Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya yoga datang dengan membawa plastik di tangannya, syahid langsung meminta plastik dari tangan yoga.
" sebentar ga, aku mau kasih obat ini buat nayla di kamar, kamu duduklah." Ucap syahid, yoga hanya mengangguk dan duduk di sofa.
Sedangkan syahid langsung berjalan ke kamar di mana ada nayla di dalamnya, syahid tersenyum melihat nayla yang sudah cantik dan sedang memakai make up di depan meja rias.
" nay, ini obatnya, kamu minum sekarang setelah itu kita harus pulang." Ucap syahid, nayla melihat dari cermin jika syahid sedang berjalan ke arahnya.
" mana air minumnya, masak kamu suruh aku minum obat tanpa air minum." Tanya nayla, syahid yang baru mengingat pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" sebentar, aku ambil dulu di dapur." Ucap syahid segera berjalan, sedangkan nayla tersenyum dan hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tidak sampai 10 menit syahid sudah kembali, dengan membawa segelas air putih hangat di tangannya.
" ini nay, cepat kamu minum obatnya, terus kita keluar kasihan yoga sudah nunggu di luar." Ucap syahid. Nayla mengangguk dan segera menerima gelas dari syahid.
Setelah meminum obat nayla segera berdiri, namun nayla hanya berdiri tidak berniat melangkah, karna bagian intimnya masih terasa perih sekarang.
Syahid yang melihat nayla hanya berdiri pun paham, segera syahid mengangkat tubuh nayla dan menggendong nayla seperti sebelumnya.
Nayla dengan reflek memeluk leher syahid namun saat melihat leher syahid nayla tersenyum malu, sebab di leher syahid ada bekas percintaan mereka semalam.
" pfftt.. Punya tuan syahid besar ya non, sampai non gak bisa jalan.?" Ucap yoga menahan tawa melihat nayla yang ada di gendongan syahid.
Syahid yang mendengar langsung melotot menatap yoga, sedangkan nayla hanya menunduk malu.
" masih jam setengah 6, kita di sini dulu ga, nunggu efek obatnya bereaksi." Ucap syahid yang tidak menanggapi ucapan yoga sebelumnya.
" baik tuan, saya juga sudah menghubungi tuan prabu jika kita akan telat datang ke perusahaan." Jawab yoga syahid tersenyum mendengarnya.
Mereka terus mengobrol, sampai satu jam obat pereda nyeri nayla sudah bereaksi, mereka pun segera pergi dari apartemen. Namun lagi lagi yoga menahan tawa ketika melihat nayla yang sedang berjalan seperti bocah yang baru saja selesai di sunat.
" sekali lagi aku dengar kamu tertawa, aku akan suruh papah buat potong gaji mu bulan ini." Ucap nayla yang kesal melihat yoga menahan tawa, syahid hanya tersenyum melihat yoga yang panik sekarang.
" ja-jangan non, cicilan saya masih banyak." Jawab yoga panik.
" sudah nay, ayo kita masuk, mamah dan papah pasti sudah nungguin kita di rumah." Ucap syahid membukakan pintu mobil untuk nayla, nayla pun mengangguk setuju, sedangkan yoga masih panik dan salah tingkah.
" sudah ga, ayo masuk jangan pikirkan ucapan nayla." ucap syahid yang melihat yoga belum masuk ke mobil, yoga mengangguk dan tersenyum ketika melihat leher syahid merah.
Mereka pun segera meninggalkan apartemen, mengingat jam sudah semakin siang, yoga tidak mau jika pak prabu memarahinya nanti.
Tidak sampai lebih dari 1 jam, syahid, nayla dan yoga sudah sampai di depan rumah nayla, dan mereka melihat ada bu ningrum yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah.
" akhirnya kalian pulang juga, mamah sangat khawatir sama kalian." Ucap bu ningrum langsung menghentikan aktivitasnya saat melihat syahid dan nayla yang turun dari mobil yoga.
" mamah.."
Bukannya menjawab khawatiran bu ningrum, justru nayla malah berlari memeluk bu ningrum membuat bu ningrum yang melihat nayla merasa heran.
