Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Menikah
Hampir semalam Aryo tidak bisa tidur. Masih tidak menyangka jika putrinya akan menikah dengan Louise. Seorang CEO perusahaan terbesar di negara ini dengan harta kekayaan yang tidak akan habis tujuh turunan. Kehidupannya dan status sosialnya juga pasti akan meningkat karena merupakan bagian dari keluarga Maxim. Ah senangnya.
Keesokkan harinya Aryo menghubungi perusahaan Boison Grup ingin membuat janji bertemu dengan Louise. Tapi sayangnya hari sampai satu minggu ke depan Louise melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.
*
Setelah melakukan perjalanan selama tujuh belas jam dengan pesawat akhirnya Louise tiba di London. Saat ini sudah menunjukkan pukul delapan malam jadi Louise langsung menuju kediaman orang tuanya yang memang sudah lama tinggal di London.
"Apa kabar Lou ? mommy sangat merindukan mu." Revina memeluk putra pertamanya dengan sayang.
Sudah hampir delapan bulan mereka tidak bertemu sejak terakhir kali di acara pernikahan Aurora. Sepupunya Louise.
"Aku baik mom. Mommy apa kabar ?"
"Kabar mommy dan yang lainnya baik." jawab Revina seraya melepaskan pelukannya.
"Di mana Daddy dan Laura ?" tanya Louise.
"Daddy sedang ada di ruang kerja dan Laura di kamarnya."
"Mom, ada yang ingin aku sampaikan pada mommy dan Daddy." kata Louise tampak serius.
Dan di sinilah Louise sekarang. Di ruang kerja sang ayah bersama kedua orang tuanya.
"Mom, dad aku akan menikah bulan depan." kata Louise yang membuat mommy dan daddynya terkejut.
Selain melakukan perjalanan bisnis, Louise juga ingin menemui kedua orang tuanya untuk menyampaikan kabar tentang pernikahannya.
"Benarkah ? apa mommy tidak salah dengar ?" tanya Revina seakan tidak percaya.
"Ya, mom. Aku akan menikah." jawab Louise meyakinkan mom Revina jika dia memang akan menikah.
"Astaga. Akhirnya putra kita akan menikah dad." kata Revina sambil memeluk suaminya, Felix.
Revina begitu terharu sekaligus bahagia karena sebentar lagi akan memiliki menantu.
"Siapa wanita yang berhasil membuat mu ingin menikah ?" tanya Felix yang juga merasa senang karena putranya akan menikah.
"Namanya Elisa Natawijaya, putri kedua dari Aryo Natawijaya." jawab Louise sambil meletakkan sebuah foto di atas meja depan kedua orang tua.
Revina segera mengambil foto itu dan melihat betapa cantiknya wanita yang akan menjadi menantunya. Sedangkan Felix masih fokus pada nama yang di sebutkan oleh putranya.
*
Satu minggu sudah berlalu. Aryo sudah tidak sabar ingin bertemu calon menantunya. Pria tua itu bahkan datang tiga puluh menit lebih awal ke perusahaan Boison Grup untuk membuat Louise terkesan.
"Maaf Tuan Aryo jika aku kurang sopan karena belum sempat melamar putri anda secara resmi." kata Louise tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Tidak apa-apa, Tuan Louise. Aku juga tidak menyangka jika anda mau menikah dengan putri ku." kata Aryo dengan wajah yang bahagia.
Sementara Louise hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan bakal calon ayah mertuanya.
"Sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan terkait pernikahan kalian." lanjut Aryo lagi.
"Katakan !" perintah Louise menatap dalam Aryo sehingga membuat pria tua itu sedikit gugup.
"Em, begini Tuan Louise, Elis itu adalah putri bungsu ku. Mamanya baru beberapa waktu lalu meninggal dunia dan aku sangat merasa bersalah karena sejak kecil belum bisa memberikan kebahagiaan yang utuh untuknya." kata Aryo berbasa basi sebelum menyampaikan maksud dan tujuan utamanya.
"Jadi aku ingin memohon berjanjilah untuk selalu menjaga dan membahagiakan dia." lanjut Aryo lagi.
"Apa ini ?" tanya Louise ketika Aryo menyodorkan sebuah berkas di atas mejanya.