NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

Satu Tahun Kemudian.

.

.

Perubahan keseharian shely kini semakin membaik. Trauma? Mungkin masih. Tapi bu ilma kini semakin bahagia. Karna anak perempuannya sudah menjalani keseharian dengan normal.

Dan apalagi anaknya sekarang disibukkan dengan berdagang online. Sekian lama shely berusaha bangkit dan kini akhirnya membuahkan hasilnya sendiri.

Ya' shely sekarang ikut marketing online. Memasarkan produk-produk sehingga masuk ke luar negri. Dan ia juga membuat beberapa jajanan dirumah semisal kripik singkong. Dan sejenis daun lainnya. Karna cemilan dari tumbuhan juga sehat. Hanya daun tertentu ya.

Bu ilma kini menghampiri anaknya. Sambil membawakan teh juga roti buat makan siang nya. Selama beberapa bulan ini shely bekerja dari rumah.

"Nak istirahat dulu gih. Minum teh sama rotinya dulu, jangan terlalu fokus pada laptopnya nak, fokus juga dong sama badannya, masa iya nggak dikasih tenaga." goda sang ibu pada putrinya agar tak membawa setres lantaran pekerjaan nya.

"Iiiess, Ibu ini bisa aja sih? makasih ya bu roti dan teh nya, tadinya mau minta susu aja hehehe." ujarnya seraya sambil nyengir kuda.

"Oh mau susu rupanya anak ibu ini." ucap bu ilma yang hendak berdiri namun dicegah shely.

"Oh, emm, nggak usah aja bu ini aja dah cukup? Nanti aja kalau udah abis, btw ibu sibuk nggak." ucapnya pelan, bu ilma pun mengerutkan kedua alisnya.

"Eh, kenapa emang nya nak?." tanyanya.

"Kalau nganggur bantuin shely dong, pakingin barang karna nanti sore mau diambil kurir, kali ini aja kok bu karna ulfa kan masih ada tugas tambahan?." tukasnya pada sang ibu, bu ilma pun tersenyum ia pun mengangguk. Dan ikut merapikan barang-barangnya yang berserakan. Shely pun yang melihat kerajinan ibunya. Tak lupa mengucapkan terimakasih.

"Oh iya. Kamu jangan lupa ya minggu depan acara 100 harinya zaira." timpal bu ilma yang mengingatkan 100 hari meninggalnya zaira. Shely lantas tersenyum.

"Iya bu. Tenang aja aku masih ingat kok tanggalnya. Dan ini makanya orderan sebanyak ini mau aku selesain sekarang juga. Biar ada tambahan nyelametin zaira. Meskipun nggak terlalu rame yang terpenting doa bu." lirihnya, kini shely kembali menunduk. Sayang ia tak bisa melihat anaknya untuk terakhir kalinya. Bu ilma pun ikut demikian.

Namun disaat kesedihan itu tiba. Kini datanglah suara deru motor ulfa. Sontak shely dan bu ilma pun melihat. Ternyata yang datang ulfa dengan membawa kantung makanan, cemilan juga minuman kesuka'an shely.

"Assalamu'alaikum," sebelum masuk ulfa pun tak lupa mengucapkan salam.

"Wa'allaikumsalam, untung lah kamu datang fa. Kasian nih ibu ikut bantuin. Tapi nggak apa-apa gimana ul skripsi kamu." tanyanya ulfa pun tersenyum.

"Maaf ya tante ilma jadi ulfa ngrepotin tante. Dadi di perjalanan aku melihat ini, karna makanan ini kan kesukaan shely. Jadi sekalian mampir juga beli es ini." terangnya dan shely pun tersenyum senang. Dibelikan sejenis cemilan ringan. Juga roti basah alias burger. Juga minuman boba es chochoklat.

"Iiihh, makasih lo fa aku seneng banget!?. Yaudah ayo buruan di packingin takut kurirnya udah datang duluan." ujarnya yang teringat akan pekerjaan nya. Shely dan ulfa pun lantas melanjutkan kerjanya. Juga bu ilma ikut membantu nya.

Setelah beberapa jam kemudian. Yang packing barang sudah kelar. Dirasa semua sudah kelar kini mereka pun mengemasi paketnya ke karung. Sehingga tak lupa untuk menghitung paketnya.

**

Waktu semakin berjalan. Kini hari mulai menjelang malam. Dan kurir pun sudah mengambil paket.

"Akhirnya semua beres bisa beristirahat deh. Oh ya fa besok kamu nganggur nggak. Kalau nggak ada acara apa-apa, Bisa nggak bantuin aku buat belanja besok, karna tinggal menghitung hari aja 100 hari nya anakku." cercanya pada ulfa yang sedang memakan roti.

"Ehhhmm. Enggak ada kayaknya sih, bisalah besok aku antar kamu belanja emang berapa hari lagi?." tanyanya.

