Di paksa ikut ke salah satu club malam, Amara tidak tahu jika ia di jadikan barang taruhan oleh kakak tirinya di atas meja judi. Betapa hancurnya hati Amara karena gadis berusia dua puluh tiga tahun harus ikut bersama Sean, seorang mafia yang sudah memiliki istri.
Amara di jadikan istri kedua oleh Sean tanpa sepengetahuan Alena, istri pertama Sean. Tentu saja hal ini membuat Alena tidak terima bahkan wanita ini akan menyiksa Amara di saat Sean pergi.
Seiring berjalannya waktu, Sean lebih mencintai Amara dari pada Alena. Hingga suatu hari, ada rahasia yang terbongkar hingga membuat Sean menceraikan Alena dan membuat Amara menjadi istri satu-satunya kesayangan Sean.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
"Sah-sah saja jika aku bercinta dengan suami ku sendiri," ucap Amara dalam hati. "Di rasa aja dulu, kalau enak ya lanjut kalau gak enak aku akan menggembok celana ku." Batinnya.
Sean keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada. Amara yang melihat dada bidang suaminya langsung membuang pandangannya.
Cleklek......
"Eh, kenapa lampunya di matikan?" Tanya Amara panik.
"Tidak di matikan semua. Ada lampu tidur!" Jawab Sean.
"Tapi kenapa?"
"Biar kau tidak malu!" Jawab Sean begitu entengnya.
Sean naik ke atas ranjang, merangkak seperti bayi yang sedang mencari ibunya. Hembusan nafas pria ini hangat terasa menyentuh wajah Amara.
"Astaga, kenapa aku berdebar seperti ini? Sudah lama aku tidak menikmati rasanya bercinta." Batin Sean. "Amara....!" Panggil Sean.
"Hem, ada apa?" Tanya Amara.
"Tidak jadi....!"
"Jika kau masih tidak bergerak juga, biarkan aku tidur!" Kata Amara membuat Sean langsung menyambar bibir istrinya.
Keduanya berciuman dengan sangat mesra, gadis seperti Amara tentu saja mengerti tentang ciuman karena ia suka melihat di drama yang ia tonton.
Lidah mereka saling menari-nari di sana, Sean mempererat pelukannya bahkan pria ini sejak tadi sudah meremas satu buah dada milik istrinya.
Semakin liar, Sean mencumbu leher istrinya. Mencari titik yang bisa membuat Amara melayang.
Uuumph.....
Lenguh Amara saat Sean mengecup di atas dadanya. Memberi tanda kepemilikan di atas sana. Bergegas Sean melepas semua pakaian milik istrinya dan mereka berdua saat ini sudah sama-sama polos.
Terus menggerayangi tubuh istrinya sampai membuat hasrat Amara mulai naik ke ubun-ubun.
Merinding bulu kuduk Amara saat Sean menyentuh ijuk-ijuk kecil di area intinya.
"Kau sudah basah sayang," bisik Sean begitu lembut. Senyum pria ini mekar tak sabar untuk segera memasukan pedang pusaka miliknya ke dalam area inti sang istri.
Semakin meraba semakin Amara menggeliat menahan geli yang menjalar ke sekujur tubuhnya.
"Tahanlah...!" Ujar Sean yang sudah mengambil ancang-ancang.
Bug.....
Aaaaaah......
Lirih Amara saat pedang tak bertulang milik suaminya berusaha menabrak palang masa depannya.
"Sakit,....!" Ucapnya dengan nafas tertahan.
"Hanya sebentar!" Jawab Sean.
Bug......
Dua kali hentakan tidak juga masuk. Kepala Sean sudah mulai panas.
"Astaga, saat malam pertama ku dengan Alena tidak seperti ini. Sekali tabrak langsung masuk!" Batin Sean kebingungan.
"Perih....!" Keluh Amara.
"Kali ini sudah pasti masuk!" Ucap Sean.
Pria ini menggunakan salah satu tangannya untuk membuka jalan lahir milik istrinya.
Jleb.....
Aaaaaah......
Jerit Amara menahan perihnya pedang pusaka milik Sean sudah berhasil masuk ke dalam rahimnya.
Nafasnya ngos-ngosan, kedua tangannya dalam mencengkram punggung sang suaminya. Untuk beberapa saat Sean terdiam, merasakan denyut yang begitu memabukkan. Membiarkan kepemilikannya beradaptasi di dalam rumah baru.
"Masih perih?" Tanya Sean berbisik.
