NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Raisa pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah kembali seperti semula. Meskipun masih sedikit terlihat mata memerah dan hidung merah dari wajah Raisa. Dia harus semaksimal mungkin meyakinkan si kembar supaya tidak curiga.

"Mami, kenapa telat sekali pulangnya?" tanya Kia yang kini sedang menonton televisi.

"Ada pekerjaan tambahan di restoran sayang. Mami mau bersih-bersih dulu ya. Badan Mami lengket-lengket semua."

"Oke Mami."

Di saat Raisa sudah tak terlihat lagi di mata si kembar, Mia langsung membuka obrolan. Dia merasa heran ketika mami mereka yang bahkan tak melihat ke arah lawan bicaranya. Padahal maminya sendiri yang mengajarkan kalau bicara dengan orang kita harus melihat orang tersebut.

"Kia, apa kamu merasakan keanehan? Sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan Mami?"

Kia mengangguk.

"Mami terlihat menutupi sesuatu. Tapi, lebih baik kita jangan bertanya jika itu membuat Mami bersedih. Kita hanya harus berpura-pura tak menyadari hal itu. Seperti biasanya."

"Oke deh, kalau begitu," jawab Mia.

"Tapi coba deh, aku mau telepon Aunty Lala."

Mia langsung menelpon nomor kontak Pamela yang untungnya langsung dijawab oleh Pamela.

"Halo sayang, ada apa telepon Aunty malam-malam begini? Kalian rindu ya? Mau main lagi sama Aunty?"

"Iya Aunty, tapi bukan itu yang mau Mia bicarakan," ujar Mia.

"Lalu apa?" tanya Pamela yang jadi penasaran.

"Em, gimana ya bilangnya Aunty, Mia juga bingung. Intinya, sepertinya Mami lagi sedih."

"Mami kalian kenapa?" tanya Pamela yang kini mulai khawatir.

"Nggak tahu Aunty, makanya kita mau tanya Aunty. Siapa tahu Aunty tahu, kan?"

"Em, em, begini saja, kalian jangan khawatir, mami kalian pasti baik-baik aja. Pokoknya serahkan semuanya ke Aunty. Oke twins?"

"Em, oke Aunty. Thank you Aunty."

Panggilan telepon pun berakhir. Di sisi Pamela dia benar-benar gelisah karena sangat mengkhawatirkan keadaan Raisa.

"Ya Tuhan, apalagi yang sedang dipikirkannya? Kenapa rasanya semakin kesini, dia jadi semakin sering menangis?"

*

*

Esok harinya, di jam istirahat, Pamela datang ke tempat kerja Raisa. Ia sampai meminta managernya untuk menunda beberapa pekerjaan pentingnya hanya untuk seorang Raisa.

"Jujur deh Ra, kamu ini kenapa? Kenapa akhir-akhir ini kamu kelihatan murung terus kalau lagi sendiri? Apa yang kamu pikirkan?"

Pamela sengaja bertanya tanpa membawa-bawa nama si kembar. Karena nantinya Raisa akan semakin khawatir.

Raisa tampak menghela napasnya sejenak sebelum mulai bicara.

"Elsa, La. Dia sudah tahu kalau Edgar memiliki anak bersamaku. Kemarin dia makan di restoran ini dan bertemu denganku. Dia mengataiku wanita jahat karena telah menyembunyikan si kembar. Padahal aku begitu karena takut dengan keluarga mereka yang membenciku."

Pamela mengelus pelan punggung Raisa untuk menguatkannya.

"Jangan diambil hati perkataannya dan jangan terlalu dipikirkan. Dia tidak tahu seberapa berjuangnya kamu selama ini untuk membesarkan si kembar. Dia tidak tahu betapa kamu melawan rasa traumamu. Kamu mungkin jahat di matanya. Tapi kamu adalah malaikat pelindung di mata si kembar. Fokus kamu hanya pada mereka. Biarkan orang mau berkata buruk apapun mengenai kamu. Tapi hanya aku, Roni dan si kembar yang tahu betapa baiknya kamu sebagai seorang ibu yang tidak mau hati anaknya terluka karena kamu begitu paham rasanya luka itu seperti apa."

Lagi, lagi keberadaan Pamela memang selalu bisa memulihkan rasa gelisah dan cemasnya.

"Terima kasih La. Kamu sudah ada bersamaku selama ini. Sudah membantuku merawat si kembar juga dari semenjak aku mengandung. Aku tidak tahu lagi bagaimana membalas kebaikan kamu padaku. Apalagi mengembalikan materi yang sudah kamu keluarga untuk mereka."

"Cukup jadi ibu yang selalu membuat mereka bahagia dan besarkan mereka jadi anak yang penuh kasih sayang. Itulah bayaran yang aku inginkan."