Sedangkan syahid dan yoga yang mendapat tatapan dari bu ningrum hanya tersenyum, dan berjalan menghampiri bu ningrum.
" ada apa sayang, kenapa kamu menangis." Tanya bu ningrum, nayla melepaskan pelukannya terlebih dulu sebelum menjawab.
" aldo mah, dia mau jebak aku." Jawab nayla mengadukan aldo, bu ningrum yang mendengar nama aldo di sebut kaget.
Ya bu ningrum lah yang mengenalkan aldo pada nayla, aldo adalah anak dari teman bu ningrum, mereka memiliki tujuan untuk menjodohkan nayla dan aldo.
Nayla yang awalnya belum tahu sifat aldo yang sebenarnya hanya menerima karna memang aldo tampan dan mapan, namun setelah mencari informasi dan melihat dengan mata kepalanya sendiri nayla sangat jijik dengan aldo yang suka bermain wanita.
" ayo masuk dulu, ceritakan semua sama mamah di dalam." Ucap bu ningrum mengajak mereka bertiga masuk.
Namun saat sedang berjalan, bu ningrum menyadari cara berjalan nayla yang aneh, namun bu ningrum tidak bertanya.
.
Setelah duduk di sofa, nayla langsung menceritakan secara detail kejadian semalam, namun dia hanya menceritakan sampai dia di selamatkan syahid.
Tentu saja bu ningrum yang mendengar sangat marah, apa lagi pak prabu yang ternyata mendengar cerita nayla dari belakang mereka.
" ga, kamu cabut semua investasi saya di perusahaan mereka, saya minta hari ini juga, saya tidak mau ada hubungan bisnis lagi dengan mereka." Ucap pak prabu tiba tiba membuat mereka yang mendengar langsung mengalihkan pandangan menatap pak prabu.
" baik tuan, saya akan ke perusahaan sekarang, tapi." Jawab yoga, menatap syahid karna syahid meminta menunggunya sebelum turun mobil tadi.
" nggak apa apa, kamu pergi saja, sepertinya juga aku nggak masuk hari ini, aku mau menjaga istri ku." Ucap syahid, yoga tersenyum dan mengangguk mendengarnya. Sedangkan pak perabu dan bu ningrum menatap bingung syahid dan nayla secara bergantian.
Nayla sendiri yang mendengar ucapan syahid tersenyum senyum malu, entah apa yang sedang nayla pikirkan.
" kalau seperti itu saya pamit dulu tuan, permisi.." Ucap yoga segera berjalan setelah mendapat anggukan dari pak prabu dan syahid.
" ayo nay, lebih baik kamu istirahat di kamar." Ucap syahid setelah kepergian yoga.
" tapi soal aldo.?" Ucap nayla terhenti karna pak prabu memotongnya.
" papah yang akan mengurus anak itu."
Nayla mengangguk mengerti, syahid pun segera menuntun nayla, membuat pak prabu dan bu ningrum mengernyit heran.
Namun saat melihat nayla berjalan, bu ningrum menyadari sesuatu, dan tersenyum menatap pak prabu yang masih bingung dengan syahid dan nayla.
" pah, sepertinya kita sebentar lagi akan punya cucu. Papah lihat cara berjalan nayla berbeda dari kemarin." Ucap bu indah membuat pak prabu kaget.
" semoga saja syahid semalam datangnya tepat waktu dan menjadi penolong nayla, papah harap mereka memang sudah melakukan hubungan suami istri mah." Ucap pak prabu, bu ningrum mengangguk.
" ya sudah, papah berangkat dulu, mamah cariin obat buat nayla agar cepat membaik, pasti dulu mamah juga mengalami seperti itu bukan." Lanjut pak prabu berpamitan, bu ningrum yang mendengar hanya mengangguk dan tersenyum malu.
" ya sudah, hati hati ya pah, aldo dan orang tuanya orang berbahaya, mamah harap papah jangan bertindak gegabah." Jawab bu ningrum, pak prabu hanya mengangguk dan tersenyum sambil berjalan meninggalkan bu indah.
Bersambung...