Cinta Manis Tuan Kendra

Sontak saja Desi terdiam ketika mendengar permintaan aneh Kendra. Bagi Desi permintaan tuannya itu benar-benar tidak masuk di akal. Dasar Kendra modus!

"Tu--Tuan ...." Seketika saja tubuh Desi merinding ketakutan di saat Kendra mulai mendekati wajahnya. Pria itu nampak tidak main-main dengan permintaannya yang ingin segera dicium oleh Desi.

Desi pun berusaha menghindar dengan cara mendorong dada bidang milik Kendra. Namun hal itu hanya sia-sia saja.

DAN ....

Bruk-!

"GADIS NAKAL!" teriak Kendra dengan murka. Bagaimana tidak murka? Desi si gadis nakal itu mendorong Kendra dengan sekuat tenaganya, sehingga Kendra langsung terjatuh dari atas tempat tidur.

"Upss ...." Desi langsung panik karena tidak menyangka jika dorongannya itu bisa membuat Kendra sampai terjatuh.

"Berani sekali kau mendorongku!" Kendra segera berdiri lalu menatap Desi dengan tatapan yang mematikan. Desi yang melihat itu pun lantas semakin panik.

"Ma--Maaf, Tuan. A--Aku tidak sengaja. Tuan sih! Siapa suruh bikin aku takut, jadinya aku dorong deh!" sungut Desi yang malah menyalahkan semua ini pada Kendra.

"Jadi kau menyalahkan semua ini padaku setelah kau berani mendorongku dari atas tempat tidur?!" sentak Kendra semakin murka. Desi pun mengangguk tanpa dosa yang membuat otak Kendra semakin memanas dan ingin segera menghukum gadis nakalnya itu.

"Gadis nakal, kemari kau!" Kendra hendak meraih tangan Desi namun Desi segera menghindar. Gadis itu melompat dari atas tempat tidur lalu berlari terbirit-birit keluar dari kamar itu.

"HUAAAA, TOLONG!" teriak Desi begitu ketakutan.

"Gadis nakal, jangan lari!" teriak Kendra. Pria itu tidak tinggal diam, ia segera menyusul ke mana Desi pergi. Gadis nakalnya itu memang harus diberi hukuman setelah apa yang sudah diperbuat!

Mansion itu pun seketika ramai dengan suara teriakan Desi dan Kendra yang sedang bermain kejar-kejaran di seluruh penjuru mansion.

"Gadis nakal, berhenti! Kamu bisa terjatuh!" teriak Kendra seketika panik karena Desi berlari menuruni tangga dengan kecepatan yang sangat cepat.

"Tidak mau! Kalau aku berhenti Tuan pasti akan menghukumku!" teriak Desi tidak peduli. Gadis itu benar-benar keras kepala. Entah mengapa Tuan Kendra bisa suka padanya.

Kendra bernafas dengan lega karena Desi berhasil menuruni tangga dengan selamat. Ia pun kembali mengejar gadis nakalnya itu.

"Laras, tolong selamatkan aku!" teriak Desi yang sudah tidak sanggup berlari. Ia pun memutuskan untuk bersembunyi di belakang Laras. Lora yang sedang menyapu lantai pun lantas merasa kebingungan.

"Ada apa, Nona?" tanya Lora tidak mengerti.

"Ada monster yang sedang mengejarku. Aku takut sekali," jawab Desi.

"MONSTER KATAMU!" bentak Kendra yang tiba-tiba datang yang membuat Lora dan Desi langsung terkejut.

"Itu dia monsternya!" ucap Desi membuat Kendra benar-benar murka saat ini.

"Beraninya kau menyebutku monster, gadis nakal!"

"Kenapa? Marah? Marah aja, wlee!" Desi menjulurkan lidahnya ke arah Kendra. Gadis itu semakin berani melawan tuannya sendiri karena mengira Lora akan melindunginya.

"Menyingkir, Lora! Aku ingin menghukum gadis nakal itu!" titah Kendra berahlih menatap Lora dengan tatapan yang sangat tajam.

"Jangan, Lora! Kalau kamu menyingkir monster itu akan menghukumku!" ucap Desi masih setia bersembunyi di belakang kepala maid tersebut.

"Ta--Tapi ...."

"Jika kau mau menyingkir, gajimu bulan ini akan aku tambah sebesar 50%!" ucap Kendra dengan senyuman liciknya.

Mendengar hal tersebut membuat mata Lora seketika berbinar-binar seperti anak anjing. "Baik, Tuan!" Lora pun segera menyingkir dari hadapan Desi yang membuat Desi seketika melotot dengan sangat sempurna.

"Lora!" rengek Desi ketika Lora pergi dari sana.

"Maafkan saya, Nona. Uang lebih manis daripada madu!" ucap Lora yang tertawa cekikikan dan segera pergi dari sana.

"Mau lari ke mana lagi kamu, hm?" Dengan senyuman miringnya, Kendra mulai melangkah mendekati Desi.

"Tu--Tuan ...." lirih Desi seketika melangkah mundur ke belakang. "Hehehe, Tuan. Maafin aku, ya? Tadi itu aku hanya bercanda," ucap Desi mulai panik ketika Kendra semakin mendekat ke arahnya.

"Tidak ada kata maaf untukmu, gadis nakal! Hari ini kau telah membuktikan bahwa sebutan gadis nakal memang sangat cocok untukmu!" sungut Kendra.

GREP-!

Kendra langsung menarik Desi ke dalam pelukannya.

"HUAAA, TUAN!" rengek Desi.

Kendra mendekatkan wajahnya ke wajah Desi. Lalu ...

"Kak Ken!" Seorang gadis tiba-tiba muncul di sana yang membuat Kendra dan Desi seketika menoleh.

"Kiara?!" pekik Kendra.

"Kakak sedang apa?" tanya Kiara dengan tatapan yang sangat tajam.