NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah

Suasana malam dengan gemercik air hujan membasahi lantai balkon kamar Assandi.

Laki-laki itu belum beranjak tidur. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.

Assandi memandangi air hujan yang mengguyur lantai balkonnya.

Sekarang dia sudah kembali ke rumah orang tuanya. Sebab Airin sudah tidak ada di rumah kakeknya.

Entah kenapa hatinya merasa sepi jika tidak melihat wajah cantik Airin sehari saja.

"Kenapa rasanya ada yang berbeda ya." Gumamnya.

Dia merasa hari-hari ini tidak seperti hari sebelumnya. Dimana dia selalu diikuti istrinya itu kemanapun dia pergi.

Jika dia sudah bersama Rosy, Airin baru berhenti mengikutinya. Dia bisa melihat wajah sedih Airin jika dirinya pergi bersama Rosy.

Assandi meraih ponselnya, dia membuka nomor telepon Airin yang pernah dia hubungi hingga puluhan kali.

"Dia sedang apa ya disana?"

Jemari Assandi rasanya gatal ingin memencet nomor itu. Tetapi hatinya masih gengsi untuk melakukannya.

"Hissshh, aku apa-apaan sih. Kenapa juga memikirkannya."

Tok...

Tok...

Tok...

Pintu kamarnya terketuk, Assandi berjalan untuk membukakannya.

Dia melihat wajah ibunya yang tersenyum dengan mata merah.

"Mama boleh masuk?"

Assandi merasa heran, karena ibunya ini tidak seperti biasanya keluar tengah malam.

"Iya ma, silahkan."

"Kamu kok belum tidur?"

Assandi menggeleng pelan, "Belum ma, masih belum ngantuk."

"Besok ujian sekolah kamu belum bisa tidur?"

"Tenang saja ma, aku tetap bisa kerjakan kok."

"Ya, kamu harus segera lulus dengan nilai tertinggi. Agar kakek bangga denganmu."

Assandi menghela napas lelah, ibunya ini selalu membahas masalah perhatian kakeknya.

Apalagi dia sangat kesal jika kedua orang tuanya terus membahas masalah ahli waris kekayaan kakeknya.

Bukannya dia tidak mau mendapatkan warisan itu. Tetapi dirinya juga ingin mendapat kebebasan agar bisa hidup dengan tenang tanpa tekanan dari kedua orang tuanya.

"Hahh, mama sangat senang perempuan itu sudah pergi jauh dari keluarga kita."

Assandi menoleh menatap ibunya, "Maksud mama perempuan siapa?"

"Ya siapa lagi kalau bukan Airin."

Hati Assandi rasanya sakit mendengar ibunya berkata seperti itu.

"Ma, kenapa sih mama sama yang lainnya selalu bicara tentang Airin seperti itu."

"Kenapa memangnya? Kamu juga suka kan kalau perempuan murahan itu pergi dari rumah kita dan rumah kakek."

Assandi menghela napas kesal, "Ma, Airin itu perempuan baik. Dia tidak murahan seperti yang mama bilang tadi."

"Assandi..." Rosalina menatap lekat wajah putranya.

"Mama sama papa dan juga Dania, selalu memperlakukan Airin seperti pembantu di rumah ini."

"Assandi!! Kenapa kamu tiba-tiba membela perempuan itu."

"Aku membela karena aku sadar ma, Airin adalah perempuan yang baik."

Rosalina menggeleng, "Jangan-jangan kamu sudah diguna-guna dengan perempuan itu ya."

"Ma, apaan sih. Aku bicara seperti ini sadar tidak ada yang mempengaruhiku!"

"Kok kamu jadi marah dengan mama, kamu sendiri pertama kali bertemu dengan Airin juga kelihatan tidak suka. Sampai pernah menyakiti dia, kenapa sekarang kamu bicara seperti membela perempuan itu."

"Iya, aku memang salah ma. Makanya aku sadar jika sebenarnya Airin adalah perempuan yang baik. Bahkan dia sangat perhatian disaat aku sakit waktu di rumah kakek."

"Memang sudah seharusnya itu tugas dia sebagai istri."

"Maka dari itu ma, aku melakukan sentuhan lebih dengannya." Ujar Assandi membuang muka.

Rosalina melotot tidak percaya dengan apa yang dikatakan putranya.

"Tunggu, tunggu.."

"Coba kamu ulangi lagi." Sambung Rosalina.

