Cinta yang diharapkan membawa kebahagiaan.yang didambakan menyatukan perbedaan.
Justru mendorongnya ke dalam jurang penyesalan,Penyesalan yang tiada arti.
Mengakibatkan karma Untuk keturunannya.
Masih teringat dalam ingatan,sewaktu dia mengucapkan janji,Takkan pernah menyakiti,
takkan melukai.Namun, janji hanyalah janji,tanpa pernah ada niatan untuk dibuktikan
Hari-hari yang pernah dilewati penuh tawa.nyatanya, hanya sebuah topeng palsu untuk menutupi kebusukan hati
Namun saat ia tau,wajah asli pria yang sangat dicintainya.Semuanya telah terlambat. Hidupnya hancur,keluarganya berantakan,rumahnya lenyap, orang yang dikasihi nya pun tiada,Orang-orang yang disayanginya terluka,semuanya hancur di hari yang sama, hari awal mula karma yang menyakiti Anak-anak nya. Hari dimana jeritan pilu sang kaka, hari paling buruk didalam hidup nya.Dan bahkan pria itu masih tak berniat melepaskan dirinya.Keserakahan dihati pria itu melukai wanita yang benar-benar tulus mencinta nya dalam dua kehidupan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Deva?? Siapa lagi itu
Selamat membaca.....
Sorenya Levinard Abigail Ivandery, baru saja membuka pintu salah satu kamar inap di rumah sakit ternama, terbaik di kotanya. Ia tersenyum melihat adiknya duduk menatap keluar jendela. , disana terdapat taman rumah sakit yang tidak terlalu ramai,sambil senyum senyum sendiri. sepertinya gadis itu tengah melamun memikirkan seseorang, yang ia yakini si pemberi bunga ,bunga yang saat ini tengah dipegangnya.
"Senyum senyum sendiri,mikirin apa??"
Raviola menoleh seketika dengan wajah terkejut " kakak datang.!!" Dirinya tersenyum lebar saat mengetahui bahwa kakaknya lah yang datang, pria itu menutup pintu, lalu berjalan masuk.
"Bagaimana keadaanmu. ??
" Aku baik-baik saja.!! " ia menatap kakanya yang kini duduk di kursi samping brangkars "Kenapa baru datang.!! "
"Kaka baru pulang dari kantor, dee.!! " Levi menatap adiknya ".Dari siapa bunga itu.??"
Raviola diam, kakanya menanyakan asal bunga ini. Ia bingung, harus menjawab apa. Sedangkan ia sendiri tidak tahu siapa si pengirim bunga yang menebar aroma mewangi ini, sungguh. Lalu kenapa ia menerimanya?? Ia sendiri tidak tahu.! Aneh memang
Seakan mengerti diamnya adik kesayangan nya itu, pria beriris coklat itu kembali berucap. "
Aku mengerti !! " ia tersenyum. "Dari pria yang kamu telpon pagi tadi bukan.!!
Raviola terkejut,dari mana kakanya tahu ia telponan pagi tadi.?? Apakah dari ka As.??
" Jangan terkejut begitu, kaka tahu dari As.!!
Tuh kan benar..!!
"Raviola.!!
" Ya.? "
"Jangan dekat dengan orang yang tidak baik.! Entah pria atau wanita sekalipun,kaka tidak ingin kamu mendapat masalah dikemudian hari.! Kamu mengerti kan kecemasan kakakmu ini, dek? .??"
Raviola mengangguk. " aku mengerti maksud kaka.! Tapi. Sepertinya kaka sudah salah paham.!! Bunga ini,Akupun tidak tahu siapa pengirimnya.!! Aku suka bunganya karena wangi, tidak lebih.!!
"Baiklah.!!. " Levi tersenyum, ia mengelus kepala adiknya. "Sudah makan.?? "
"Sudah siang tadi.!!"
" loh ko siang.??"
"Ya lah Rara belum datang.! Makanan di sini engga enak.!!"
" kamu ini. "Levi menarik pipi adiknya gemas
" ih kaka sakit. " Raviola menepis tangan kakanya di pipinya dengan pelan
Levi tersenyum, "kaka akan telpon Rara dulu.!! "
"Ya.!! " Raviola berucap seadanya, ia kembali menatap keluar jendela.
Bayangan seorang anak kecil laki laki terdiam di dekat taman rumah sakit yang sepi. Menatap dirinya dengan air mata yang mengalir deras. Anak berumur lima tahun itu berambut putih Susu, dari bibirnya terucap kalimat "kembalilah mommy.!! " walau dari jarak yang cukup jauh dari tempatnya, ia mendengar suara anak itu dengan jelas, sangat jelas sekali. Setelah mengucapkan hal itu, anak kecil tadi berlari menjauh
"Deva..!!!
Teriakan Raviola membuat Levi terkejut. Dia segera berlari mendekati adiknya " Ada apa sayang.?? Apa yang kamu lihat. ?? Siapa itu Deva.??. "
Saking paniknya ia malah melontarkan pertanyaan, namun Raviola tidak menjawab,ia malah menangis. "Raviola, hei dee, jawablah!! Ada apa. ??"pria itu menyentuh pipi adiknya. Dirinya benar benar panik.
Melihat airmata adiknya mengalir deras dan terus memanggil manggil nama Deva, membuatnya memanggil dokter.