Sean masih bisa melihat ekspresi wajah istrinya dengan jelas. Gadis yang sudah bukan gadis ini hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Sean tersenyum lalu mengusap wajah istrinya. Pria ini mulai melakukan pergerakan. Sangat sempit terasa kesat. Sean suka hal seperti ini. Malam pertama dengan Amara jauh lebih nikmat dari pada malam pertama bersama Alena.
"Apa ini, kenapa aku seperti melayang seperti ini?" Batin Amara yang begitu menikmati goyangan suaminya.
Sean mati gerak saat bercinta dengan Amara. Hanya gerakan naik turun dan maju mundur yang ia lakukan.
Plek....plek....plek.....
Bunyi gesekan kulit membuat Sean candu. Pria ini bermain begitu lembut untuk menikmati malam pertamanya yang begitu indah.
Aaaaaah......
Desaah Amara, kedua kakinya menegang tubuhnya sedikit terangkat ke atas dan kedua tangannya meremas kencang punggung suami. Untuk yang pertama kalinya Amara merasakan ******* yang luar biasa nikmatnya.
Sean tersenyum puas lalu mengecup bibir istrinya.
"Mari kita keluarkan bersama-sama," bisik Sean kembali menggoyangkan pinggulnya.
Sean menghisap begitu kencang salah satu buah dadaa milik istrinya hingga membuat Amara menjerit kenikmatan.
Gerakan semakin kencang saat Sean melihat ekspresi istrinya yang hampir berada di puncaknya kembali.
Plok....plok....plok.....
Semakin cepat gerakan.
Aaaaaaarh.......
Aaaaaaarh........
Sean menghujam begitu dalam, di pelukannya tubuh Amara erat-erat. Erangan kenikmatan memenuhi sudut ruangan. Amara merasakan cairan hangat mengalir deras di dalam rahimnya.
Nafas keduanya keluar masuk tak beraturan, Sean masih berada di atas tubuh istrinya. Memang beda rasanya, sangat beda saat bersama dengan Alena semua terasa hambar begitu saja.
"Istri ku, tolong bangunkan lagi." Bisik Sean.
"Hah, gimana caranya?" Tanya Amara polos.
Sean tersenyum geli lalu menuntun tangan istrinya untuk mengusap pedang panjangnya.
Seumur hidup Amara, baru kali ini ia memegang secara langsung alat kelamin pria. Geli tentu saja, Amara dapat merasakan benda yang semula kenyal seperti ulat perlahan-lahan mengeras dan memanjang seperti batang kayu.
"Astaga, menjijikan!" Batin Amara.
"Percayalah Amara, hanya dengan mu aku melakukan berulang seperti ini." Ucap Sean tapi, Amara hanya diam saja. "Kau membuat ku candu sayang." Bisik Sean.
Pria ini kembali memasukan lagi pedang pusaka miliknya kedalam area inti tubuh istrinya.
Entah sudah berapa kali Sean dan Amara saling mengerang, mendesaah dan saling menyemprotkan cairan hangat di dalam sana.
Berbeda lagi dengan Remon yang sampai saat ini belum menemukan Alena. Padahal pria ini sudah mengirimkan salah satu anak buahnya ke London untuk menyelidiki Alena.
"Apa Alena pergi bersama Sean ya?" Tanya Remon penasaran.
"Mata-mata kita mengatakan jika Sean sedang pergi bersama istri keduanya. Menurut ku, Alena pasti pergi bersama laki-laki lain di belakang mu dan Sean." Ujar James masuk di akal.
"Jika semua itu benar, berani-beraninya dia berkhianat ku." Ucap Remon yang geram.
"Kau tahu sendiri jika Alena pergi sudah melakukan penerbangan sendirian. Aku yakin jika dia sedang bersama orang lain saat ini."
Mendengar perkataan James, rahang Remon mengeras, pria ini langsung melempar botol minuman keras yang berada di atas meja sampai pecah.
"Cari dia sampai dapat!" Titah Remon. "Habisi laki-laki mana pun yang dekat dengan Alena!"
Sekilas tentang Remon dan Sean, mereka sebenarnya adalah saudara sepupu hanya. Ayah Sean memiliki seorang adik tiri yaitu ayahnya Remon. Pembagian warisan kedua orang tua mereka yang tidak sama rata membuat Remon tidak terima apa lagi saat itu sang ayah meregang nyawa di tangan ayah Sean yang bernama tuan Chris. Tapi, di balik cerita ini ada cerita yang berbeda bagaimana mereka bisa saling membenci sekarang.
Sejak saat itu Remon bersumpah akan membalas dendam atas kematian sang ayah, merusak hidup Sean dan merampas semua harta kekayaan yang saat ini jatuh ke tangan Sean sejak tuan Chris meninggal dunia.
tapi kalo lagi jutek tetep ngakak