Assandi menghela napas lagi, "Aissshh, sudahlah ma. Aku mau tidur, sekarang mama kembali ke kamar."

"Eh, mama belum selesai berbicara denganmu."

Assandi menarik pelan ibunya untuk keluar kamar. Rosalina menolak keluar kamar sebelum dia mendapat jawaban yang jelas dari Assandi.

Ceklekk...

Assandi mengunci pintunya rapat-rapat agar ibunya tidak mengganggunya lagi.

"Assandi, mama cuma mau kamu ulangi lagi perkataanmu itu!!" Teriak Rosalina dari balik pintu.

Assandi hanya diam tidak menjawab teriakan ibunya. Dia sudah berbaring di tempat tidurnya.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assandi, buka pintunya dulu. Mama mau mendengar penjelasanmu, apa tadi maksud kamu menyentuhnya lebih????"

"Maksudnya kalian sudah melakukan hubungan badan!!!! Assandi!!! Mama tidak mau sampai perempuan itu hamil ya!!! Mama tidak mau kamu punya anak dari dia!!! Titikkkkk!!!" Sambung Rosalina lebih keras.

Assandi menutup telinganya dengan bantal. Karena suara ibunya itu bisa tembus masuk ke dalam kamarnya.

"Hissshh, siapa juga yang akan hamil. Orang aku belum sampai menggaulinya."

"Masa cuma ciuman bisa sampai hamil." Lanjutnya bergumam.

Kemudian dia memejamkan matanya karena lelah mendengar ocehan dari ibunya.

Drrrttt...

Drrrrttt...

Ddrrrtttt...

Ponselnya bergetar membuat Assandi tidak jadi melanjutkan tidurnya.

Dia membuka notifikasi media sosial dari salah satu temannya.

Assandi terkejut setelah melihat foto yang baru saja di upload temannya itu ada Rosy dibelakangnya yang tengah bercumbu mesra dengan Mario.

Kakak tingkatnya yang juga satu grub basket dengan dirinya.

Tangan Assandi mengepal kuat menatap mereka yang sangat menikmati cumbuan mesra itu.

"Arrrggghh, sialan. Berani-beraninya dia menyentuh Rosyku." Gumam Assandi.

Dia memencet nomor telepon milik Rosy. Tetapi perempuan itu sama sekali tidak menjawab panggilan dari Assandi.

Kini amarah Assandi sudah memuncak, dia melihat lagi jam yang ada di postingan tersebut.

Assandi menghubungi temannya yang membuat postingan itu.

Tut...

Tut...

Tut...

"Halo Will, kamu sekarang ada dimana?" Tanya Assandi tidak sabaran.

William temannya satu ekstra basket itu kebingungan. Karena dia heran Assandi menghubunginya di tengah malam seperti ini.

"Aku ada di Cafe Cempaka." Ucap William.

"Oke, tunggu disitu aku akan segera kesana."

Assandi menutup teleponnya sepihak. Dia meraih kunci motornya dan jaket untuk keluar menemui Rosy.

Rosalina yang masih belum tidur melihat Assandi dari sofa. Dia menatap jam di dinding.

"Mau kemana kamu!!" Panggilnya.

Assandi menoleh terkejut melihat ibunya yang sudah berdiri di depan sofa.

"Mama, mengejutkan aja."

"Kamu mau kemana?"

"Mau keluar sebentar ma."

"Ini sudah jam berapa Sandi!!" Tunjuk Rosalina pada jam dinding.

Assandi mendengus kesal, "Ma, aku bukan anak kecil lagi. Jadi tolong jangan halangi aku terus."

Assandi berlari keluar rumah, dia sudah mengendarai motornya dengan laju.

Rosalina menggeram melihat putranya yang keluyuran di tengah malam.

"Ada apa sih ma, malam-malam kok suka bikin ribut." Ucap Fandi yang baru saja turun dari tangga.

Rosalina menatap suaminya kesal, "Anak kamu itu susah banget dikasih tau. Selalu membantah terus, hiks."

Rosalina menangis memasuki kamar tidurnya. Fandi menggeleng bingung melihat tingkah istrinya yang seperti anak kecil. Dia menyusul istrinya itu masuk ke dalam kamar.

Sedangkan Assandi sudah tiba di cafe yang dibicarakan William.

Dia melirik sekelilingnya untuk mencari keberadaan Rosy dan Mario.

