Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
013 SIAPA YANG SEBENARNYA DI SERGAP
Chapter 013. SIAPA YANG SEBENARNYA DI SERGAP.
\=
Dua mobil hitam mengepot dengan tajam dan berhenti seketika, begitu juga Riko dan Dion mereka menginjak pedal rem depan cepat, karena berat mobil yang ekstrim rem itu bekerja maksimal sehingga langsung berhenti seketika.
Dua mobil sedan hitam lainya langsung berhenti di belakang untuk memblokir agar mereka tidak kabur.
16 orang berbadan kekar berbaju kaus lengan pendek keluar dengan cepat dari empat mobil sedan hitam itu, mereka keluar membawa berbagai senjata ada yang membawa belati kecil ada yang membawa pipa baja ada juga yang membawa tongkat besi berlapis karet, sejenis senjata keamanan.
"Keluar kalian! Apa perlu kami yang menyeret keluar?" ucap orang yang di depan.
Sedangkan yang di belakang mengepung tempat itu, takut ada orang yang kabur dari pintu samping lainnya.
Setelah di teriaki seperti itu! Akhirnya Riko keluar pertama dengan wajah bengis dia terlihat tenang.
Lalu di susul oleh Dion dan yang lainnya! Keempat orang itu saling memandang lalu mereka tersenyum miring.
Karena rencana mereka berhasil, meskipun belum semua penguntit datang menghampiri! Namun dengan 16 orang ini membuat Riko cukup puas.
"Cukup aku saja yang maju." ucap Riko.
"Tidak, enak saja! Apa selalu kamu yang bersenang-senang?" ucap Alda langsung menyela ucapan Riko.
Riko ingin kembali bergerak sendirian, seperti saat orang-orang kelompok kapak merah beraksi di lobi Hotel Mercure.
Namun sekarang Alda tidak setuju, begitu juga Dion dia juga menyela.
"Jangan maunya menang sendiri! Kita di sini juga ingin berlatih seperti di gunung, sudah 3 bosan aku memukul Arda terus." ucap Dion.
Alda yang ada di sampingnya hanya bisa melirik tidak senang, meskipun memang benar! Namun itu karena Alda ingin Dion mengenai dirinya agar tubuhnya lebih tahan akan serangan.
Jika saja dia tidak ingin di hajar oleh Dion, dia juga bisa menghindari dengan mudah. Karena kekuatan dan kelincahan Alda di atas semuanya.
Meskipun tubuh Alda lebihi kecil dan ramping namun kekuatan tempurnya di atas mereka semua, sehingga jika latih tanding Alda di keroyok oleh delapan orang sekaligus sesekali.
Meskipun Arda adalah adik paling bungsu, namun kemajuan kekuatan dia lebih dari yang di bayangkan.
"Terserah kalian saja! Intinya aku yang akan paling banyak menjatuhkan orang." jawab Riko kesal.
16 orang lainnya yang menyergap hanya saling pandang, mereka tidak tahu setelah turun bukanya mereka takut malah ribut siapa yang akan maju untuk melawan.
"Ha-ha-ha...! Orang yang akan mati memang beragam, mereka lebih sering berkhayal tentang apa yang belum di capai! Sepertinya kalian berkhayal ingin menjatuhkan kami semua?" ucap pemimpin kelompok itu.
"Kita lihat saja siapa yang akan mati!" ujar Riko sambil menatap tajam pada pemimpin itu.
Riko sudah mengincar pemimpin itu, dia berpikir harus orang itu yang mati pertama sedangkan yang lain belakangan.
"Kurang ajar, serang semuanya!" pemimpin kelompok itu langsung memberikan perintah.
Woooss..!
Memang gerakan mereka tidak lagi amatir, dalam berlari dan gerakan memukul mereka juga merupakan seorang yang sudah berlatih dalam pertarungan.
Sehingga pukulan mereka terlihat ganas dan liar, tidak seperti saat melawan kelompok kapak merah mereka hanya geng kecil yang hanya berani menggertak dengan nama besar.
Sedangkan mereka berbeda, mereka seperti di didik untuk pertempuran berat.
Plak..!
Krek..
