"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 14
Sherina terkejut melihat isi kotak itu, sebuah cincin dan gelang yang indah dan elegan. Dia tidak bisa percaya bahwa Vega memberinya cincin dan gelang sebagai simbol cintanya.
"Vega, ini... ini terlalu indah," kata Sherina, suaranya terdengar terharu.
Vega tersenyum dan mengambil tangan Sherina. "Aku ingin kamu memakainya sebagai simbol cintaku padamu," kata Vega, matanya menatap Sherina dengan penuh cinta.
Sherina merasa bahagia dan terharu. Dia tidak bisa percaya bahwa Vega mencintainya dengan begitu dalam.
"Aku mencintaimu juga, Vega," kata Sherina, suaranya terdengar lembut.
Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku senang kamu juga mencintaiku, Sherina," kata Vega, suaranya terdengar bahagia. Vega memakaikan cincin dan gelang itu di lengan dan jari manis Sherina, cincin dan gelang tersebut terlihat sangat pas nan indah dijari lentik dan kulit Sherina yang putih bersih.
Mereka berdua memeluk erat, merasakan kebahagiaan dan cinta yang mereka miliki. Sherina merasa bahwa dia telah menemukan cinta sejatinya, dan dia tidak akan pernah melepaskannya.
Setelah beberapa saat, mereka berdua melepaskan pelukan dan menatap mata each other. Vega mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, Sherina. Maukah kamu bertunangan denganku?"
Sherina tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, aku ingin bertunangan denganmu, Vega," kata Sherina, suaranya terdengar bahagia.
Vega tersenyum dan memeluk Sherina kembali. "Aku senang kamu menerimaku, Sherina. Aku akan selalu mencintaimu dan menjagamu," kata Vega, suaranya terdengar penuh cinta.
Mereka berdua memeluk erat, merasakan kebahagiaan dan cinta yang mereka miliki. Sherina merasa bahwa dia telah menemukan cinta sejatinya, dan dia tidak akan pernah melepaskannya.
Setelah memeluk erat, Vega melepaskan pelukan dan menatap Sherina dengan mata yang lembut. "Aku ingin mengenalkan kamu dengan Mama," kata Vega, suaranya terdengar bahagia.
Sherina tersenyum dan mengangguk. "Aku ingin bertemu dengan Mama," kata Sherina, suaranya terdengar antusias.
Vega tersenyum dan mengambil tangan Sherina. "Nanti kita pergi ke rumahku, sekarang aku ingin memesan sesuatu perutku sangatlah lapar karena belum sarapan." kata Vega, suaranya terdengar bahagia.
Mereka berdua memesan makanan dan setelah selesai makan, mereka berdua berjalan keluar dari restoran dan menuju ke rumah Vega dengan motor milik Vega. Sherina merasa bahagia dan bersemangat untuk bertemu dengan Mama Vega.
"Sayang, kamu bolos hari ini?" tanya Sherina memeluk Vega dari belakang, keduanya masih dalam perjalanan ke rumah Vega.
Vega tersenyum. "Sekali-kali tidak masalah." jawabnya.
Sherina cemberut. "Jangan dijadikan kebiasaan itu tidak baik." katanya.
Vega terkekeh dibalik helm full face nya. "Siap, tuan putri." kata Vega, keduanya tertawa bersama.
Setelah beberapa menit, mereka tiba di rumah Vega. Vega membuka pintu dan mempersilakan Sherina masuk. Sherina masuk ke dalam rumah dan melihat Mama Vega yang sedang duduk di sofa.
Sherina tersenyum dan menyapa Marina. "Halo, Tante." kata Sherina, suaranya terdengar hormat.
Vega tersenyum dan memperkenalkan Sherina kepada Mama. "Mama, ini Sherina. Dia adalah pacarku," kata Vega, suaranya terdengar bangga. "Kenapa Mama disini? Seharusnya Mama istirahat dikamar."
Mama Vega tersenyum dan memandang Sherina dengan mata yang lembut. "Oh ya, senangnya kamu menjadi pacar Vega. Kamu cantik sekali." kata Mama Vega, suaranya terdengar hangat. "Mama bosan dikamar terus, Veg," katanya lagi.
Sherina tersenyum dan merasa bahagia. Dia merasa bahwa dia telah diterima oleh Mama Vega, dan dia merasa bahwa dia telah menemukan keluarga baru.