Raisa memeluk Pamela erat sekali. Pamela sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri meskipun dari segi umur lebih tua Raisa 3 bulan. Tapi, Pamela lebih dewasa dibandingkan dirinya.

"Janji ya, kalau ada apa-apa jangan dipendam, cerita aja apa yang kamu rasakan ke aku. Kalau tidak padaku, kamu bisa cerita ke Roni. Kamu tidak sendiri Ra. Kita keluarga, keluarga itu harus saling berbagi baik dalam keadaan susah maupun senang."

Raisa pun mengangguk. Pamela pun akhirnya pamit setelah mendapatkan jawaban atas rasa sedih yang dialami Raisa.

*

*

Raisa membuka pintu rumahnya dan mendapati adiknya yang sedang duduk di ruang tamu bersama si kembar.

"Kamu ambil cuti lagi?" tanya Raisa tiba-tiba.

"Nggak Mami. Om Ron katanya pindah kerja disini. Jadi Om Ron akan tinggal sama kita." Saking senangnya, Mia jadi mewakilkan Roni menjawab pertanyaan dari Raisa.

"Benar begitu?" tanya Raisa lagi memastikan.

Roni pun mengangguk. Raisa jadi senang karena kini rumahnya akan semakin ramai. Dia langsung bergegas ke kamarnya untuk bersih-bersih sementara si kembar masih asih bermain bersama paman mereka.

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Raisa dan Roni bicara berdua di ruang tamu.

"Kenapa kamu mau dipindah tugaskan kesini?"

"Apa lagi alasannya kalau bukan untuk menjaga Mba dan si kembar. Sudah bertahun-tahun aku merantau dengan terus memikirkan keadaan kalian tiap harinya. Aku nggak bisa Mba. Aku khawatir dan terus cemas setiap waktu. Makanya ketika ada slot kosong untuk mengisi posisi di kantor pusat, aku langsung mengajukan diriku. Dan untungnya, disetujui."

Raisa senang sekali mendengarnya. Tapi jauh di lubuk hatinya yang terdalam ia merasa tidak enak juga, seharusnya Roni lebih memikirkan dirinya sendiri dibandingkan dia dan si kembar. Rasa-rasanya, Raisa menjadi kakak yang selalu menjadi beban untuk Roni.

"Jangan pikirkan kalau Mba adalah beban di hidupku. Mba adalah penolongku, keluargaku, orang yang paling aku sayangi di dunia ini."

Raisa langsung memeluk adiknya itu. Meskipun pada kenyataannya, dirinya dan Roni tidaklah seayah. Mereka hanya seibu dan tidak tahu siapa ayah masing-masing karena ibu mereka adalah wanita dari dunia malam. Namun, kasih sayang mereka tak terbatas hanya karena tidak seayah.

Mereka berjuang untuk hidup di saat orang lain dulunya menganggap mereka seperti sampah. Raisa selalu melindungi Roni agar tidak dihina dan diejek seperti dirinya. Makanya keduanya memilih untuk kabur dari ibu mereka dan berjuang berdua di tempat yang baru.

Sampai beberapa tahun berlalu, mereka mendapatkan kabar bahwa tempat dulunya ibu mereka menjadi wanita malam sudah diringkus oleh polisi dan karena itu juga, diketahui ibu mereka memiliki penyakit menular seksual yang pada akhirnya berakhir meninggal dunia.

Sedih memang, meskipun ibunya tak pernah sekalipun menyayanginya, tapi dia setidaknya harus berterimakasih karena telah melahirkannya dan Roni ke dunia.

Pelukan Roni dan Raisa pun terlepas.

"Kapan mulai bekerja?" tanya Raisa.

"Lusa Mba," jawab Roni.

"Kalau begitu, besok kamu antar jemput si kembar ya."

"Oke Mba."

Ketika Raisa sudah berdiri dan akan berjalan ke kamarnya, Roni menyentuh jari jemari Raisa.

"Mba, belum ada kejadian yang tak diinginkan selama aku tidak ada, kan? Jujur, aku selalu gelisah, karena memikirkan Mba Elsa yang mungkin bisa saja menceritakan si kembar ke keluarganya. Aku memikirkan gimana keadaan Mba jika Mba sendirian disini."

Raisa memeluk Roni kembali.

"Tidak usah dipikirkan, semua akan baik-baik aja."

Roni ingin percaya itu, tapi rasanya sulit sekali, apalagi gerak tubuh Raisa yang seperti tidak sesuai dengan ucapannya. Tangannya yangs sedikit gemetar dan suaranya yang juga bergetar.

*

*

TBC

1
DozkyCrazy
Luar biasa
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!