkan air matanya.

Namun ia tak boleh lemah dihadapan semua orang, termasuk bunda juga bapak nya.

Saat ulfa sedang membereskan baju-baju dan merapikan seluruh kamar, kini dirinya terduduk memandangi foto kenangan nya saat adrian mencubit pipinya, sungguh kenangan yang tak terlupakan sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah.

"Ulfa?." bu sharoh yang melihat anaknya semakin terpuruk kini mencoba mendekatinya. Ulfa pun kini menoleh ke sumber suara.

"Iya bun." lirihnya sambil menyeka sisa air matanya.

"Bunda tau nak, sangat berat bagimu untuk mengalami hal semalam hingga menyebabkan kamu trauma." ujarnya namun lagi-lagi ulfa menoleh hingga menggeleng sambil memeluk bingkai fotonya sama adrian. Bu sharoh pun tidak tau apa maksut anaknya menggelengkan kepala nya.

"Jadi, kalau bukan masalah malam itu apa nak? Lalu kamu menangis karna apa nak?." katanya sembari mengelus puncak kepala ulfa yang tertutup hijab.

"Ulfa menangis karna ada yang mau menghancurkan hubunganku dengan adrian bun?." bu sharoh pun terkejut. Sehingga ulfa menjeda kalimatnya.

"Jadi ada yang sengaja memotret ku saat mas andi mencoba menenangkanku bun, dan ini sebabnya adrian menjadi salah faham, dan maaf bun selama ini ulfa menjalin hubungan dengan adrian kami salling mencintai bun dan adrian pun sama." paparnya, kini ulfa sudah tidak ada lagi menyembunyikan statusnya dengan adrian.

Ya dulu keluarga adrian juga keluarga sharoh sudah sepakat tidak mengizinkan anak-anaknya berpacaran sebelum memiliki pernghasilan sendiri, dan saat bu sharoh mendengarkan cerita anaknya bahwa adrian dan ulfa sudah berhubungan kini terkejut.

"Sejak kapan kamu pacaran sama adrian." tanyanya mengintrogasi anaknya, namun dengan perlakuan lembut.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!