"Paling tinggal 5 hari aja sih, cuman kan harus menyicil kaya sayuran kaya sejenis ayam juga perbumbuan banyaklah gimana?." jawabnya ulfa pun manggut-manggut.

"Okey, nanti aku bantuin semoga saja tak ada jadwal di kampus." ucapnya dan semua pun nampak asyik mengobrol. Hingga pak malik pun pulang kerja tak ada yang tau.

Saat bu ilma menoleh jika suaminya pulang, kini semuanya menyambutnya dan menyalami pak malik dengan takjim.

"Lagi ngobrolin apa sih ini, kok seru banget sampe ayah pulang nggak ada yang tau." ujar pak malik yang ikut bergabung di ruang tamu.

"Enggak yah, ini lo lagi ngobrolin besok acara 100 harinya zaira sama ngobrolin hal paket." jawab shely.

"Iya om, tadi di bantu juga sama tante ilma yang gesit, urus soal hitungan juga kerapian menata paket sebelum dikasih kurir." puji ulfa pada bu ilma.

"Ih kalian bisa aja, sudah-sudah ini kan dah mau maghrim bagus sholat dulu yok, ulfa kamu kan tadi siang udah disini sampe malam, jadi bukanya tante mengusir kamu baiknya pulang ya, takut ayah kamu sama bunda kamu nyariin." terang bu ilma sehingga membuat ulfa terperanjat.

"Oh iya astaqfirlloh aku lupa tan?, tadi sebelum kesini belum ijin ayah sama bunda main langsung kesini aja, haduh pasti ayah sama bunda khawatir ini." terang ulfa sambil menepuk keningnya. Bu ilma dan pak malik pun terkekeh.

"Haduuuhhh.. Ulfaaaaa, kamu gimana sih, dikira kamu hilang nanti." umpat shely pada sahabatnya.

"Haduh, maaf lah mana ku pake lupa segala kalau nggak pamitan sama orang rumah, kalau begitu aku pamit ya tan, om shely." pamit nya sehingga shely pun kembali memanggil.

"Kalau mau pamit yang bener aja kali fa, masak iya tas ma kunci motor ditinggal mau jalan kaki kamu?," lagi-lagi ulfa menonyor keningnya sendiri. Lalu menoleh kesumber suara.

"Hehe, maaf lupa lagi akuh, makasih ya dah dibawain kedepan pamit dulu semuanya Assalamu'alaikum." pamit nya yang kali ini beneran pergi.

"Wa'allaikumsalam." jawab nya serempak.

Setelah kepergian ulfa kini shely kembali kekamar, ia masih sempetnya tersenyum mengingat kelucuan sahabatnya.

.

****

Ditempat lain ulfa sedang melajukan motornya di kegelapan malam, saat melewati rumah yang tak terhuni, tiba-tiba ada beberapa sekelompok lelaki yang menghadang ulfa.

"Siapa kalian?." tanyanya yang sedikit ada rasa takut yang menyeruap pada dirinya, kakinya gemetar dan ulfa pun mencoba memundurkan motornya, namun saat mundur ia menoleh ada 1 laki-laki yang memegangi motornya.

"Hey anak manis mau kemana?." ucapnya dengan mata berbinar. Saat melihat tubuh ulfa yang montok dan terlihat sexy.

"Mau apa kalian?." jawab ulfa yang memberanikan diri, mekipun mustahil baginya ia tak memiliki bekal bela diri.

"Aku-hahaha. Mau apa? Lucu sekali nons manis." kini lelaki itupun sontak tertawa dan mencolek hidung mancung ulfa namun dengan sigap ia menepiskan tangannya.

"Jangan macam-macam kalian!, atau nggak saya akan berteriak!." ancamnya justru bagi ke empat lelaki itu sontak tertawa, dan menarik paksa ulfa kedalam semak-semak.

Hingga membuat ulfa berteriak. Namun salah satu kawannya membekap mulut ulfa.

"Aaarggh emmm-emmm." ulfa pun berteriak meskipun tak bisa sekencang tadi.

"Udahlah, jadi cewek itu nggak usah sok alim, ayo nikmati saja, kita bersenang-senang hahaha." timpal sabat dari segerombolan itu.

Dalam hati ulfa terus menangis histeris, saat satu lelaki itu membuka kancing baju ulfa, ia sekuat tenanga memberontak namun cekalan kedua segerombolan itu sangatlah kuat.

Kini saat lelaki itu merem4s p4yud4r4 ulfa, sehingga membuatnya semakin menangis histeris, ia pun terus berdoa dalam hati.

'Ya allah aku berlindung kepadamu, jika ada seseorang sedang berbuat jahat saat ini, tolong kirimkan aku penolongm, ya allah jangan engkau biarkan aku dijamah olehnya, aku mohon ya allah aku mohon' ucapnya dalam hati.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!