Belenggu Cinta Mantan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

   drtttttt..... drttttt.... Azalea yang sedang memeriksa data pasien menoleh kearah ponselnya. Dan disana tertera nama ibunya sebagai penelpon. "ada apa ibu menelponku?" tanya azalea pada dirinya sendiri kemudian ia bangkit dan setelah mengambil ponselnya. Ia menerima panggilan itu dan berjalan menuju sofa agar lebih nyaman saat mengobrol dengan ibunya.

    "ya, halo ibu." sapa azalea begitu panggilannya terhubung.

   "sayang apa kamu sedang sibuk?" tanya ibu dari seberang sana.

   "enggak kok ibu, ada apa?" tanya azalea sejujurnya ia sedang sibuk mempelajari tentang penyakit seorang pasien yang akan ia operasi nanti malam.

   "apakah bisa, aza pulang nanti sore jam tiga?" ucap ariana membuat azalea semakin dilanda rasa penasaran.

  "ih, bu. Ada apa sih. Jangan bikin aza penasaran deh bu" rengek azalea ia menyandarkan punggungnya disandaran sofa.

  "gini loh, sayang. Ada teman bisnis ayah, yang akan kerumah nanti sore dan membawa serta orang tuanya dalam kunjungan ini" ucap ariana was was, ia takut membuat putrinya kaget dengan keputusan ayahnya itu.

   "lalu? apa hubungannya denganku bu, bukankah itu teman bisnis ayah?" tanya azalea membuat ibunya menghela nafas.

   "gak papa nak, sekalian untuk saling mengenal. Teman bisnis ayah ini seorang pria muda yang tampan dan mapan sayang" ucap ariana dengan semangat menceritakan tentang teman bisnis suaminya itu.

   "astaga!!! Ibu" pekik azalea, wanita itu segera menegakkan duduknya.

  "astaga aza, kenapa harus berteriak sih nak. Kuping ibu sakit ini" gerutu ariana mengusap usap telinganya.

   "tapi, ibu. Aza ada jadwal operasi" jawab azalea yang sedang berusaha menolak secara halus. Entah mengapa ia langsung teringat oleh leon, lelaki yang masih menjadi penghuni hatinya. Seandainya saja lelaki itu lebih bisa menunjukkan rasa cintanya mungkin azalea tidak akan bimbang seperti ini. Namun, nyatanya lelaki itu hanya sedang memberinya harapan untuk kesekian kalinya.

   "jam berapa nak?" tanya ariana dengan tidak sabar. Bagaimana bisa lelaki itu bertemu dengan putrinya jika azalea tidak bisa pulang sore itu.

   "jam tujuh malam bu" jujur azalea meringis. "sumpah pengen rasanya ibu menggigitmu aza. Kan kamu operasi nanti malam sayang, sedangkan tamu kita berkunjung jam tiga sore" azalea mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Apa yang akan ia lakukan nanti. Apakah ayahnya berniat untuk menjodohkannya dengan orang lain. Astaga apakah dijaman moderen seperti ini masih ada perjodohan. Astaga!! Azalea lupa jika di dunia mereka itu masih berlaku.

   "baiklah ibu, aza akan pulang" jawab azalea lesu. ariana kegirangan mendengar azalea akan pulang. Dengan semangat ia berjalan menuju dapur untuk membuat hidangan sambutan setelah ia memutuskan sambungan teleponnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

    "nah, saya mau pulang sebentar kerumah" ucap azalea mengatur map map yang sudah ia pelajari dan menumpuknya menjadi satu.

   "oh, iya dok." jawab inah.

   "jika ada hal yang mendesak segera telpon saya" azalea bangkit dan meraih tas kecilnya.

   "baik dok." azalea mengangguk dan berlalu pergi.

   Azalea menyusuri koridor rumah sakit yang sangat ramai di sore hari. Sebagian ada pasien yang sedang berjalan jalan dan sebagiannya lagi keluarga pasien yang sedang menjenguk.

   Brukkkkk.... karena tidak fokus dengan jalan di depannya azalea menabrak bahu seseorang. "maaf" ucap azalea ia menatap iba pada seorang lelaki yang sedang terduduk di atas lantai. Azalea meringis sekuat itukah tenaga dalam yang azalea miliki?.