Setelah beberapa menit, matanya menangkap dua sosok itu yang duduk di paling pojok.

Assandi bisa melihat tubuh Rosy sedang duduk di atas pangkuan Mario. Dengan tangan laki-laki itu menyusup ke dalam baju Rosy.

Perempuan itu malah tersenyum bahagia menikmati setiap sentuhan dari Mario.

Assandi mengepal kuat berjalan menuju ke arah mereka. Dengan sekali hentakan...

Bugghhh...

Bughhh...

Bugghhh...

Dia sudah memukuli wajah Mario dengan brutal. Menyebabkan wajah laki-laki itu babak belur penuh luka.

Semua pengunjung cafe panik berhamburan keluar melihat pertikaian dua orang laki-laki.

William yang baru saja keluar dari toilet kebingungan melihat semua orang berlarian keluar.

"Eh, tunggu. Kenapa semua orang keluar?" Tanyanya pada salah satu pengunjung cafe.

"Ada orang berantem, serem banget."

"Hah, orang berantem?"

"Iya, kamu lihat sendiri aja sana."

Pengunjung perempuan itu kembali berlari keluar cafe.

William berjalan ke arah kerumunan di bangku pojok. Dia menyibak semua orang agar memberikan dia jalan.

Saat sudah terlihat, William terkejut dengan perkelahian antara Assandi dan Mario.

William langsung menarik tubuh Assandi agar tidak semakin parah memukuli wajah Mario.

"San, Sandi!!! Sudah cukup!!! Kamu bisa membuatnya mati!!" Teriak William.

Assandi meronta, "Lepaskan aku Will!! Aku ingin memberi dia pelajaran!!!"

"Stopp!!!" Teriak Rosy.

Membuat semua orang yang ada disana menatapnya. Begitu juga Assandi dan William.

"Stoppp San!!! Jangan pukuli Mario lagi!!! Hiks, hiks."

Rosy berjongkok membantu Mario untuk bangun. Assandi melotot melihat perempuan yang dicintainya malah mendekat ke arah laki-laki lain.

"Kamu!!" Tunjuk Assandi ke arah Rosy.

"Kenapa??? Kamu mau pukul aku juga??? Ayo sekalian saja!!!" Teriak Rosy.

Assandi mengepal kuat, "Rosy!!!"

"Apa San!!! Aku sudah muak denganmu San!!"

"Apa maksudmu Ros??"

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi!! Apalagi setelah kamu menikahi Airin, rasa cintaku sudah hilang, hiks, hiks."Isak Rosy.

Assandi mengusap wajahnya gusar, "Apa maksud ucapanmu?? Aku tidak percaya itu. Sekarang ayo pulang!!"

Assandi menarik tangan Rosy dengan kasar. Namun perempuan itu menghempaskan tangan Assandi dengan kasar.

"ROSY!!!" Bentak Assandi.

"Maafkan aku San, aku tidak bisa pergi denganmu."

Rosy merangkul tubuh Mario yang meringis karena rasa sakit diwajahnya. Dia membantu laki-laki itu berjalan keluar cafe.

Assandi ingin mengejarnya tetapi tangannya di tahan oleh William.

"Jangan San, biarkan dia pergi."

"Tapi dia sudah membawa perempuan yang aku cintai dari kecil Will!!"

"Aku paham, tapi kamu mau bagaimana lagi? Dia sudah tidak mencintaimu."

Assandi terduduk lelah, "Tidak menyangka aku, jika dia akan berbicara seperti itu."

"San, lagian kamu sudah punya Airin. Kenapa sih masih mengejar Rosy?"

"Aku tidak mencintai dia."

"Bohong."

Assandi menatap tajam William, "Apa maksudmu!!"

"Kamu bohong San, aku bisa lihat kamu sekarang mulai mencintai perempuan itu."

Assandi menunduk kesal, dia mengacak-acak rambutnya.

"Hah, sudahlah. Nggak usah bahas yang nggak penting." Ucap Assandi yang kemudian berlalu meninggalkan William.

Temannya itu menatap kesal, karena sebenarnya dia tahu jika Assandi sudah memupuk rasa cintanya kepada Airin.

Tetapi laki-laki itu sangat gengsi untuk mengutarakannya. Apalagi dia dibodohi dengan cinta palsu Rosy selama bertahun-tahun.

"Suatu saat kamu akan menyadari semuanya San." Ucap William pelan.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!