********
Lima hari berlalu......
Sore itu, Raviola baru diizinkan untuk pulang, namun semenjak lima hari lalu gadis cantik itu lebih banyak melamun, lebih banyak diam. Seperti sekarang ini, diperjalanan pulang ke rumah, sejak keluar dari rumah sakit.
Gadis itu duduk bersandar, pandangannya terus menatap keluar jendela, disampingnya. Dimana pohon pohon besar berdiri kokoh, disepanjang jalan. Tanpa bicara sepatah katapun, dan ditanya pun dia hanya menjawab seadanya. Levi yakin benar., bahwa adiknya saat ini tengah melamun. Memikirkan seorang anak kecil berambut putih yang dilihatnya tempo hari.
Dan meski dokter bilang bahwa itu mungkin hanya halusinasinya saja, karena saat itu tidak ada pasien atau pun keluarga pasien rumah sakit yang memiliki anak berambut putih.Walaupun begitu ia tetap mempercayai perkataan Raviola, karena adiknya tidak mungkin berbohong.Meski nyatanya ia tidak melihat seperti apa Deva ini.Tapi sepertinya sosok anak itu membekas dihatinya.ia jadi penasaran siapa Deva dan apa hubungannya dengan Raviola.Levi menghela napas. Melihat adiknya seperti ini membuatnya sangat khawatir.
Tak lama kemudian,. Mobil Porsche Carrera bewarna biru keluaran terbaru.pria itu baru membelinya beberapa hari lalu, karena mobilnya yang dipakai menjemput Raviola tempo hari.,sudah di lelang,karena ia tidak ingin Raviola mengingat tentang penculikan tempo hari.mobil yang dikendarai Levi kini masuk melewati gerbang besar nan kokoh , melewati jalan kecil mulus dengan pilar lampu lampion di sisi jalan.
Di sisi kanan, sebuah taman bunga yang dipenuhi aneka warna dan jenis bunga, ditengahnya, gazebo berdiri kokoh, di depan air mancur.
Lalu d sisi kiri, ada rumah kaca, d samping ayunan besi putih , ayunan itu sudah ada sejak Raviola kecil, dan jauh d sana diujung jalan kecil ini,, sebuah rumah besar bertingkat
Mobil berhenti tepat didepan undakan dipayungi atap yang disangga pilar-pilar tinggi berukir.Raviola keluar dari mobil dengan anggun setelah pintunya dibukakan oleh salah satu bodyguard kakanya "Thanks you!!
Raviola berjalan memasuki rumah digandeng kakanya, beberapa bodyguard didepan Pintu menunduk Hormat, ketika keduanya melewati nya,semua pelayan berbaris rapi dari depan pintu yang terbuka hingga ke ujung tangga , dimana seorang pria berjas hitam baru saja menuruni tangga, menatapnya penuh kasih. Itu ayahnya,ayahnya yang sudah beberapa hari tidak ke rumah sakit karena harus ke luar kota, air matanya yang sejak tadi ditahannya kini mulai jatuh menetes membasahi pipinya," papa.!!"
Gadis itu melangkah mendekat meninggalkan Levi didepan pintu.
" Selamat datang kembali, nona.!! " itulah yang para pelayan ucapkan dengan serempak. Namun Rara tidak disana karena dia juga baru kembali Bersama Raviola dari rumah sakit, dalam mobil yang berbeda. Saat dirinya la melangkah melewati mereka
"Bagaimana keadaanmu.??. " Dia berucap saat Raviola berdiri dihadapannya
"Papa.!! " bukannya menjawab Raviola justru berhambur pada pelukan ayahnya, ia menangis.
"Ada apa dengan dirimu.??" Pria itu mengelus rambut putrinya, tak lama Raviola melepas pelukannya.
"Ada apa.?? Kenapa menangis.??"
Pertanyaan ayahnya dijawab gelengan kepala. Dia menghapus air mata di pipi nya " Aku tidak apa apa.!! Hanya sedikit lelah saja.!!
"Sungguh.??"
Raviola mengangguk
" Kalau begitu istirahat lah.!!"
"Baiklah.!!"
Raviola berucap di iringi senyum tipis, setelah nya Gadis itu berjalan menaiki tangga, sambil membawa serta buket bunga yang menebar aroma wangi.bunga yang lima hari lalu di dapati tergeletak begitu saja didepan pintu kamar inap Raviola. Bunga yang tidak layu sejak lima hari itu. Disusul rara yang membawa tas berisi baju ganti gadis itu saat di rumah sakit, dia tadi pulang bersama dengan Astevan. Dibelakang mobil Porsche Carrera milik levi.
Ayah Raviola yang bernama mahendra carya Ivandery menatap punggung putrinya yang berbelok menuju kamarnya d lantai atas " Kenapa dengan adikmu itu.??"
Levi yang baru mendekati ayahnya, menggeleng, "aku juga bingung.!"
" lalu bunga dari siapa pula yang dibawa adikmu itu.??". Ia yang baru menyadari bunga yang di bawa putrinya, bunga yang indah yang menebar aroma mewangi.Sepertinya ia pernah melihat bunga itu, tapi ia lupa dimana pernah melihatnya.
"Aku tidak tau pah,, menurut Rara, ada yang sengaja meninggalkan bunga itu didepan ruang inap Raviola... "
bersambung.........
See you
Izin yaa