Pukulan, milik Riko dan pemimpin itu beradu! Suara tulang berbenturan sangat nyaring, lalu terdengar bunyi tulang yang bergeser dari persediaannya.
"Heeess..!" pemimpin itu langsung meringis menahan sakit.
Dia sangat terkejut, karena pukulan Riko sangat kuat dan keras hingga bisa membuat tulang tangannya bergeser dan retak.
Ini sangat menyakitkan.
Buuk..Bukk..!
Riko langsung memajukan lututnya untuk menendang perut musuh, lalu di susul tendangan kuat hingga pemimpin itu terpental.
Sedangkan di sisi lain, Alda langsung membuat tiga orang terkapar tidak sadarkan diri, dia sekarang memegang pipa baja yang di dapat dari hasil merebut milik lawannya.
Tidak jauh dari Alda Dion malah lebih parah, dia sudah membunuh salah satu dari mereka setelah mematahkan tangan musuh dan merebut belati lawannya lalu dia gunakan untuk menggorok leher lawan hingga mati.
Tama sudah menjatuhkan dua orang, dia menengok mana lagi orang yang akan dia hajar hingga menjerit kesakitan.
Setelah dia menengok untuk mencari, ada orang yang terbang ke arah dirinya orang itu sudah tidak sadarkan diri karena di tendang di bagian kepala oleh Alda dan itu orang ke empat korban dari keganasan Alda.
Pemimpin itu sadar dari rasa sakitnya, namun setelah melihat anak buahnya, sudah banyak yang terkapar lebih dari setengahnya.
Dia sangat terkejut, di awal dia sangat sombong sehingga tidak memegang senjata! Alhasil dia beradu pukul dengan Riko karena Riko yang menghampiri dirinya.
Namun dia langsung kalah dalam beberapa gerakan saja, hingga tulang di jari-jari kepalanya seperti patah.
Sisa lainnya yang melihat kebrutalan lawannya langsung mundur, mereka juga terkejut karena tinggal sisa orang yang berada di belakang yang masih berdiri sedangkan yang berbeda di depan kini terkapar di jalanan.
"Lihat Riko, kamu bahkan tidak menjatuhkan orang satupun!" Tama berucap.
Mendengar ucapan Tama dia sangat geram hanya bisa mendengus.
Ucapan taman benar, karena pemimpin mereka masih bisa bangun lagi sehingga Riko tidak menjatuhkan satu orangpun.
"Yang menang Doni, dia langsung membunuh lawannya!" jawab Alda.
"Sial, tidak perlu di bahas!" Riko geram sehingga langsung berbicara.
"Baiklah..!" jawab Tama.
"Happp..!" bentak Riko lalu menyerang pemimpin kelompok itu lagi.
Tinju besar dari Riko tidak lagi berani di hadang setelah kepalan tangannya sangat sakit.
Dia hanya bisa menghindari, lalu berusaha untuk merobohkan Riko! Namun setelah pukulannya di hindari lawan Riko makin mempercepat gerakan pukulan dan tendangannya.
Sampai akhirnya, dia berhasil mendaratkan pukulan tangan kirinya di muka lawan.
Kraakkk..!
Rahang pemimpin itu langsung bengkok akibat terkena pukulan keras Riko, darah segar langsung mengalir dari mulut pemilik kelompok lalu akhirnya jatuh karena tidak sadarkan diri.
Sedangkan Dion dan yang lainnya berlari kebelakang karena mereka semua sudah ketakutan dengan keganasan mereka, akhirnya mereka di lumpuhkan dengan mudah oleh ketiganya.
Yang awalnya mereka ingin menyergap Alda dan yang lainnya, malah kini siapa yang sebenarnya di sergap siapa.
Yang pada awalnya mereka pikir pemangsa malah di mangsa oleh hewan perburuannya, ini sangat mengerikan jika di pikirkan.
Setelah pemimpin kelompok itu jatuh, Riko langsung memungut belati di jalanan yang di jatuhkan oleh lawan, lalu menancapkan belati itu ke dada kiri pemimpin itu dengan ganas! Darah langsung meleleh keluar begitu deras dan pemimpin itu mati seketika.
"Lihat, siapa yang pada akhirnya akan mati?" ucap Riko.
\=
..