   Azalea mengulurkan tangannya untuk membantu lelaki itu untuk berdiri. "apa ada yang terluka?" tanya azalea, lelaki itu mendongak dan melihat wajah azalea.

   "azalea?" tanya lelaki itu memastikan.

   "ha?" bingung azalea, ia kembali menarik tangannya yang sejak tadi memggantung di udara.

   "Azalea Smith?" tanya ulang lelaki itu lagi, ia segera berdiri.

    "iya" jawab azalea was was.

   "astaga!! Kamu melupakanku? Aku jo. Jordan ferdinan. Si cupu di kelas" ucap jordan menaik turunkan keningnya sambil terkekeh.

   "jordan? Cupu?" azalea semakin bingung, ia tidak mengingat jika di kehidupannya ada manusia bernama jordan ini.

   "astaga!! Kamu tega sekali" ucap jordan lesu.

   "maaf tapi aku tidak mengingatnya sama sekali" jawab azalea merasa bersalah, azalea bukanlah murid yang humble waktu itu. Ia hanya fokus di pelajaran, leon dan sabrina. Selain itu azalea tidak pernah mau tahi soal di sekelilingnya.

   Drttttt.... Drtttt... Drt.... Ponsel yang ada di saku hoodie jordan bergetar. "azalea sampai jumpa, aku ada keperluan mendesak" azalea meringis melihat punggung jordan yang sudah menjauh, wanita itu hanya mengedikkan bahunya saja.

    "ommooo... Ibu pasti sedang mengomel sekarang!" azalea segera berlari menuju parkiran ketika ia melihat jam di pergelangannya sudah menunjukkan pukul tiga lewat empat puluh menit.

"apa alam juga ikut senang ketika aku sedang diomeli ibu?. Tolong menyingkir" gerutu azalea menekan klakson mobilnya berulang kali. Macet, azalea sedang terjebak macet dilampu merah. Ia meraih ponselnya dan mengirimi ibunya pesan jika ia sedang dijalan saat ini.

Untung saja macetnya segera berlalu dengan cepat azalea melajukan mobilnya menuju rumah. Sesampainya disana azalea melihat mobil ayahnya terparkir dihalaman rumah dan ada lagi dua mobil lainnya yang sangat asing di mata azalea.

Tak... Tak... Tak... Terdengar suara sepatu beradu dengan lantai. Perhatian mereka teralihkan pada azalea yang baru muncul dari ambang pintu.

Blouse biru navy dengan rok hitam menciptakan kesan profesional, modern, dan feminin. Penampilan ini cocok untuk dokter muda yang dinamis dan percaya diri seperti Azalea.

"maaf saya terlambat" ucap azalea yang masih menunduk dan duduk disisi kiri ibunya.

"bukan masalah yang besar, saya juga baru sampai" deg!!! Jantung azalea berdetak kencang saat suara familiar itu masuk kedalam indra pendengarannya.

Azalea mendongak dan bertemu tatap langsung dengan mata hazel redup milik leon. Jadi teman ayahnya itu leon? Azalea merasa tertipu sekarang. Jika ia tahu lelaki itu leon ia tidak akan membuang buang waktu untuk memikirkan tentang perasaan lelaki itu.

"Leonardo Alexander" leon mengulurkan tangannya di hadapan azalea. Wanita itu menatap tangan leon dengan alis yang terangkat sebelah. Apa leon sedang mengajaknya bermain petak umpet sekarang?.

"nak!" ariana menyikut pelan bahu putrinya.

Saat azalea menyambut uluran tangan leon lelaki itu menggenggamnya dengan erat. "jangan hiraukan dia nak, bagaimana kabarmu?" tanya tante ratna.

"apa kalian saling mengenal? Jeng!" ariana menatap mereka secara bergantian.

"kak, aza?" tanya gadis manis yang sejak tadi tengah dilanda kebosanan dengan mata girangnya.

"iya jeng aku mengenali putrimu" jawab ratna tersenyum.

"iya" jawab azalea meringis karena leon tidak berniat untuk melepaskan tangannya.

"kak, jangan menakuti kak aza" ucap gadis itu lagi dengan senyuman nakalnya. Rasa bosan yang sejak tadi ia rasakan kini lenyap entah kemana.

leon melepas tangan azalea dengan terpaksa.