Mama Vega kemudian mempersilakan Sherina untuk duduk dan berbicara dengan mereka. Sherina duduk di sebelah Vega dan merasa bahagia karena bisa berbicara dengan Mama Vega.
Mama Vega kemudian bertanya tentang Sherina, seperti apa hobinya, apa yang dia sukai, dan lain-lain. Sherina menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan senang hati.
Vega juga ikut berbicara dan menceritakan tentang Sherina kepada Mama. Dia menceritakan tentang bagaimana mereka berdua bertemu, bagaimana mereka berdua jatuh cinta, dan lain-lain.
Mama Vega mendengarkan cerita tersebut dengan senang hati dan tersenyum. Dia bisa melihat bahwa Vega dan Sherina sangat mencintai satu sama lain.
Setelah berbicara selama beberapa jam, Mama Vega kemudian mempersilakan Sherina untuk makan siang bersama mereka. Sherina menerima ajakan tersebut dengan senang hati.
Mereka berdua kemudian makan siang bersama Mama Vega. Mereka berbicara dan tertawa bersama, dan Sherina merasa bahwa dia telah menjadi bagian dari keluarga Vega.
Setelah makan siang, Vega kemudian mengantar Sherina pulang ke rumahnya. Sherina berterima kasih kepada Vega karena telah memperkenalkannya kepada Mama Vega.
Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku senang kamu bisa bertemu dengan Mama," kata Vega, suaranya terdengar bahagia.
Sherina juga memeluk Vega dan merasa bahagia karena telah menemukan cinta sejatinya. Dia tahu bahwa dia akan selalu bersama Vega dan menjadi bagian dari keluarga Vega.
Setelah memeluk Sherina, Vega kemudian melepaskan pelukan dan menatap Sherina dengan mata yang lembut. "Aku ingin menghabiskan waktu denganmu lagi besok," kata Vega, suaranya terdengar bahagia.
Sherina tersenyum dan mengangguk. "Aku juga ingin menghabiskan waktu denganmu lagi besok," kata Sherina, suaranya terdengar antusias.
Vega tersenyum dan memeluk Sherina kembali. "Aku besok kuliah siang, Sherina. Aku akan menjemputmu besok pagi," kata Vega, suaranya terdengar bahagia.
Sherina mengangguk dan membalas pelukan Vega. "Aku akan menunggumu besok pagi," kata Sherina, suaranya terdengar bahagia.
Setelah memeluk erat, Vega kemudian melepaskan pelukan dan berpamitan dengan Sherina. Setelah Vega pergi, Sherina memasuki rumah dengan tidak sabaran hingga kaki kiri Sherina tersandung pinggiran pintu dan terjatuh.
Mama Citra yang tidak sengaja melihat Sherina terjatuh menggeleng kepala heran. Mama Citra menghampiri Sherina yang terlihat kesakitan dibagian kakinya.
Mama Citra melipat kedua tangan didada, menatap Sherina. "Kamu ini kenapa, Sherina? Pintu sebesar itu masih tidak terlihat olehmu?" kata Citra, menggeleng kepala.
Sherina menatap Mama lalu nyengir kuda, saking bahagianya Sherina sampai kurang berhati-hati dan berakhir jatuh.
"Kamu dari mana saja? Kenapa sudah pergi sejak pagi tadi?" tanya Citra yang tadi tidak mendapati Sherina dikamarnya. Kata Mbak Sri dia melihat Sherina keluar rumah dan pergi dengan taxi.
Sherina tersenyum dan memeluk Mama. "Ma, aku baru saja bertemu Vega, kita sudah baikan. Lihatlah, Vega memberiku gelang dan cincin ini cantik sekali kan, Ma?" Sherina mengurai pelukan dan memperlihatkan gelang dan cincin pemberian Vega yang ia kenakan.
Citra terperangah melihat gelang dan cincin tersebut, memanglah terlihat cocok dijari dan kulit Sherina yang putih bersih.
Citra tersenyum. "Mama senang melihat kalian sudah berbaikan. Sherina, berusahalah untuk tidak mengulangi kesalahanmu, Mama sangatlah yakin Vega tulus mencintaimu." kata Citra, juga turut bahagia.
